Penyaluran Kredit di Sulut Diproyeksi Tumbuh 15%-17%

Rabu, 11 Juni 2014 - 15:09 WIB
Penyaluran Kredit di Sulut Diproyeksi Tumbuh 15%-17%
Penyaluran Kredit di Sulut Diproyeksi Tumbuh 15%-17%
A A A
MANADO - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru memproyeksi penyaluran kredit konsumsi pada semester II/2014 meningkat.

"Pertumbuhan kredit perbankan Sulut secara umum pada akhir tahun akan berada pada kisaran 15%-17%. Karena itu, pola konsumsi akan sedikit direm," ujarnya, Rabu (11/6/2014).

Pemicunya, kata dia, adalah ritual tahunan, yakni "pengucapan" (istilah umat Kristen) pada Agustus hingga September. Selain pengucapan, ada beberapa hari raya keagamaan juga, seperti Idul Fitri dan Natal yang dipastikan mendorong kegiatan konsumsi.

Pengucapan di Sulut selain menghamburkan uang, permintaan bahan pokok otomatis meningkat. Tercatat, sejak sembilah tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi (PE) Sulut selalu di atas angka 7% atau jauh lebih tinggi dari rata-rata PE nasional. Menurutnya, dari PE ini, sektor konsumsi selalu mengambil pangsa sekitar 60%.

"Untuk itu, perbankan sebagai intermediasi harus mengelola dananya dengan baik," imbuhnya.

Perbankan diharapkan agar menyasar sektor produktif seperti UMKM dan lainnya walaupun non performing loan (NPL) sektor produktif masih perlu diperbaiki.

"NPL kredit konsumsi, relatif aman karena menggunakan sistem pemotongan gaji, sedangkan beberapa NPL sektor produktif perlu diwaspadai karena telah berada di atas 5%," terangnya.

Data BI Sulut mencatat kredit perbankan Sulut triwulan I/2014 sebesar Rp23,02 triliun atau tumbuh 15% year on year (yoy). Penyaluran kredit didominasi oleh sektor konsumtif yang memiliki pangsa 60,64% atau sebesar Rp13,96 triliun. Kredit konsumtif itu tumbuh 19,60% (yoy).

"Sementara, modal kerja dan investasi tercatat masing-masing sebesar Rp6,54 triliun dan Rp2,52 triliun dengan pertumbuhan sebesar 11,56% dan 4,01% (yoy)," ungkapnya.

Ditemui terpisah, Vice President PT Bank Mandiri Tbk Area Manado Hotman Nainggolan mengatakan, penyaluran kredit konsumstif perbankan Sulut pada tahun ini diproyeksi melambat. Laju kredit konsumsi pada triwulan I/2014 hanya tumbuh 19% atau lebih rendah dari tren beberapa tahun belakangan yang selalu tumbuh di atas 20%.

"Kredit konsumsi pada tahun ini bakal melambat. Proses pemulihan ekonomi pasca banjir menjadi faktor utama melesunya kredit konsumsi di Sulut. Hal ini dibuktikan dari melambatnya daya beli masyarakat pada awal tahun ini," ujarnya.

Menurutnya, kinerja kredit konsumsi pada semester II/2014 sangat tergantung pada respon pasar terhadap hasil pilpres. Jika pasar bereaksi positif terhadap hasil pilpres maka kredit diproyeksi akan bertumbuh.

"Sebaliknya jika responya negatif, kredit pasti melambat. Namun, laju kredit konsumsi tahun ini diproyeksikan tetap melambat," pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2953 seconds (0.1#10.140)