Komitmen Susi Bangun Penerbangan di Daerah Terpencil
A
A
A
RAMAH, fashionable dan tegas, itulah sosok Susi Pujiastuti. Komitmennya dalam membangun usaha menjadi inspirasi bagi banyak wanita.
Saat ini, dia merupakan satu-satunya wanita di tanah air yang fokus membangun maskapai penerbangan. Pemilik dan Presiden Direktur PT ASI Pujiastuti Aviation, yang dikenal dengan maskapai Susi Air ini memiliki cita-cita mulia membuka jalur transportasi udara untuk daerah-daerah terpencil. Dia pun memutuskan fokus membangun local connectivity.
Setelah mendatangkan empat unit pesawat Dornier 228-202, Susi terus memperluas jangkauannya dengan membuka rute penerbangan perintis di sejumlah daerah terpencil.
Dia menuturkan, dirinya merintis perusahaan secara step by step dari mulai pesawat kecil, kemudian bergeser ke pesawat 12 seat. "Nanti kalau ramai yang 12 seat kita upgrade jadi 19 seat. Kalau ramai lagi kita pakai pesawat dengan 30 seat," ujarnya saat berbincang dengan wartawan, Jumat (30/5/2014) malam.
Namun, lanjut Susi, pihaknya akan membatasi kapasitas pesawat hingga 30 seat. Perusahaan tidak akan menambah kapasitas dengan pesawat lebih besar. Terlebih, selama ini Susi Air sendiri merupakan maskapai yang melayani rute antarwilayah dalam pulau. "Pesawat kita masuk sampai wilayah perbatasan. Meskipun tidak banyak, tapi kita bisa menjamah daerah itu. Sebagai contoh wilayah Kalimantan timur," katanya, sambil tersenyum.
Wanita kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965 ini berharap bisa membangun rute lokal yang sebelumnya belum disentuh perusahaan penerbangan lain. "Kita melihat kalau ada satu kabupaten yang penduduknya sekian, dan aktivitasnya banyak, kita akan tertarik untuk buka rute. Fokus kita membangun local connectivity," ungkapnya.
Dari total 23 base, yang ingin diperkuat Susi Air adalah wilayah Papua, meskipun daerah tersebut memiliki challenging yang luar biasa dan risiko lebih besar.
Sebelum bergelut di bidang penerbangan, Susi diketahui adalah pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan. Setelah membangun usaha penerbangan pada 2004, hingga awal 2012, Susi Air memiliki 46 pesawat dengan berbagai tipe, seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter dan Piaggio P180 Avanti. Saat itu, Susi Air mempekerjakan 179 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing.
"Kita operator 135 terbesar di dunia, karena kalau dilihat kombinasi destinasi, kita ada 49 pesawat dan 204 rute," ujarnya.
Di tengah kesibukannya itu, Susi sangat memperhatikan kesehatan. Dia pun berusaha mengatur pola makan dengan baik. "Sekarang saya lagi mengurangi makanan-makanan berlemak. Maklum di umur-umur saya seperti sekarang rawan akan makanan berlemak," tandasnya.
Saat ini, dia merupakan satu-satunya wanita di tanah air yang fokus membangun maskapai penerbangan. Pemilik dan Presiden Direktur PT ASI Pujiastuti Aviation, yang dikenal dengan maskapai Susi Air ini memiliki cita-cita mulia membuka jalur transportasi udara untuk daerah-daerah terpencil. Dia pun memutuskan fokus membangun local connectivity.
Setelah mendatangkan empat unit pesawat Dornier 228-202, Susi terus memperluas jangkauannya dengan membuka rute penerbangan perintis di sejumlah daerah terpencil.
Dia menuturkan, dirinya merintis perusahaan secara step by step dari mulai pesawat kecil, kemudian bergeser ke pesawat 12 seat. "Nanti kalau ramai yang 12 seat kita upgrade jadi 19 seat. Kalau ramai lagi kita pakai pesawat dengan 30 seat," ujarnya saat berbincang dengan wartawan, Jumat (30/5/2014) malam.
Namun, lanjut Susi, pihaknya akan membatasi kapasitas pesawat hingga 30 seat. Perusahaan tidak akan menambah kapasitas dengan pesawat lebih besar. Terlebih, selama ini Susi Air sendiri merupakan maskapai yang melayani rute antarwilayah dalam pulau. "Pesawat kita masuk sampai wilayah perbatasan. Meskipun tidak banyak, tapi kita bisa menjamah daerah itu. Sebagai contoh wilayah Kalimantan timur," katanya, sambil tersenyum.
Wanita kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965 ini berharap bisa membangun rute lokal yang sebelumnya belum disentuh perusahaan penerbangan lain. "Kita melihat kalau ada satu kabupaten yang penduduknya sekian, dan aktivitasnya banyak, kita akan tertarik untuk buka rute. Fokus kita membangun local connectivity," ungkapnya.
Dari total 23 base, yang ingin diperkuat Susi Air adalah wilayah Papua, meskipun daerah tersebut memiliki challenging yang luar biasa dan risiko lebih besar.
Sebelum bergelut di bidang penerbangan, Susi diketahui adalah pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan. Setelah membangun usaha penerbangan pada 2004, hingga awal 2012, Susi Air memiliki 46 pesawat dengan berbagai tipe, seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter dan Piaggio P180 Avanti. Saat itu, Susi Air mempekerjakan 179 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing.
"Kita operator 135 terbesar di dunia, karena kalau dilihat kombinasi destinasi, kita ada 49 pesawat dan 204 rute," ujarnya.
Di tengah kesibukannya itu, Susi sangat memperhatikan kesehatan. Dia pun berusaha mengatur pola makan dengan baik. "Sekarang saya lagi mengurangi makanan-makanan berlemak. Maklum di umur-umur saya seperti sekarang rawan akan makanan berlemak," tandasnya.
(dmd)