Neraca Perdagangan RI April Surplus Rp5,93 Triliun

Jum'at, 15 Mei 2015 - 10:17 WIB
Neraca Perdagangan RI...
Neraca Perdagangan RI April Surplus Rp5,93 Triliun
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia April 2015 mengalami surplus sebesar USD454,4 juta atau sekitar Rp5,93 triliun (kurs Rp13.065/USD).

Angka tersebut lebih kecil dibanding bulan sebelumnya (Maret 2015) yang sebesar USD1,13 miliar. Sedangkan untuk periode Januari-April 2015 surplus sebesar USD2,77 miliar.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, kinerja ekspor April 2015 mencapai USD13,08 miliar, turun 4,04% dibanding Maret 2015. Sedangkan impor April 2015 mencapai USD12,63 miliar naik 0,16% dibanding Maret 2015.

"Ini karena faktor musim. Karena April kita hanya punya 30 hari sedangkan Maret ada 31 hari. Jadi ada selisih lebih rendah untuk kinerja ekspor kita daripada bulan sebelumnya," ujar Sasmito di Gedung BPS Jakarta, Jumat (15/5/2015).

Menurutnya, untuk periode Januari-April 2015 eskpor Indonesia mencapai USD52,14 miliar, turun 11,02% (yoy). Ekspor non migas periode Januari-April USD44,98 miliar, turun 6,43% (yoy).

"Untuk share terbesarnya karena lemak dan minyak hewan nabati sebesar USD6,42 miliar dan bahan bakar mineral USD6,10 miliar," ungkap dia.

Jika dilihat dari pangsa ekspor non migas periode Januari-April 2015, terbesarnya adalah Amerika Serikat sebesar USD5,15 miliar dengan presentase 11,46%, Jepang USD4,47 miliar dengan presentase 9,94% dan Tiongkok USD 4,31 miliar dengan presentase 9,58%.

Sementara, untuk impor April 2015, mengalami kenaikan 0,16% dibanding Maret 2015. Ini disebabkan karena kenaikan nilai impor migas sebesar naik 3% dan non migas turun 0,46%.

"Dibanding April 2014 impor turun 22,31%. Disebabkan karena penurunan harga migas. Penurunan ini adalah penurunan nilai tapi dari segi volume," ungkapnya.

Untuk total impor periode Januari-April 2015 mencapai USD49,36 miliar atau turun 17,02% (yoy). Impor nonmigas periode Januari-April 2015 USD40,92 miliar dengan presentase 8,64% (yoy).

Untuk total impor terbesar menurut negara, terbesar dari Tiongkok USD9,85 miliar dengan presentase 24,08%. Jepang mencapai USD5,05 miliar dengan presentase 12,35% dan Thailand sebesar USD2,74miliar dengan presentase 6,69%.

"Angka ini menunjukkan, kita masih impor banyak dari Tiongkok dan masih bergantung dengan barang-barang buatan sana," pungkas dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7169 seconds (0.1#10.140)