Optimalkan Potensi Pasar Industri Farmasi dan Kesehatan, Ini Siasat Argon Group
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh impresif sebesar 5,44% secara tahunan pada triwulan 2 tahun 2022 menurut Data Pusat Statistik (BPS), kendati menghadapi tekanan inflasi global dan ancaman resesi. Ini menandakan tren pemulihanekonomi Indonesia terus berlanjut dan semakin menguat.
Dalam catatan BPS, salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif selama semester pertama tahun 2022 adalah jasa kesehatan. Tingkat pertumbuhan jasa kesehatan mencapai 6,45% secara tahunan per Juni 2022. Adapun pertumbuhan industri farmasi di Indonesia diperkirakan mencapai dua kali lipat pada 2025 dengan estimasi nilai pasar sekitar USD20 miliar.
Presiden Direktur PT Medela Potentia atau Argon Group, Krestijanto Pandji memperkirakan, ada potensi perubahan pertumbuhan pendapatan dari masing-masing segmen bisnis Argon Group di industri kesehatan .
Argon Group menjalankan, lini bisnis distribusi produk farmasi, produk kesehatan dan alat kesehatan lewat beberapa anak usahanya, termasuk PT Anugrah Argon Medica (AAM) yang telah berdiri sejak 1980 silam.
“Kelangsungan bisnis distribusi ini didukung oleh 1 Pusat Distribusi Nasional, 33 Gudang Cabang, dan 3 Kantor Perwakilan yang menjangkau 34 provinsi di Indonesia,” katanya dalam siaran pers di Jakarta.
Argon Group terus membuka peluang untuk menambah jaringan distribusi di Indonesia. “Kami akan terus menambah cabang seiring dengan meningkatnya permintaan dan daya beli masyarakat di sektor kesehatan,” ujar Krestijanto.
Argon Group juga memiliki lini bisnis inisiatif digital melalui PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA) yang baru didirikan pada tahun 2022. Argon Group mengedepankan teknologi digital yang terintegrasi dan pengambilan keputusan berdasarkan data.
Kiprah Argon Group dimulai pada 1980 dengan mendirikan PT Anugrah Argon Medica (AAM) sebagai distributor produk farmasi PT Dexa Medica. Saat ini AAM tetap fokus di bidang distribusi produk obat-obatan, produk kesehatan dan alat Kesehatan dengan lebih dari 70 prinsipal terdepan di industri kesehatan.
Direktur Utama AAM, Juliwaty menyatakan, bahwa distribusi merupakan kunci dari sebuah industri agar hasil produksi bisa diakses oleh masyarakat dimanapun mereka berada. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, AAM menyatukan peran distribusi dan teknologi untuk menunjang rantai pasokan produk obat-obatan, produk kesehatan dan alat kesehatan.
Kerja produktif melalui teknologi dan sistem informasi terintegrasi guna menunjang rantai pasokan berbagai produk kesehatan sangat urgen dan penting saat ini. Karena itu, AAM senantiasa bersikap kreatif dan inovatif.
Juliwaty mengemukakan, AAM senantiasa melakukan pengembangan berkesinambungan yang adaptif terhadap perubahan lanskap bisnis. Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan bisnis proses yang ada melalui sistem IT agar lebih produktif dengan mengelola resiko dan mengedepankan kepatuhan.
Menurut Juliwaty, AAM memiliki visi sebagai perusahaan terdepan yang didedikasikan untuk memberikan nilai tambah yang signifikan bagi kepentingan pelanggan dan mitra bisnis.
Semua ini AAM lakukan agar dapat mencapai kesehatan untuk semua, baik secara nasional, regional dan global melalui operasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Dalam menjalankan aktivitas bisnis, Perseroan mengutamakan kepuasan pelanggan dengan mengoptimalkan sejumlah keunggulan yang dimiliki.
Itu seperti keunggulan dalam hal layanan distribusi yang mencakup transportasi, gudang dan fasilitasnya yang selalu memastikan kualitas dan keamanan, ketersediaan kapasitas, dan suhu gudang yang terjaga.
Adapun terkait solusi digital, AAM menerapkan IPOS Integrated Purchase Order System yakni sebuah sistem yang terintegrasi dengan berbagai fitur lain yang akan memudahkan pelanggan dalam melakukan pemesanan ke AAM.
“Sebagai perusahaan distribusi produk farmasi dan produk kesehatan (consumer product), AAM berkomitmen untuk memuaskan semua pelanggan dan prinsipal. Itu kami lakukan dengan memberikan layanan yang efektif dan efisien melalui jenis produk yang semakin lengkap, jangkauan yang semakin luas dan sistem informasi yang handal dan terpercaya,” katanya.
