BI Proyeksi Inflasi Tahunan Sulut 6,83%

Rabu, 19 November 2014 - 08:19 WIB
BI Proyeksi Inflasi Tahunan Sulut 6,83%
BI Proyeksi Inflasi Tahunan Sulut 6,83%
A A A
MANADO - Bank Indonesia (BI) perwakilan Sulawesi Utara memproyeksikan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubdisi sebesar Rp2.000 akan mendorong terjadinya kenaikan inflasi pada November, bulan berjalan.

“Proyeksi kami (BI) dampak BBM secara keseluruhan akan mendorong inflasi di angka 1,96%,” ujar Kepala BI Sulut Luctor Tapiheru, Selasa (18/11/2014).

Kondisi kenaikan BBM ini yang dicermati BI, diperkirakan akan lebih tinggi karena bertepatan dengan kesiapan Natal dan tahun baru, berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia. “Laju inflasi kita sampai dengan akhir tahun diperkirakan akan mencapai 6,83% plus minus satu,” jelasnya.

Adapun angka proyeksi yang dihitung BI ini masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada 2013 silam yang mencapai 8,13%.

“Mencermati kondisi saat ini, langkah yang harus kita lakukan adalah dengan meminimalkan dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi,” ungkapnya.

Dia menegaskan, dalam waktu dekat ini pihaknya yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan segera mengadakan pertemuan untuk menindaklanjuti pergerakan sejumlah harga komoditas bahan pokok dan jasa.

“Kita (TPID) akan segera mengadakan rapat untuk menyusun langkah-langkah antisipasi, khususnya agar barang-barang kebutuhan masyarakat distribusinya lancar dan tersediadi pasar. Karena jaminan pasokan kebutuhan pokok ini akan mampu mengontrol dan meredam pergerakan harga,” jelasnya.

Bukan tanpa sebab, hal ini ditemuinya langsung saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Wakil Walikota Manado Harley Mangindaan dan Kepala Perindag Manado Dante Tombeg di Pasar Pinasungkulan, kemarin.

“Kami temui di lapangan, pergerakan harga cenderung sudah naik dari empat hari silam, sebelum kenaikan BBM diumumkan. Ini yang coba kami redam,” katanya.

Sementara itu Wawali Manado Harley Mangindaan mengungkapkan, sidak bersama BI ini dilakukan untuk mengecek langsung kondisi harga bapok dengan diberlakukannya kenaikan BBM.

“Kita lihat harga bapok sudah naik dalam beberapa hari terakhir ini. Kami juga melihat distribusi dan stok bapok kita masih aman, yang kita harapkan adalah distribusi bapok ini ke depannya bisa tetap lancar, khususnya dalam mengelola timing pasokan pangan,” pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7896 seconds (0.1#10.140)