Resesi Membayangi, Simak Tips Investasi Bagi Investor Kripto

Jum'at, 21 Oktober 2022 - 13:31 WIB
loading...
Resesi Membayangi, Simak Tips Investasi Bagi Investor Kripto
Di tengah ancaman resesi, hendaknya investor lebih cermat dalam menyimpan dan mengembangkan aset agar tetap bertumbuh. Foto/pexels/karolina grabowska
A A A
JAKARTA - Ekonomi global tengah dinaungi awan mendung menyusul proyeksi berbagai lembaga keuangan internasional tentang potensi terjadinya resesi yang memangkas pertumbuhan ekonomi.

Proyeksi tersebut juga mengacu kepada laporan World Economic Outlook: Countering The Cost of Living Crisis yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) yang dirilis pada Selasa (11/10).

Data laporan menunjukkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni di angka 3,2%. Namun untuk tahun depan, pertumbuhan ekonomi dipangkas menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%.

IMF melihat situasi 2023 merupakan profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global.

Gejolak ekonomi yang terjadi saat ini tak luput dari perhatian para pemain di industri kripto, salah satunya PT Pintu Kemana Saja dengan brand Pintu, platform jual beli dan investasi aset kripto.

Chief Marketing Officer Pintu Timothius Martin menyatakan, investor harus selalu memahami berbagai faktor resiko yang bisa timbul baik dari sisi makro-ekonomi, fundamental project atau aset, dan keadaan teknikal pasar.

“Selain itu, di masa ‘winter dan kemungkinan adanya resesi seperti saat ini, sangat penting juga untuk kita bisa lebih disiplin dalam mengatur keuangan dan menggunakan metode terstruktur seperti Dollar Cost Averaging (DCA) yang dapat membantu mengurangi risiko investasi dalam jangka panjang,” ujarnya, dikutip Jumat (21/10/2022).



IMF dalam laporan yang sama memprediksi kemungkinan 25% pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 akan turun sebesar 2% yang diakibatkan beberapa faktor seperti kondisi geopolitik antara Rusia dan Ukraina, peningkatan inflasi, hingga terdapat perlambatan pada ekonomi China.

“Dengan banyaknya faktor yang merujuk kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi muncul kekhawatiran masyarakat terhadap alokasi dana untuk investasi,” ungkap Timo, sapaan akrab Timothius Martin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2261 seconds (0.1#10.140)