Menurut Juliwaty, dengan bekal pengalaman dan dipercaya sebagai perusahaan distribusi produk obat, AAM terus menjadi pilihan bagi mitra bisnisnya. Salah satunya adalah perusahaan farmasi nasional PT Erlangga Edi Laboratories (Erela).
Erela mempercayakan, produknya didistribusikan oleh AAM untuk channel Rumah Sakit dan Klinik terhitung mulai tanggal 1 Juli 2022. Erela adalah perusahaan farmasi yang didirikan di Semarang dan selama lebih dari 57 tahun melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia.
AAM mendistribusikan produk Erela yang mencakup multivitamin, obat tetes mata, anti nyeri lambung, antibiotik, obat vertigo, obat rematik, obat asam urat dan pencegahan anemia. Produk tersebut akan didistribusikan oleh AAM melalui 36 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain Erela, PT Phapros Tbk (PEHA) pada bulan Agustus 2022 juga menggandeng AAM untuk mendistribusikan produk farmasinya ke seluruh Indonesia. Kerjasama ini merupakan konsekuensi logis atas pertumbuhan industri farmasi di Indonesia yang cukup signifikan. Hal ini mendorong banyak produsen obat-obatan untuk terus memperluas jaringan distribusinya.
PEHA yang merupakan BUMN farmasi mempercayakan produknya didistribusikan oleh AAM secara nasional terhitung mulai tanggal 01 Agustus 2022. PEHA adalah perusahaan farmasi yang didirikan sejak 1954 dan saat ini memproduksi lebih dari 250 jenis obat.
AAM mendistribusikan produk PEHA yang mencakup suplemen multivitamin, obat flu dan demam, obat alergi, antibiotik, dan banyak produk lainnya. Produk tersebut akan didistribusikan oleh AAM melalui 36 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
PEHA sangat menaruh perhatian terhadap rantai distribusi agar obat-obatan maupun alat kesehatan yang diproduksinya melalui proses yang panjang dan pengendalian kualitas yang ketat dapat dijangkau oleh semua daerah di Indonesia.
“AAM berharap, terjalinnya kerjasama serta adanya integrasi distribusi dan teknologi, Erela dan PEHA kedepan dapat tumbuh dan berkembang bersama, serta masyarakat dapat semakin mudah mendapatkan produk-produk berkualitas dari Erela dan PEHA,” tutup Juliwaty.
Dalam catatan BPS, salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan positif selama semester pertama tahun 2022 adalah jasa kesehatan. Tingkat pertumbuhan jasa kesehatan mencapai 6,45% secara tahunan per Juni 2022. Adapun pertumbuhan industri farmasi di Indonesia diperkirakan mencapai dua kali lipat pada 2025 dengan estimasi nilai pasar sekitar USD20 miliar.
Presiden Direktur PT Medela Potentia atau Argon Group, Krestijanto Pandji memperkirakan, ada potensi perubahan pertumbuhan pendapatan dari masing-masing segmen bisnis Argon Group di industri kesehatan .
Argon Group menjalankan, lini bisnis distribusi produk farmasi, produk kesehatan dan alat kesehatan lewat beberapa anak usahanya, termasuk PT Anugrah Argon Medica (AAM) yang telah berdiri sejak 1980 silam.
“Kelangsungan bisnis distribusi ini didukung oleh 1 Pusat Distribusi Nasional, 33 Gudang Cabang, dan 3 Kantor Perwakilan yang menjangkau 34 provinsi di Indonesia,” katanya dalam siaran pers di Jakarta.
Argon Group terus membuka peluang untuk menambah jaringan distribusi di Indonesia. “Kami akan terus menambah cabang seiring dengan meningkatnya permintaan dan daya beli masyarakat di sektor kesehatan,” ujar Krestijanto.
Argon Group juga memiliki lini bisnis inisiatif digital melalui PT Karsa Inti Tuju Askara (KITA) yang baru didirikan pada tahun 2022. Argon Group mengedepankan teknologi digital yang terintegrasi dan pengambilan keputusan berdasarkan data.
Kiprah Argon Group dimulai pada 1980 dengan mendirikan PT Anugrah Argon Medica (AAM) sebagai distributor produk farmasi PT Dexa Medica. Saat ini AAM tetap fokus di bidang distribusi produk obat-obatan, produk kesehatan dan alat Kesehatan dengan lebih dari 70 prinsipal terdepan di industri kesehatan.
