Skor Risiko Lingkungan Rendah, BBNI Dapat Apresiasi dari Pelaku Pasar
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( BBNI ) mendapatkan skor baik dari Sustainalytics terkait dengan implementasi tata kelola berbasis Environmental, Social & Governance (ESG) di tahun 2024. Skor risiko di aspek lingkungan yang rendah pun mendapat apresiasi dari pelaku pasar.
Skor ESG BBNI per akhir September 2024 berada di 23,2 mengacu pada Sustainalytics. Dengan skor tersebut, BBNI mendapatkan peringkat ke 6.405 dari total 15.080 perusahaan global yang dievaluasi. Dengan demikian, BBNI masuk ke jajaran top-50% perusahaan dengan implementasi ESG terbaik secara global.
Perlu diketahui, Sustainalytics merupakan sebuah platform yang terafiliasi dengan Morningstar yang fokus melakukan riset dan evaluasi keberjalanan implementasi ESG di berbagai perusahaan dengan skala internasional.
Salah satu komponen yang dievaluasi adalah risiko lingkungan. Untuk aspek ini BBNI memperoleh skor risiko 1,61 dan merupakan salah satu yang terendah jika dibandingkan dengan bank-bank dengan nilai kapitalisasi besar di Indonesia.
Berbagai inisiatif yang dilakukan BBNI untuk mendukung lingkungan yang berkalnjutan antara lain penerbitan obligasi hijau (green bond), penerapan sustainable link loan (SLL) dari sisi bisnis, inisiatif BNI WWF Affinity Cards untuk membantu konservasi serta BNI Amex Vibe Card yang menyasar generasi muda dan menggunakan bahan baku daur ulang.
Sementara dari sisi operasional, BBNI juga menerapkan green office culture atau budaya kantor hijau dari sisi operasional. Inisiatif ini meliputi sertifikasi green building (bangunan hijau), sistem pengelolaan air limbah di dua kantor utamanya, instalasi panel surya di Plaza BNI hingga adopsi paperless office administration system (E-Office). Salah satu implementasi ESG yang juga menjadi sorotan pelaku pasar adalah portofolio kredit berkelanjutan yang dimiliki oleh perseroan.
"Pembiayaan yang bertanggung jawab untuk kegiatan bisnis berkelanjutan termasuk portofolio hijau berjumlah Rp188 triliun atau 26% dari total pinjaman. Penerbitan obligasi hijau juga telah dimulai pada tahun 2022 sebesar Rp5 triliun, dengan 87% dari hasil telah dialokasikan sesuai dengan proyek hijau," tulis CFA analis Ciptadana Sekuritas, Erni Marsella Siahaan, dikutip Minggu (17/11/2024).
Riset Bina Artha Sekuritas juga turut menyinggung tata kelola ESG terutama untuk pembiayaan berkelanjutan yang dijalankan. Menurut laporan riset tersebut, portofolio pembiayaan berkelanjutan yang mencapai 26% juga didukung dengan debitur CPO-nya, yang 70%-nya sudah tersertifikasi RSPO dan/atau ISPO, sedangkan sisanya masih dalam proses sertifikasi.
Bahkan Bina Artha Sekuritas menjadikan inisiatif ESG yang dijalankan oleh perseroan sebagai salah satu pertimbangan untuk berinvestasi di saham BBNI.
Lihat Juga: Skor ESG di S&P Meningkat, BRI Perkuat Posisi sebagai Pemimpin Keberlanjutan di Sektor Perbankan
Skor ESG BBNI per akhir September 2024 berada di 23,2 mengacu pada Sustainalytics. Dengan skor tersebut, BBNI mendapatkan peringkat ke 6.405 dari total 15.080 perusahaan global yang dievaluasi. Dengan demikian, BBNI masuk ke jajaran top-50% perusahaan dengan implementasi ESG terbaik secara global.
Perlu diketahui, Sustainalytics merupakan sebuah platform yang terafiliasi dengan Morningstar yang fokus melakukan riset dan evaluasi keberjalanan implementasi ESG di berbagai perusahaan dengan skala internasional.
Salah satu komponen yang dievaluasi adalah risiko lingkungan. Untuk aspek ini BBNI memperoleh skor risiko 1,61 dan merupakan salah satu yang terendah jika dibandingkan dengan bank-bank dengan nilai kapitalisasi besar di Indonesia.
Berbagai inisiatif yang dilakukan BBNI untuk mendukung lingkungan yang berkalnjutan antara lain penerbitan obligasi hijau (green bond), penerapan sustainable link loan (SLL) dari sisi bisnis, inisiatif BNI WWF Affinity Cards untuk membantu konservasi serta BNI Amex Vibe Card yang menyasar generasi muda dan menggunakan bahan baku daur ulang.
Sementara dari sisi operasional, BBNI juga menerapkan green office culture atau budaya kantor hijau dari sisi operasional. Inisiatif ini meliputi sertifikasi green building (bangunan hijau), sistem pengelolaan air limbah di dua kantor utamanya, instalasi panel surya di Plaza BNI hingga adopsi paperless office administration system (E-Office). Salah satu implementasi ESG yang juga menjadi sorotan pelaku pasar adalah portofolio kredit berkelanjutan yang dimiliki oleh perseroan.
"Pembiayaan yang bertanggung jawab untuk kegiatan bisnis berkelanjutan termasuk portofolio hijau berjumlah Rp188 triliun atau 26% dari total pinjaman. Penerbitan obligasi hijau juga telah dimulai pada tahun 2022 sebesar Rp5 triliun, dengan 87% dari hasil telah dialokasikan sesuai dengan proyek hijau," tulis CFA analis Ciptadana Sekuritas, Erni Marsella Siahaan, dikutip Minggu (17/11/2024).
Riset Bina Artha Sekuritas juga turut menyinggung tata kelola ESG terutama untuk pembiayaan berkelanjutan yang dijalankan. Menurut laporan riset tersebut, portofolio pembiayaan berkelanjutan yang mencapai 26% juga didukung dengan debitur CPO-nya, yang 70%-nya sudah tersertifikasi RSPO dan/atau ISPO, sedangkan sisanya masih dalam proses sertifikasi.
Bahkan Bina Artha Sekuritas menjadikan inisiatif ESG yang dijalankan oleh perseroan sebagai salah satu pertimbangan untuk berinvestasi di saham BBNI.
Lihat Juga: Skor ESG di S&P Meningkat, BRI Perkuat Posisi sebagai Pemimpin Keberlanjutan di Sektor Perbankan
(nng)