Ekonom: Idealnya, SBY Naikkan BBM Bulan Ini

Minggu, 07 September 2014 - 15:09 WIB
Ekonom: Idealnya, SBY Naikkan BBM Bulan Ini
Ekonom: Idealnya, SBY Naikkan BBM Bulan Ini
A A A
JAKARTA - Pengamat Ekonomi Faisal Basri menilai bahwa waktu yang tepat menaikkan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi adalah bulan September tahun ini.

Dengan demikian, pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla mendatang sudah bisa langsung merealisasikan kenaikan harga BBM. Hal itu untuk menyelamatkan dan memperbaiki neraca perdagangan serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) menjadi lebih surplus.

"Yang paling ideal itu, ya bulan ini dinaikkan oleh Pak SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono). Pak SBY harus berani menaikan sebesar Rp1.500, tapi yang paling bagus itu menurut saya sih kisaran Rp1.800, atau paling tidak Pak Jokowi setelah dilantik, hendaknya langsung menaikan harga BBM menjadi Rp9.500," ujarnya saat acara "Subsidi BBM, Solusi atau Masalah?" di Jakarta, Minggu (7/9/2014)

Namun, Faisal mengungkapkan, ketika Jokowi harus menaikkan harga BBM bersubsidi setelah dilantik, dikhawatiran akan menimbulkan kerusuhan.

"Saya ada rasa ngeri juga ketika baru dilantik, terus harus naik BBM. Takut nanti rakyat jadi teriak-teriak, " ujarnya.

Menurut dia, jika bulan ini tidak direalisasikan untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, setidaknya awal tahun depan paling telat merealisasikannya.

Faisal menyampaikan, jika SBY menaikkan BBM bersubsidi pada bulan ini, setidaknya ada 'bulan madu' untuk Jokowi. Selanjutnya, pada Februari 2015, Jokowi bisa menaikkan BBM kembali.

"Jadi opsinya seperti itu, SBY tidak menaikkan, Jokowi naikkan Rp3.000, atau SBY naikkan September, kemudian Jokowi naikkan lagi Februari 2015," jelas dia.

Namun demikian, dia menuturkan, jangan sampai kenaikan BBM terjadi pada Januari, Juli dan Oktober 2015. Pasalnya, pada bulan itu biasanya perekonomian Tanah Air mengalami masa-masa berat.

"Pantang banget kalau pada Januari, Juli, Oktober karena inflasi sedang tinggi-tingginya. Paling ideal itu, ya bulan ini," jelas dia.

Karena itu, menurut dia, pemerintahan saat inilah yang sebaiknya menaikkan harga BBM agar memberikan kesan yang baik di masa-masa akhir pemerintahan SBY.

"Semoga Pak SBY menuliskan tinta emas di akhir masa jabatannya, bukan meninggalkan bom waktu. Oke saja jika Pak SBY tidak menaikan harga BBM, tetapi jangan meninggalkan utang," ungkapnya.

(Baca: Ekonom: Soal BBM, RI Jangan Seperti Yaman)
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6487 seconds (0.1#10.140)