Stok Naik, WTI Perpanjang Penurunan Harga Terendah

Rabu, 08 Oktober 2014 - 10:02 WIB
Stok Naik, WTI Perpanjang Penurunan Harga Terendah
Stok Naik, WTI Perpanjang Penurunan Harga Terendah
A A A
MELBOURNE - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) memperpanjang penurunan dari harga terendah dalam lebih dari 17 bulan terakhir menjelang rilis laporan yang kemungkinan menunjukkan bahwa stok minyak mentah di Amerika Serikat (AS) naik.

Kontrak berjangka (futures) turun sebanyak 0,5% di New York, jatuh untuk hari kedua. Menurut survei Bloomberg menjelang data dari Administrasi Informasi Energi (EIA), besok bahwa persediaan minyak mentah kemungkinan bertambah 2 juta barel pekan lalu.

EIA memangkas proyeksi harga dalam laporan bulanan kemarin akibat meningkatnya produksi minyak dan menurunnya permintaan.

"Ini masih dalam skenario suplai yang sama, permintaan yang lemah dan OPEC yang telah memproduksi minyak di atas 30 juta barel," kata analis di Fat Prophets David Lennox seperti dilansir dari Bloomberg, Rabu (8/10/2014).

WTI di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman November menurun sebanyak 42 sen menjadi USD88,43 per barel dan berada di USD88,53 pada pukul 10.25 siang waktu Singapura. Kemarin, kontrak jatuh USD1,49 menjadi USD88,85, penutupan terendah sejak April 2013.

Semua volume berjangka yang diperdagangkan sekitar 26% di bawah rata-rata 100 hari. Harga telah turun 10% sepanjang tahun ini.

WTI telah turun 4,1% sepanjang pekan lalu, terbesar dalam dua bulan terakhir karena Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkatkan produksinya pada bulan September ke level tertinggi sejak Agustus 2013.

American Petroleum Institute melaporkan bahwa persediaan minyak mentah AS naik sebanyak 5,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 3 Oktober.

Sementara minyak brent di ICE Futures Europe Exchange, London untuk pengiriman November turun sebanyak 42 sen atau 0,5% menjadi USD91,69 per barel. Premi minyak mentah patokan Eropa ini terhadap WTI diperdagangkan sebesar USD3,24, turun dibandingkan kemarin USD3,26.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6713 seconds (0.1#10.140)