Bursa China Jatuh, Investor AS Kehilangan Rp538 T

Selasa, 28 Juli 2015 - 11:49 WIB
Bursa China Jatuh, Investor AS Kehilangan Rp538 T
Bursa China Jatuh, Investor AS Kehilangan Rp538 T
A A A
NEW YORK - Kejatuhan bursa saham China mulai serius. Sebanyak 144 saham yang berbasis di China, dengan listing utama di bursa utama Amerika Serikat (AS) telah menghilangkan kekayaan investor di AS hampir USD40 miliar atau setara Rp538 triliun (kurs Rp13.450/USD) sejak indeks komposite Shanghai mencapai puncaknya pada 12 Juni 2015.

Dikutip dari USA Today, kejatuhan bursa saham China menjadi penghancur terbesar kekayaan, yang berdampak menghapuskan nilai pasar perusahaan.

Kerugian indeks komposit Shanghai semakin buruk, mengingat koreksi bursa saham China mencapai 8,5% pada perdagangan kemarin. Indeks telah turun lebih dari 27% sejak mencapai puncaknya tahun ini pada 12 Juni 2015 lalu.

Beberapa saham memberi kontribusi pada kerugian tersebut. Saham e-commerce China, Alibaba (BABA) telah menjadi penghapus terbesar kekayaan investor AS. Saham turun 6,1% sejak 12 Juni 2015, mengingat nilai pasarnya sangat besar menyebabkan investor telah kehilangan USD7,6 miliar selama saham menurun. Kendati demikian, perusahaan masih memiliki nilai pasar sebesar USD208,6 miliar.

Yang juga merugikan investor AS, yakni saham JD.com (JD), toko retail online berbasis di China. Saham yang telah turun 15% sejak rekor yang dicapai indeks Shanghai itu membuat investor menderita kerugian sebesar USD4,5 miliar.

Sementara Vipshop (VIPS) anjlok 21,5% sejak rekor pada Juni, dengan memangkas kekayaan investor mencapai USD2,9 miliar. Kejatuhan saham Youku (YOKO) sebesar 35,3% menghilangkan kekayaan senilai USD1,8 miliar dan saham 58.com (WUBA) yang terkoreksi 18,8% sejak 12 Juni lalu menggerus kekayaan mencapai USD1,4 miliar.

Namun jangan berpikir jika Anda tidak memiliki salah satu saham China, Anda aman dari krisis bursa saham negara berjuluk Tirai Bambu itu. Investor selama bertahun-tahun telah melakukan eksposur ke China melalui dana yang diperdagangkan di bursa China.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6300 seconds (0.1#10.140)