Ekonomi Jepang Tumbuh Moderat
A
A
A
TOKYO - Ekonomi Jepang diperkirakan membukukan pertumbuhan moderat pada kuartal I/2015, didorong kenaikan ekspor dan investasi bisnis.
Menurut jajak pendapat 22 ekonom oleh Reuters , pertumbuhan tahunan 1,5% dalam produk domestik bruto (PDB) akan sesuai tingkat pertumbuhan Oktober- Desember, yang secara per kuartal naik 0,4%, tidak berubah dari kuartal sebelumnya. Lemahnya pertumbuhan dapat menjadi sumber kekhawatiran para pembuat kebijakan tentang belanja konsumen yang didukung kenaikan laba korporat dan upah yang lebih tinggi.
Pemerintah berharap dapat membantu mempertahankan siklus pertumbuhan dan menghentikan deflasi yang terjadi selama dua dekade. ”Ekonomi tidak menunjukkan sinyal-sinyal percepatan karena konsumsi privat yang akan naik secara lambat. Ekonomi melemah meski ada harapan dampak positif dari harga minyak yang murah. Saya khususnya mengkhawatirkan kondisi konsumsi privat,” papar Yoshiki Shinke, kepala ekonom Dai-ichi Life Research Institute.
Konsumsi privat yang mencakup 60% PDB diperkirakan mengalami peningkatan per kuartal 0,2%, melemah dari kenaikan 0,5% pada Oktober-Desember. Konsumen menahan pembelian saat kenaikan pajak penjualan membuat harga naik, melebihi gaji dan mengurangi pendapatan riil, menurunkan daya beli rumah tangga. Belanja modal naik 0,8% setelah merosot tiga kuartal berturut- turut selama Oktober-Desember saat perusahaan-perusahaan ragu meningkatkan belanja untuk peralatan dan pabrik.
Permintaan eksternal mengurangi 0,1% pertumbuhan PDB. Lemahnya yen membantu mendorong ekspor, tapi impor melebihi ekspor sehingga kontribusi eksternal sedikit negatif. Data Kementerian Keuangan Jepang pada 13 Mei diperkirakan menunjukkan surplus neraca berjalan naik menjadi 2,0601 triliun yen pada Maret, melebihi 2 triliun yen untuk pertama kali sejak September 2010, dibantu oleh kenaikan pendapatan dan perbaikan neraca perdagangan.
Data Bank Sentral Jepang pada 15 Mei mendatang diperkirakan menunjukkan harga grosir turun 2,1% pada April, penurunan pertama sejak Maret 2013, sebagai dampak kenaikan pajak penjualan. Bulan itu indeks harga barang korporat yang mengukur harga untuk barang dan jasa diperkirakan naik 0,1% sesuai hasil jajak pendapat. Sebelumnya dilaporkan, Jepang membukukan surplus perdagangan bulanan pertama dalam hampir tiga tahun pada Maret saat ekspor ke Amerika Utara meningkat dan tagihan energi turun.
Surplus tersebut mendorong keyakinan Pemerintah Jepang untuk memulihkan kembali perekonomian. Data Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan ekspor naik 8,5% saat impor turun 14,5%, menghasilkan surplus USD1,9 miliar, pertama kali neraca perdagangan Jepang positif sejak Juni 2012.
Syarifudin
Menurut jajak pendapat 22 ekonom oleh Reuters , pertumbuhan tahunan 1,5% dalam produk domestik bruto (PDB) akan sesuai tingkat pertumbuhan Oktober- Desember, yang secara per kuartal naik 0,4%, tidak berubah dari kuartal sebelumnya. Lemahnya pertumbuhan dapat menjadi sumber kekhawatiran para pembuat kebijakan tentang belanja konsumen yang didukung kenaikan laba korporat dan upah yang lebih tinggi.
Pemerintah berharap dapat membantu mempertahankan siklus pertumbuhan dan menghentikan deflasi yang terjadi selama dua dekade. ”Ekonomi tidak menunjukkan sinyal-sinyal percepatan karena konsumsi privat yang akan naik secara lambat. Ekonomi melemah meski ada harapan dampak positif dari harga minyak yang murah. Saya khususnya mengkhawatirkan kondisi konsumsi privat,” papar Yoshiki Shinke, kepala ekonom Dai-ichi Life Research Institute.
Konsumsi privat yang mencakup 60% PDB diperkirakan mengalami peningkatan per kuartal 0,2%, melemah dari kenaikan 0,5% pada Oktober-Desember. Konsumen menahan pembelian saat kenaikan pajak penjualan membuat harga naik, melebihi gaji dan mengurangi pendapatan riil, menurunkan daya beli rumah tangga. Belanja modal naik 0,8% setelah merosot tiga kuartal berturut- turut selama Oktober-Desember saat perusahaan-perusahaan ragu meningkatkan belanja untuk peralatan dan pabrik.
Permintaan eksternal mengurangi 0,1% pertumbuhan PDB. Lemahnya yen membantu mendorong ekspor, tapi impor melebihi ekspor sehingga kontribusi eksternal sedikit negatif. Data Kementerian Keuangan Jepang pada 13 Mei diperkirakan menunjukkan surplus neraca berjalan naik menjadi 2,0601 triliun yen pada Maret, melebihi 2 triliun yen untuk pertama kali sejak September 2010, dibantu oleh kenaikan pendapatan dan perbaikan neraca perdagangan.
Data Bank Sentral Jepang pada 15 Mei mendatang diperkirakan menunjukkan harga grosir turun 2,1% pada April, penurunan pertama sejak Maret 2013, sebagai dampak kenaikan pajak penjualan. Bulan itu indeks harga barang korporat yang mengukur harga untuk barang dan jasa diperkirakan naik 0,1% sesuai hasil jajak pendapat. Sebelumnya dilaporkan, Jepang membukukan surplus perdagangan bulanan pertama dalam hampir tiga tahun pada Maret saat ekspor ke Amerika Utara meningkat dan tagihan energi turun.
Surplus tersebut mendorong keyakinan Pemerintah Jepang untuk memulihkan kembali perekonomian. Data Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan ekspor naik 8,5% saat impor turun 14,5%, menghasilkan surplus USD1,9 miliar, pertama kali neraca perdagangan Jepang positif sejak Juni 2012.
Syarifudin
(ars)