Harga Minyak Terjun 4% Akibat Kekhawatiran Naiknya Ekspor Irak

Selasa, 10 Januari 2017 - 08:01 WIB
Harga Minyak Terjun 4% Akibat Kekhawatiran Naiknya Ekspor Irak
Harga Minyak Terjun 4% Akibat Kekhawatiran Naiknya Ekspor Irak
A A A
NEW YORK - Harga minyak dunia jatuh lagi bahkan hingga 4% karena adanya kekhawatiran bahwa ekspor minyak mentah Irak mencapai rekor dan meningkatnya produksi minyak AS akan melemahkan upaya OPEC untuk mengekang kelebihan pasokan global.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/1/2017), harga minyak AS turun USD2,03 menjadi USD51,96 per barel, sementara harga minyak brent melemah USD2,16 menjadi USD54,94 per barel.

Di Irak, produsen terbesar kedua OPEC, ekspor minyak dari pelabuhan Basra selatan mencapai rekor tinggi sebesar 3,51 juta barel per hari (bph) pada Desember, kata kementerian minyak.

Anggota OPEC sepakat pada November atas kesepakatan pertama untuk memangkas produksi minyak sejak 2008, membatasi pasokan sebanyaj 32,5 juta barel per hari mulai 1 Januari selama enam bulan. Kementerian minyak Irak menggarisbawahi bahwa tingkat tinggi dari selatan tidak akan memengaruhi keputusan negara untuk memangkas produksi Januari untuk mematuhi kesepakatan OPEC.

Namun, beberapa tetap prihatin atas kelayakan pemotongan produksi, yang harus datang dari utara. "Dengan angka besar yang keluar dari pelabuhan selatan Basra untuk Desember itu menyiratkan bahwa Irak dapat menjadi celah besar pertama pada perjanjian OPEC," kata Robert Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA.

Sumber juga mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan pemasaran minyak negara Irak telah diberikan tiga pembeli dalam alokasi pasokan penuh untuk Asia dan Eropa pada Februari.

Optimisme rendah datang meskipun Rusia, salah satu produsen minyak mentah terbesar di dunia, tampaknya ikut dalam kesepakatan untuk memotong produksi minyak. sumber pasar energi Rusia kepada Reuters menuturkan produksi negara telah turun 100.000 barel per hari pada pekan pertama bulan ini.

Menteri minyak Kuwait menambahkan akan menggelar pertemuan dengan OPEC di Wina pada 21-22 Januari untuk memantau kepatuhan dan menyepakati "mekanisme monitoring akhir."

Pekan lalu, perusahaan energi AS menambahkan rig minyak selama 10 pekan berturut-turut, data Baker Hughes menunjukkan, dengan beberapa analis mengharapkan hitungan rig AS akan naik ke level 850-875 pada akhir tahun.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4507 seconds (0.1#10.140)