Ramai-Ramai Merapal Indeks Kokoh di Level Goceng

Senin, 13 Juli 2020 - 08:15 WIB
loading...
Ramai-Ramai Merapal Indeks Kokoh di Level Goceng
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pergerakan indeks harga saham gabungan atau IHSG menunjukkan semangat optimisme dari pelaku pasar. Sejak pemerintah di berbagai negara memutuskan untuk melonggarkan karantina, langsung direspons dengan pergerakan positif berbagai indeks bursa saham dunia.

Kinerja IHSG juga terus menunjukkan semangat positif dengan bangkit dari posisi terendahnya di level 3.900 beberapa waktu lalu. Hingga akhir pekan lalu IHSG ditutup di level 5.031.

Chief Economist TanamDuit Ferry Latuhihin memberikan prediksi IHSG akan mampu berakhir di level 5.500-6.000 pada kuartal empat tahun ini. Menurutnya, optimisme itu muncul karena ekonomi nasional sudah mulai berputar lagi dengan cepat. "Pertumbuhan ekonomi nasional di 2020 kemungkinan masih positif. Selama pandemi kita lihat tidak ada social unrest atau kerusuhan. Jadi kemungkinannya aman," ujar Ferry di Jakarta, kemarin (12/7/2020).

Sentimen global dari Amerika Serikat ditandai dengan ekonomi yang juga mulai membaik. Tanda-tandanya positif mulai dari angka pengangguran, ISM untuk manufacturing dan non manufacturing, mortgage application, retail sales, car sales, juga lebih baik dari ekspektasi. "Jadi menurut saya bottom IHSG berada di level 5.000. Minggu ini mungkin tembus 5.100 dan di kuartal 4 bisa berada dalam kisaran 5.500-6.000," ujarnya.

Sementara untuk ancaman second wave akibat penyebaran kasus Covid-19, menurut dia, memang ada. Tapi sangat tidak mungkin dilakukan lockdown lagi di negara mana pun juga. "Kalau itu dilakukan, semua akan makin berat. Kepercayaan para pelaku ekonomi langsung hancur. Jadi dengan kata lain, the show must go on whatever it takes," ujarnya.

Senada Kepala Riset Saham BNI Sekuritas, Kim Kwie Sjamsudin, mengingatkan volatilitas IHSG masih akan cukup tinggi untuk beberapa bulan ke depan. Ini menandakan masih banyak ketidakpastian yang akan menanti akibat pandemi covid19. "Kami di BNI sekuritas mempertahankan target IHSG di akhir tahun ini di level 5.300," ujar Kim hari ini. ( Baca juga:Dana Asing yang Hengkang Bakal Bayangi Indeks di Awal Pekan )

Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta juga mengingatkan pergerakan IHSG masih belum aman. Risiko fluktuasi sehubungan dengan adanya sentimen Covid-19 khususnya ancaman dari second wave yang akan diikuti karantina yang mengancam aktivitas ekonomi. "Kalau masuk periode window dressing, bursa AS mengalami reli baru berdampak ke Indonesia. Sehingga ada kesempatan IHSG bisa berpotensi bullish pada momen tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Anugerah Megah Investama Hans Kwee mengatakan, ada beberapa sentimen yang mungkin mempengaruhi pergerakan IHSG selama pekan ini. Mulai dari peningkatan kasus Covid-19 dan perkiraan akan berlanjut di pekan depan menjadi sentimen negatif pasar saham.

Kemudian juga ada peluang penyebaran virus Covid-19 lewat udara seperti yang disampaikan WHO juga akan menjadi sentimen negatif pasar. "Sedangkan perkembangan obat remdesivir obat antivirus Gilead Sciences bakal menjadi sentimen positif pasar," ujar Hans.

Lonjakan kasus virus Covid-19 dan perintah Mahkamah Agung untuk membuka catatan keuangan Presiden AS Donald Trump, membuat peluang Trump terpilih kembali menjadi lebih sulit karena berpotensi mengungkap sesuatu yang buruk menjadi sentimen pengoyak bagi pasar saham.

Menurut Hans, pasar di awal pekan akan masih diwarnai kekuatiran lonjakan kasus Covid-19 yang telah mendorong potensi lockdown di beberapa Negara. Selain itu ada sentimen negatif dari kasus Covid-19 di Indonesia yang masih menunjukan trend naik dan belum memberikan tanda-tanda puncak.

Meski demikian, perkembangan penelitian obat dan vaksin Covid-19 memberikan sentimen positif pada pasar keuangan. "IHSG pekan ini berpeluang konsolidasi menguat. Setelah kenaikan di awal pekan lalu dengan support di level 4.985 sampai 4.885 dan resistance di level 5.111 sampai 5.150," ujarnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1404 seconds (0.1#10.140)