INSA Minta Tinjau Ulang Kenaikan Tarif Pelabuhan Batam

Rabu, 01 April 2015 - 05:20 WIB
INSA Minta Tinjau Ulang Kenaikan Tarif Pelabuhan Batam
INSA Minta Tinjau Ulang Kenaikan Tarif Pelabuhan Batam
A A A
JAKARTA - Ketua Indonesian Ship Owner Association (INSA) Batam Zulkifli Ali mengatakan seharusnya BP Batam membicarakan terlebih dahulu dengan pengguna jasa kepelabuhan jika ingin menaikkan tarif. Untuk itu, kenaikan tarif harus ditinjau ulang dengan memperhatikan iklim ekonomi saat ini yang belum kondusif, terutama bisnis angkutan pelayaran.

"Momentum rencana kenaikan dinilai tidak tepat jika bercermin momen ekonomi saat ini. Harusnya tengok dulu ekonomi sekarang. Biasanya kalau mau naikkan tarif selalu berbicara dengan INSA," ujarnya, Selasa (31/32015).

Dia mengatakan saat ini kondisi bisnis pelayaran angkutan belum sepenuhnya pulih seperti tahun-tahun sebelumnya. Penyebab utama adalah pelemahan ekspor-impor disertai anjloknya harga minyak dunia. Sehingga, kenaikan tarif jasa kepelabuhan kurang tepat.

Dia menilai biaya tarif pelabuhan di Batam selama ini justru lebih murah jika dibandingkan Jakarta. "Kalau saya rasa tidak perlu dinaikkan. Terakhir kali naik baru dua tahun lalu. Apalagi harga minyak juga belum naik," katanya.

Berdasarkan catatan INSA, sejumlah komponen biaya yang masuk dalam jasa kepelabuhanan mencakup tarif labuh yang dibayar 10 hari sekali, labuh tambat 1x24 jam, tarif navigasi dan tarif rambu.

Komponen itu belum termasuk biaya bongkar muat yang mencakup Container Handling Charges (CHC) dan Terminal Handling Charge (THC).

Sementara itu, Kepala BI Kepri Gusti Raizal Eka Putra menyoroti kapal logistik yang belum bisa mengurangi lag time agar bisa mempercepat arus barang ke pasar. BI mencatat lag time untuk kapal Pelni mencapai 20-21 hari dan kapal logistik lain jauh lebih lama.

Masalah itu juga memicu ruwetnya jadwal arus barang dari pelabuhan ke pasar sehingga arus barang selama ini tidak bisa tepat waktu untuk memenuhi permintaan masyarakat sehingga ketersediaan kerap habis dan memicu kenaikan harga.

"Batam (permintaan) puncaknya Sabtu-Minggu , kalau datangnya Senin tidak akan membantu. Menurut saya (distribusi) Jumat bisa membantu. Soal lag time perlu kita lihat juga ke depan," tandasnya.
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6420 seconds (0.1#10.140)