Sri Mulyani: Tidak Ada Presiden di Dunia Seperti Jokowi
Kamis, 17 November 2016 - 23:00 WIB
Sri Mulyani: Tidak Ada Presiden di Dunia Seperti Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memuji langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terjun langsung ke lapangan untuk meningkatkan daya saing Indonesia. Bahkan menurutnya, tidak ada Presiden di dunia yang terjun langsung mengecek pelabuhan seperti yang dilakukan Jokowi.
Dia mengatakan, Presiden Jokowi menargetkan indeks kemudahan berusaha (ease of doing business/EODB) di Indonesia bisa mencapai peringkat 40. Saat ini, Indonesia sudah mencapai prestasi yang cukup besar dimana peringkat EODB nya bisa lompat dari 106 menjadi peringkat 91.
"Kalau diukur kepuasan Jokowi, beliau ingin (EODB) capai peringkat 40. Tapi di dunia, (peringkat Indonesia yang naik jadi 91) it's among the top in the world. Karena sudah naik 15 angka," katanya dalam sebuah diskusi di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Demi mewujudkan hal tersebut, Presiden Jokowi pun menuntut agar waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) di pelabuhan bisa turun di bawah empat hari. Bahkan, kata mantan Menkeu ini, Presiden Jokowi sampai turun langsung ke pelabuhan untuk mengecek perkembangan dwelling time.
"Saya keliling ke seluruh dunia, enggak ada betul-betul Presiden yang melototin. Putin ingin ease of doing business naik tapi enggak ada tuh mereka datang ke pelabuhan terus marah-marahin orang," imbuh dia.
Menurutnya, langkah Presiden Jokowi yang memantau langsung berbagai perkembangan di lapangan menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya sekadar retorika untuk memperbaiki daya saing dan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
"Jadi saat global so weak, domestik bisa lima persen itu sudah luar biasa. Secara overall, ekonomi cukup sehat, pemerintah punya ambisi dan program yang jelas," tandasnya.
Dia mengatakan, Presiden Jokowi menargetkan indeks kemudahan berusaha (ease of doing business/EODB) di Indonesia bisa mencapai peringkat 40. Saat ini, Indonesia sudah mencapai prestasi yang cukup besar dimana peringkat EODB nya bisa lompat dari 106 menjadi peringkat 91.
"Kalau diukur kepuasan Jokowi, beliau ingin (EODB) capai peringkat 40. Tapi di dunia, (peringkat Indonesia yang naik jadi 91) it's among the top in the world. Karena sudah naik 15 angka," katanya dalam sebuah diskusi di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (17/11/2016).
Demi mewujudkan hal tersebut, Presiden Jokowi pun menuntut agar waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) di pelabuhan bisa turun di bawah empat hari. Bahkan, kata mantan Menkeu ini, Presiden Jokowi sampai turun langsung ke pelabuhan untuk mengecek perkembangan dwelling time.
"Saya keliling ke seluruh dunia, enggak ada betul-betul Presiden yang melototin. Putin ingin ease of doing business naik tapi enggak ada tuh mereka datang ke pelabuhan terus marah-marahin orang," imbuh dia.
Menurutnya, langkah Presiden Jokowi yang memantau langsung berbagai perkembangan di lapangan menunjukkan bahwa pemerintah tidak hanya sekadar retorika untuk memperbaiki daya saing dan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.
"Jadi saat global so weak, domestik bisa lima persen itu sudah luar biasa. Secara overall, ekonomi cukup sehat, pemerintah punya ambisi dan program yang jelas," tandasnya.
(ven)
