Inflasi Zona Euro Melonjak 1,1% di Akhir Tahun 2016

Kamis, 05 Januari 2017 - 01:06 WIB
Inflasi Zona Euro Melonjak 1,1% di Akhir Tahun 2016
Inflasi Zona Euro Melonjak 1,1% di Akhir Tahun 2016
A A A
BRUSSELS - Inflasi zona euro tercatat telah melonjak ke level tertinggi lebih dari tiga tahun, didorong peningkatan harga sektor energi, makanan, alkohol dan tembakau. Tingkat inflasi secara tahunan pada akhir bulan tahun lalu 1,15, menurut badan statistisk resmi Eurostat tercatat telah melompat cukup tajam dari bulan November sebesar 0,6%.

Dilansir BBC, Rabu (4/1) inflasi Desember 2016 menjadi yang tertinggi sejak September 2013 yang berada pada level yang sama yakni 1,1%. Peningkatan cukup tinggi ini mendekati target Bank Sentral Eropa yakni di bawah 2%. Kepala ECB Mario Draghi mengatakan target yang sama diharapkan tercapai pada 2018 atau 2019.

Bulan lalu peningkatan ini terutama didorong oleh lonjakan harga sektor energi yang naik 2,5% year on year (YoY) pada Desember, peningkatan ini lebih tinggi dari setahun. Membaiknya harga sektor energi didorong oleh upaya pembekuan produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) dalam upaya mengendalikan pasokan internasional.

Sementara harga makanan alkohol dan tembakau naik lebih tinggi sebesar 1,2% secara YoY, di sisi lain sektor pelayanan juga lebih mahal 1,2% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini membantu menghilangkan kekhawatiran bahwa zona Euro akan mengalami deflasi ketika pertumbuhan ekonomi terlihat masih melemah.

Namun, inflasi pada Desember meningkat tajam dipengaruhi inflasi inti yang juga bertambah tidak terlalu banyak dari 0,8% menjadi 0,9%, digerakkan oleh bertambahnya harga item-item seperti energi dan pangan di pasar dunia. Dalam sebuah survei terpisah dari IHS Markit menunjukkan bahwa ekonomi zona Euro lebih cepat dalam lima setengah tahun pada Desember.

"Data survei memberikan sinyal ekspansi PDB 0,4% pada kuartal keempat. Menjadi perhatian adalah bahwa permintaan domestik cenderung tetap tenang selama 2017 di tengah ketidakpastian politik yang mendominasi untuk mengakibatkan satu tahun lagi pertumbuhan mengecewakan di seluruh wilayah secara keseluruhan," ungkap Kepala Ekonom IHS Markit Chris Williamson.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7116 seconds (0.1#10.140)