Namun mantan presiden klub sepak bola Inter Milan itupun mengaku siap jika harus dihentikan oleh presiden. Erick beralasan jabatannya sebagai menteri BUMN hanya amanah yang harus dijalankan dan setiap saat harus siap untuk diberhentikan.
"Banyak pertanyaan yang datang kepada saya tentang isu reshuffle ini. Dari awal saya diangkat menjadi Menteri, saya selalu mengatakan kita harus siap diangkat dan siap juga jika harus dicopot. Karena kita semua adalah pembantu Presiden," tulis Erick dalam akun media sosialnya di Jakarta, Sabtu (11/7/2020).
Baca Juga: Jokowi Sebut Reshuffle, Pengamat: Peringatan agar Menteri Perbaiki Kinerja
Baca Juga:
Ia pun tidak peduli dengan kabar yang beredar tersebut, tapi yang terpenting ialah terus bekerja membuat tata kelola BUMN menajdi lebih baik. Pihaknya akan terus meningkatkan kinerja untuk mencapai Key Perfomance Indikator (KPI) yang telah ditargetkan presiden.
"Penilaian akhirnya diserahkan kepada presiden. Review dan masukan sangatlah penting bagi kami untuk dapat terus bertansformasi menjadi semakin baik lagi, untuk Indonesia,"katanya.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi dengan gamblang akan merombak kabinetnya dalam rapat kabinet yang digelar belum lama ini. Pada kesempatan itu presiden sempat marah besar karena kecewa dengan kinerja kabinet yang dianggap hanya biasa saja dalam menanggulangi pandemi Covid-19.
(nng)