Family Business Inc

Minggu, 21 Agustus 2016 - 16:24 WIB
Family Business Inc
Family Business Inc
A A A
Yuswohady
Managing Partner, Inventure www.yuswohady.com

INDONESIA
Brand Forum (IBF) is back! Tiga hari lagi, Rabu 24 Agustus 2016, bertempat di Hotel Grand Hyatt, saya bersama KORAN SINDO akan menggelar #IBF2016. Tahun ini #IBF2016 mengambil tema; Branding Family Business for the Nation masih dalam suasana nasionalisme menyambut HUT RI Ke-71.

#IBF2016 menampilkan 15 pembicara para great family business leaders dari perusahaan keluarga terkemuka di Tanah Air. #IBF2016 juga menampilkan special session "BNIs 7 Entreprepreneur Heroes", para wirausahaan hebat binaan BNI yang sukses menembus pasar global. Sejak awal saya merancang IBF bukan sekadar acara seminar semata, tapi sebuah "gerakan" (movement).

Sebuah gerakan untuk mengingatkan bangsa ini mengenai pentingnya membangun brand. Itu sebabnya setiap penyelenggaraan IBF selalu pekat spirit nasionalisme dan keindonesiaannya. Brand di sini bisa berupa produk (product brand), perusahaan (corporate brand), orang (personal brand) atau bahkan negara (country brand).

Kami di IBF meyakini bahwa brand adalah alat perjuangan yang ampuh bagi bangsa ini untuk menjadi negara besar dan disegani di dunia.

Amerika besar karena punya Coca Cola, Starbuck atau GE. Jepang besar karena punya Sony, Toyota, atau Canon. Korea Selatan besar karena Samsung, Hyundai, atau Kia. Sebagai sebuah gerakan, tiap tahun IBF memiliki tradisi mengeluarkan deklarasi untuk mengingatkan anak bangsa mengenai sebuah urgensi nasional tertentu.

Sesuai tema, tahun ini IBF mengeluarkan deklarasi bertema "Family Business Inc. Menuju Indonesia Besar". Apa itu Family Business Inc?

Kolaborasi Perusahaan Keluarga


Bicara perusahaan keluarga kita tak bisa lepas dari peran dan kontribusinya yang sangat strategis bagi perekonomian Indonesia. Lebih dari 95% perusahaan yang ada di Indonesia dimiliki oleh keluarga (PwC, 2014). Total kekayaan mencapai USD134 miliar, atau sekitar 25% dari PDB (produk domestik bruto) Indonesia.

Dan ingat, sekitar 40.000 orang terkaya di Indonesia adalah pemilik perusahaan keluarga. Karena posisinya yang sangat strategis, IBF mengusulkan perlunya perusahaan keluarga di Indonesia bersatu dan menyamakan langkah untuk masuk dan bersiang di pasar global, melalui apa yang saya sebut "Family Business Inc".

Antargrup-grup besar perusahaan keluarga harus terjalin kolaborasi dalam menghimpun kekuatan di tingkat global. Selama ini antar grupgrup besar perusahaan keluarga ini jalan sendiri-sendiri.
Padahal, mereka bisa melakukan sinergi sumber daya, jejaring bisnis, pertukaran informasi, hingga benchmarking pengalaman yang menghasilkan kekuatan gabungan yang luar biasa. Ambil contoh beberapa kasus gampang.

GarudaFood misalnya, punya pengalaman berharga masuk ke pasar China dan India, maka pengalaman itu seharusnya bisa dibagi ke grup-grup perusahaan keluarga lain di Tanah Air sehingga mereka tidak mulai dari nol sama sekali. Grup Kalbe cukup punya jejaring pemasaran yang kokoh Filipina karena produknya Extra Joss menjadi market leader .

Maka perusahaan lain bisa menggunakan jejaring tersebut untuk mengembangkan bisnis. Atau Indofood yang memiliki jaringan operasi yang kokoh di pasar Afrika dan Timur Tengah misalnya, bisa membuka akses pasar bagi perusahaan-perusahaan nasional yang mau beroperasi di situ.

Antargrup-grup perusahaan keluarga ini boleh saja bersaing di dalam negeri, tapi harus berkolaborasi dan bersinergi di pasar luar negeri. Kenapa? Karena mereka adalah "Siapa" di dalam negeri. Tapi "Tidak Siapa-Siapa" di pasar luar negeri.

Ketika kita kecil di pasar luar negeri, maka jalan paling ampuh adalah bekerja sama menghimpun kekuatan agar menjadi besar. Ketika perusahaan nasional bersaing di pasar global, maka size does matter.

Ukuran dan skala bisnis (modal, teknologi, manajemen, SDM) merupakan tuntutan dasar untuk memenangkan persaingan. Di sinilah kolaborasi grup-grup besar perusahaan keluarga untuk mengakses pasar, bernegosiasi dagang, mengembangkan kapasitas manajemen/teknologi, hingga mengintegrasikan rantai nilai sangat diperlukan. Inilah yang dilakukan Jepang dengan Zaibatsunya atau Korea Selatan dengan Chaebol-nya.

Indonesia Inc

Selama beberapa tahun terakhir Kementerian BUMN sangat agresif menggabungkan BUMN-BUMN yang sejenis atau terkait operasinya dalam sebuah holding. Nantinya akan terbentuk holding bank, farmasi, pertanian-perkebunan, semen, industri strategis, dan sebagainya.

Tujuan pembentukan strategic holding ini tak lain adalah untuk menciptakan economies of scale yang menjadikan BUMN kita perkasa melawan raksasa-raksasa global.

Modelnya kira-kira mirip dengan Temasek di Singapura atau Khazanah di Malaysia. Nah, pemikiran di balik pembentukan strategic holding di lingkungan perusahaan-perusahaan plat merah itu sama, yaitu untuk menghimpun kekuatan, sehingga kita cukup perkasa melawan raksasa regional maupun raksasa global.

Hanya dengan begini kita memiliki kemampuan modal skala dunia dan mampu mengakuisisi teknologi, manajemen, dan talenta terbaik di dunia. Proses pembentukan perusahaan-perusahaan holding ini saat ini sedang intensif berjalan.

Nah, kalau Family Business Inc ini bisa dikolaborasikan lebih lanjut dengan holding BUMN-BUMN, sekali lagi, dalam konteks kepentingan masuk di pasar global, maka akan terwujud apa yang disebut "Indonesia Inc".

Kalau ini terjadi maka antara perusahaan swasta (perusahaan keluarga) dan perusahaan milik pemerintah akan terjalin kerja sama yang saling mendukung dan saling menguatkan satu sama lain. Bangsa kita adalah bangsa yang suka berjamaah, melakukan sesuatu secara bersama-sama.

Hanya dengan bergotong royong segenap anak bangsa kita akan menjadi negara besar. Mewujudkan Indonesia Inc adalah sebuah mimpi besar. Untuk menjadi bangsa besar, kita harus bermimpi besar, berpikir besar, dan melakukan hal besar.

Melalui tulisan ini dan Deklarasi IBF 24 Agustus mendatang, saya mengimbau kepada para family business leaders di seluruh Tanah Air, mari wujudkan Family Business Inc.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2017 seconds (0.1#10.140)