Pertamina dan PLN Kompak Tagih Rp500 Triliun ke Sri Mulyani, Buat Apa?

Jum'at, 02 Desember 2022 - 12:00 WIB
loading...
Pertamina dan PLN Kompak Tagih Rp500 Triliun ke Sri Mulyani, Buat Apa?
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa tagihan kompensasi PLN dan Pertamina belum dibayar dengan nilai mencapai ratusan triliun. FOTO/dok.Istimewa
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kebijakan fiskal di tahun 2022 ini menaikkan lebih dari tiga kali lipat subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM), pada saat harga BBM naik di atas USD100.

"Sekarang ada double, ICP-nya di atas USD100, kursnya juga relatif di atas asumsi APBN yang berada di Rp14.750. Ini menyebabkan kenapa tagihan PLN dan Pertamina ke saya banyak banget, sampai di atas Rp500 triliun," ujar Sri Mulyani dalam Kompas100 CEO Forum 2022 bertajuk "Membuat Terang di Tahun Menantang: 7 Langkah Menavigasikan Pemulihan 2023" secara virtual di Jakarta, Jumat (2/12/2022).



Menurut dia angka tersebut untuk menjaga 2 BUMN tersebut tetap berjalan dan masyarakat tetap terjaga daya belinya. Hal ini karena shock yang terjadi dari luar tidak di-pass through ke masyarakat. "Nah, harga Indonesia Crude Price (ICP) ini tahun depan masih akan kita lihat, dinamikanya luar biasa sekali," ungkap Sri Mulyani.

Dia mengungkapkan pertemuan OPEC dan perang Rusia dan Ukraina yang terus berlangsung dan sekarang manuver G7 untuk melakukan price cap terhadap minyak dikhawatirkan akan membuat harga bergejolak. Hal ini akan mempengaruhi asumsi harga minyak tahun depan, yang nantinya akan menentukan berapa besar ICP itu mempengaruhi harga listrik dan BBM di Indonesia. Di saat yang sama, pemerintah juga tetap meneruskan kebijakan mengenai transisi energi menuju energi hijau.



"Jadi dalam kondisi guncangan, kita juga tidak kehilangan visi jangka menengah kita untuk menjadi negara yang akan makin komit terhadap pertumbuhan ekonomi tetapi makin hijau. Nah ini semuanya menggunakan fiscal tools kita, baik dalam bentuk subsidi, kompensasi, insentif terhadap investasi, dan juga dari sisi kemampuan kita untuk membuat kebijakan yang konsisten ke depan," tandas Sri Mulyani.

(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1708 seconds (0.1#10.140)