Jokowi Effect Tak Berdaya Lindungi Rupiah

Rabu, 17 Desember 2014 - 21:23 WIB
Jokowi Effect Tak Berdaya Lindungi Rupiah
Jokowi Effect Tak Berdaya Lindungi Rupiah
A A A
JAKARTA - Momentum penguatan rupiah saat Joko Widodo (Jokowi) terpilih dan dilantik sebagai presiden RI, yang dikenal dengan istilah Jokowi Effect, kini tidak berdaya.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (USD) hampir menyentuh Rp13.000 per USD, atau terendah sejak 1998.

Ekonom senior Rizal Ramli menyatakan, siapapun yang menjadi presidennya, jika tidak memiliki program untuk mengurangi tekanan terhadap fundamental ekonomi (quatro deficit), rupiah akan terus anjlok hingga angka Rp14.000 per USD.

"Semua analis pemuja Jokowi berulang mengatakan sebelum Pilpres, jika Jokowi terpilih jadi presiden, rupiah akan menguat di bawah Rp9.000 per USD. Tetapi saya sebaliknya mengatakan siapapun presidennya jika tidak punya program untuk mengurangi quatro deficits, rupiah akan terus anjlok ke Rp14.000 per USD," ujarnya kepada Sindonews, Rabu (17/12/2014).

Lebih lanjut, dia mengatakan, jika fundamental ekonomi Indonesia, seperti neraca perdagangan, neraca transaksi berjalan, neraca pembayaran, dan APBN dalam kondisi sehat, maka pengaruh pengetatan bank sentral Amerika (The Federal Reserve/The Fed) akan sangat minimal.

"Tetapi jika fundamental ekonomi tidak sehat (quatro deficits), sedikit saja pengetatan moneter di Amerika, rupiah anjlok tajam," ungkap mantan menteri koordinator bidang perekonomian ini.

Dia kecewa dengan sikap para menteri ekonomi Jokowi yang justru sibuk menyalahkan faktor-faktor eksternal atas ambruknya rupiah.

‪"Sayang sampai saat ini Menteri Jokowi hanya sibuk menyalahkan faktor internasional. Tapi, tidak menjelaskan secara rinci apa yang akan dilakukan untuk mengurangi quatro deficits secepatnya," tandas Rizal.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6193 seconds (0.1#10.140)