Awas, krisis datang lagi

Senin, 09 Juli 2012 - 11:06 WIB
Awas, krisis datang lagi
Awas, krisis datang lagi
A A A
Sindonews.com - Setelah Amerika, IMF akan menurunkan proyeksi ekonomi dunia. Kemungkinan bursa akan kembali guncang.

Apa yang diperkirakan para analis, akhirnya terjadi juga. Pada dua hari perdagangan, Kamis dan Jum’at pekan lalu, sejumlah investor mengambil langlah aksi profit taking. Sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sebelumnya sempat naik hingga level 4.075,92, kembali meluncur dan ditutup di level 4.055,20.

Ini aneh. Sebab, pekan lalu, European Central Bank (ECB) telah memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen. Pada saat yang sama, People Bank of China (PBOC) memangkas suku bunga pinjaman menjadi 6 persen. Seharusnya, pemangkasan suku bunga di Eropa dan Cina itu menjadi bensin untuk menggerakan perdagangan saham di bursa.

Tapi itulah uniknya bursa. Para investor kadang-kadang tidak peduli dengan kabar yang bertiup. Menurut sejumlah analis, aksi jual saham yang terjadi pekan lalu bukan semata-mata merealisasikan keuntungan. Tapi untuk pengaman aset. “Investor sekarang merasa nyaman pegang cash dalam bentuk dolar,” kata seorang pengamat pasar modal. Kalau masuk ke pasar, lanjutnya, itu hanya dilakukan sesekali dengan gaya hit and run.

Ketidak pastian ini diperkirakan akan terus berlangsung. Entah sampai kapan. Yang jelas, saat ini nyaris tak ada sentimen positif yang dapat diandalkan. Malah sebaliknya, dari luar berembus sentimen negatif akibat melemahnya investasi, lapangan kerja, dan data manufaktur di Eropa, Amerika Serikat, Brazil, India, dan Cina. “Ini berpotensi kembali memerahkan bursa saham dunia,” kata analis MNC Securities, Reza Nugraha.

Kemungkinan bursa akan guncang memang cukup besar setelah IMF pekan lalu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika dari semula 2,5 persen menjadi 2 persen. Tak hanya Amerika, IMF pun sudah menyatakan akan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 16 Juli depan. “Banyak indikator ekonomi yang turun. Itu tidak hanya terjadi di Eropa dan Amerika,” ujar Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde.

Kabar buruk lainnya datang dari Jepang. Negara sakura ini terancam tak punya anggaran lagi untuk belanja, membayar gaji, pensiun, dan membayar tunjangan pengangguran gara-gara macetnya pembahasan RUU untuk menutup defisit. Nasib serupa juga menimpa Yunani. Pemerintahan negeri para dewa itu sudah menyatakan bahwa dana tunai mereka akan habis akhir Juli ini.

Sungguh suram, memang. Untungnya, dari dalam negeri, ada beberapa kejadian yang diharapkan akan membawa sentimen positif. Di antaranya adalah bakal datangnya bulan puasa serta laporan kinerja emiten kuarta II-2012. Namun, menurut para analis, hal itu tak akan mampu mengimbangin sentimen negatif dari luar.

Nah, gara-gara tebalnya aroma ketidakpastian, sejumlah analis memberi rekomendasi beli saham emiten yang berorientasi pada pasar dalam negeri serta saham-saham yang sudah over sold.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6851 seconds (0.1#10.140)