Direktur Utama AAM, Juliwaty menyatakan, bahwa distribusi merupakan kunci dari sebuah industri agar hasil produksi bisa diakses oleh masyarakat dimanapun mereka berada. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, AAM menyatukan peran distribusi dan teknologi untuk menunjang rantai pasokan produk obat-obatan, produk kesehatan dan alat kesehatan.
Kerja produktif melalui teknologi dan sistem informasi terintegrasi guna menunjang rantai pasokan berbagai produk kesehatan sangat urgen dan penting saat ini. Karena itu, AAM senantiasa bersikap kreatif dan inovatif.
Juliwaty mengemukakan, AAM senantiasa melakukan pengembangan berkesinambungan yang adaptif terhadap perubahan lanskap bisnis. Hal itu dilakukan dengan mengoptimalkan bisnis proses yang ada melalui sistem IT agar lebih produktif dengan mengelola resiko dan mengedepankan kepatuhan.
Menurut Juliwaty, AAM memiliki visi sebagai perusahaan terdepan yang didedikasikan untuk memberikan nilai tambah yang signifikan bagi kepentingan pelanggan dan mitra bisnis.
Semua ini AAM lakukan agar dapat mencapai kesehatan untuk semua, baik secara nasional, regional dan global melalui operasi yang efektif, efisien dan berkelanjutan. Dalam menjalankan aktivitas bisnis, Perseroan mengutamakan kepuasan pelanggan dengan mengoptimalkan sejumlah keunggulan yang dimiliki.
Itu seperti keunggulan dalam hal layanan distribusi yang mencakup transportasi, gudang dan fasilitasnya yang selalu memastikan kualitas dan keamanan, ketersediaan kapasitas, dan suhu gudang yang terjaga.
Adapun terkait solusi digital, AAM menerapkan IPOS Integrated Purchase Order System yakni sebuah sistem yang terintegrasi dengan berbagai fitur lain yang akan memudahkan pelanggan dalam melakukan pemesanan ke AAM.
“Sebagai perusahaan distribusi produk farmasi dan produk kesehatan (consumer product), AAM berkomitmen untuk memuaskan semua pelanggan dan prinsipal. Itu kami lakukan dengan memberikan layanan yang efektif dan efisien melalui jenis produk yang semakin lengkap, jangkauan yang semakin luas dan sistem informasi yang handal dan terpercaya,” katanya.
Menurut Juliwaty, dengan bekal pengalaman dan dipercaya sebagai perusahaan distribusi produk obat, AAM terus menjadi pilihan bagi mitra bisnisnya. Salah satunya adalah perusahaan farmasi nasional PT Erlangga Edi Laboratories (Erela).
Erela mempercayakan, produknya didistribusikan oleh AAM untuk channel Rumah Sakit dan Klinik terhitung mulai tanggal 1 Juli 2022. Erela adalah perusahaan farmasi yang didirikan di Semarang dan selama lebih dari 57 tahun melayani kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia.
AAM mendistribusikan produk Erela yang mencakup multivitamin, obat tetes mata, anti nyeri lambung, antibiotik, obat vertigo, obat rematik, obat asam urat dan pencegahan anemia. Produk tersebut akan didistribusikan oleh AAM melalui 36 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain Erela, PT Phapros Tbk (PEHA) pada bulan Agustus 2022 juga menggandeng AAM untuk mendistribusikan produk farmasinya ke seluruh Indonesia. Kerjasama ini merupakan konsekuensi logis atas pertumbuhan industri farmasi di Indonesia yang cukup signifikan. Hal ini mendorong banyak produsen obat-obatan untuk terus memperluas jaringan distribusinya.
PEHA yang merupakan BUMN farmasi mempercayakan produknya didistribusikan oleh AAM secara nasional terhitung mulai tanggal 01 Agustus 2022. PEHA adalah perusahaan farmasi yang didirikan sejak 1954 dan saat ini memproduksi lebih dari 250 jenis obat.
AAM mendistribusikan produk PEHA yang mencakup suplemen multivitamin, obat flu dan demam, obat alergi, antibiotik, dan banyak produk lainnya. Produk tersebut akan didistribusikan oleh AAM melalui 36 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
PEHA sangat menaruh perhatian terhadap rantai distribusi agar obat-obatan maupun alat kesehatan yang diproduksinya melalui proses yang panjang dan pengendalian kualitas yang ketat dapat dijangkau oleh semua daerah di Indonesia.
“AAM berharap, terjalinnya kerjasama serta adanya integrasi distribusi dan teknologi, Erela dan PEHA kedepan dapat tumbuh dan berkembang bersama, serta masyarakat dapat semakin mudah mendapatkan produk-produk berkualitas dari Erela dan PEHA,” tutup Juliwaty.
(akr)