PLN Raup Laba Bersih Rp15,6 Triliun Sepanjang 2015

Rabu, 29 Juni 2016 - 18:43 WIB
PLN Raup Laba Bersih Rp15,6 Triliun Sepanjang 2015
PLN Raup Laba Bersih Rp15,6 Triliun Sepanjang 2015
A A A
JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN merilis laporan keuangan tahun 2015 yang telah diaudit. Dari laporan tersebut, PLN meraup laba bersih sebesar Rp15,6 triliun di 2015. Angka laba naik 33,33% dari posisi laba sebesar Rp11,7 triliun di 2014.

Hasil laba yang diraih‎ PLN merupakan hasil dari pendapatan penjualan tenaga listrik yang naik 12,44%, dari posisi Rp186,6 triliun di 2014 menjadi Rp209,8 triliun di akhir 2015. Posisi EBITDA mencapai Rp51,5 triliun di 2015, naik sebesar Rp2,8 triliun dibanding 2014 sebesar Rp48,7 triliun.

"Pertumbuhan pendapatan ini berasal dari kenaikan volume penjualan kWh menjadi sebesar 202,8 Terra Watt hour (TWh), atau naik 2,14% bila dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 198,6 TWH, serta adanya kenaikan harga jual rata-rata," kata Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Amir Rosidin, ditemui dalam acara konferensi pers tentang laporan keuangan 2015 di kantor pusat PLN, Jakarta, Rabu (29/6/2016).

Peningkatan konsumsi kWh ini, menurut Amir, sejalan dengan kenaikan jumlah pelanggan yang dilayani perusahaan sampai dengan akhir Desember 2015 yang telah mencapai 61,2 juta pelanggan, atau bertambah 3,7 juta pelanggan (6,39%) dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 57,5 juta pelanggan.

"Bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional yaitu dari 84,35% di 2014 menjadi 88,3% per Desember 2015," tuturnya

Lanjut dia menekankan, perusahaan sepanjang tahun lalu telah melakukan efisiensi dan penghematan, sehingga subsidi listrik di 2015 turun sebesar Rp42,8 triliun menjadi sebesar Rp56,6 triliun, dibanding 2014 sebesar Rp99,3 triliun.

Meskipun volume penjualan meningkat, diakui Amir, namun beban usaha perusahaan turun sebesar Rp19 triliun, atau setara 7,16% menjadi Rp246,3 triliun bila dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp265,3 triliun.

Penurunan ini terjadi karena program efisiensi yang terus dilakukan perusahaan antara lain melalui pengoperasikan dan tata kelola pembangkit yang lebih baik, substitusi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan penggunaan batubara atau energi primer lain yang lebih murah, dan pengendalian biaya lainnya.

"Efisiensi terbesar terlihat dari berkurangnya BBM sebesar Rp36,4 triliun. Sehingga pada 2015 menjadi Rp35 triliun, atau 49,02 persen dari tahun sebelumnya Rp71,5 triliun terutama dikarenakan penurunan konsumsi BBM 2 juta kilo liter (kl)," jelas Amir.

PLN pun, sambung Amir, berhasil mengurangi beban operasi akibat mata uang Rupiah terdepresiasi terhadap USD. Perusahaan mulai April 2015 telah menjalankan transaksi lindung nilai (hedging) atas sebagian kewajiban dan hutang usaha dalam valuta asing (valas) yang akan jatuh tempo.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4746 seconds (0.1#10.140)