Insentif di KEK Sei Mangkei Disiapkan
A
A
A
MEDAN - Pemerintah sedang menyiapkan insentif bagi investor yang berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.
Fasilitas khusus itu diharapkan menarik investasi lebih banyak ke kawasan tersebut. ”Pembicaraan terakhir memungkinkan untuk diberikan biaya pajak murah. Tapi, konsep pemberiannya masih harus dirampungkan lagi,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Franky Sibarani seusai Pameran Potensi Investasi Regional di Medan, Sumatera Utara, kemarin.
Dia menambahkan, insentif lain yang kemungkinan bisa diberikan adalah penangguhan pajak untuk jangka waktu tertentu atau tax holiday . Sejauh ini ada sepuluh perusahaan yang mengajukan fasilitas itu dari beberapa KEK di Indonesia. Namun, sampaisekarangbelumada informasi lebih lanjut terkait itu.
”Diharapkan, dalam waktu dekat sudah bisa diketahui perusahaannya maupun lokasi KEK yang mendapat fasilitas. Semuanya masih harus disiapkan lebih matang lagi sehingga ketika siap, semuanya tinggal jalan,” ujarnya. Berbagai fasilitas khusus itu akan memudahkan pemerintah daerah (pemda) ataupun kalangan bisnis mempromosikan KEK Sei Mangkei ke calon investor. Pada akhirnya pertumbuhan nilai investasi ke kawasan tersebut bisa lebih cepat. Apalagi, investor sering mempertanyakan fasilitas yang akan diperoleh jika berinvestasi di Sei Mangkei.
”Koordinasi dengan pemda penting untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan investor. Sekarang sedang tahap pengajuan draf, apa-apa saja yang dibutuhkan di kawasan itu ke pemerintah pusat. Dengan adanya masukan dari daerah, maka akan tercipta kebijakan terintegrasi sehingga semuanya cukup jelas,” paparnya. Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho mengatakan, pemberian fasilitas khusus tersebut penting sebab memang ada beberapa investor yang mempertanyakan hal tersebut.
Salah satu pertanyaan yang kerap disampaikan investor secara langsung kepada Gubernur yaitu mengenai fasilitas atau keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan jika menghasilkan satu produk industri olahan dan berhasil diekspor. Terutama, jika mereka bisa memanfaatkan potensi pertanian di luar dari hasil PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, dalam hal ini hasil produksi petani.
”Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya hanya bisa kami sampaikan ke pemerintah pusat dan mudah- mudahan bisa terjawab dalam waktu dekat,” pungkasnya. Pada kesempatan yang sama Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, sebanyak 22 investor menjajaki investasi di Sumatera Utara. Mereka datang pada pertemuan yang digelar di Medan mulai kemarin. Beberapa investor yang hadir di antaranya berasal dari Jepang, Korea Selatan, Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Singapura, dan China.
Dari seluruh investor, sepuluh di antaranya berminat di bidang energi mengingat potensinya yang besar khususnya di Sumatera Utara. ”Sisanya kebanyakan menyatakan akan lihat potensi di provinsi lainnya sesuai dengan bidang masingmasing,” katanya. Menurut Franky, BKPM secara khusus mendorong investasi di sektor-sektor prioritas yaitu infrastruktur, termasuk pembangkit listrik.
Kemudian di industri manufaktur, mencakup industri padat karya seperti tekstil, makanan dan minuman, industri kimia dan farmasi, besi dan baja, elektronik, industri mesin dan automotif. Selain itu, industri maritim yang juga termasuk program nasional mencakup perkapalan dan perikanan. Selanjutnya, investasi di sektor pertanian dan sektor pariwisata.
”Kami ingin seluruh provinsi di Sumatera, khususnya Sumut, mampu bergerak menjadi terbaik,” paparnya.
Jelia amelida
Fasilitas khusus itu diharapkan menarik investasi lebih banyak ke kawasan tersebut. ”Pembicaraan terakhir memungkinkan untuk diberikan biaya pajak murah. Tapi, konsep pemberiannya masih harus dirampungkan lagi,” kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) Franky Sibarani seusai Pameran Potensi Investasi Regional di Medan, Sumatera Utara, kemarin.
Dia menambahkan, insentif lain yang kemungkinan bisa diberikan adalah penangguhan pajak untuk jangka waktu tertentu atau tax holiday . Sejauh ini ada sepuluh perusahaan yang mengajukan fasilitas itu dari beberapa KEK di Indonesia. Namun, sampaisekarangbelumada informasi lebih lanjut terkait itu.
”Diharapkan, dalam waktu dekat sudah bisa diketahui perusahaannya maupun lokasi KEK yang mendapat fasilitas. Semuanya masih harus disiapkan lebih matang lagi sehingga ketika siap, semuanya tinggal jalan,” ujarnya. Berbagai fasilitas khusus itu akan memudahkan pemerintah daerah (pemda) ataupun kalangan bisnis mempromosikan KEK Sei Mangkei ke calon investor. Pada akhirnya pertumbuhan nilai investasi ke kawasan tersebut bisa lebih cepat. Apalagi, investor sering mempertanyakan fasilitas yang akan diperoleh jika berinvestasi di Sei Mangkei.
”Koordinasi dengan pemda penting untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan investor. Sekarang sedang tahap pengajuan draf, apa-apa saja yang dibutuhkan di kawasan itu ke pemerintah pusat. Dengan adanya masukan dari daerah, maka akan tercipta kebijakan terintegrasi sehingga semuanya cukup jelas,” paparnya. Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho mengatakan, pemberian fasilitas khusus tersebut penting sebab memang ada beberapa investor yang mempertanyakan hal tersebut.
Salah satu pertanyaan yang kerap disampaikan investor secara langsung kepada Gubernur yaitu mengenai fasilitas atau keuntungan yang bisa diperoleh perusahaan jika menghasilkan satu produk industri olahan dan berhasil diekspor. Terutama, jika mereka bisa memanfaatkan potensi pertanian di luar dari hasil PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III, dalam hal ini hasil produksi petani.
”Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya hanya bisa kami sampaikan ke pemerintah pusat dan mudah- mudahan bisa terjawab dalam waktu dekat,” pungkasnya. Pada kesempatan yang sama Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, sebanyak 22 investor menjajaki investasi di Sumatera Utara. Mereka datang pada pertemuan yang digelar di Medan mulai kemarin. Beberapa investor yang hadir di antaranya berasal dari Jepang, Korea Selatan, Abu Dhabi (Uni Emirat Arab), Singapura, dan China.
Dari seluruh investor, sepuluh di antaranya berminat di bidang energi mengingat potensinya yang besar khususnya di Sumatera Utara. ”Sisanya kebanyakan menyatakan akan lihat potensi di provinsi lainnya sesuai dengan bidang masingmasing,” katanya. Menurut Franky, BKPM secara khusus mendorong investasi di sektor-sektor prioritas yaitu infrastruktur, termasuk pembangkit listrik.
Kemudian di industri manufaktur, mencakup industri padat karya seperti tekstil, makanan dan minuman, industri kimia dan farmasi, besi dan baja, elektronik, industri mesin dan automotif. Selain itu, industri maritim yang juga termasuk program nasional mencakup perkapalan dan perikanan. Selanjutnya, investasi di sektor pertanian dan sektor pariwisata.
”Kami ingin seluruh provinsi di Sumatera, khususnya Sumut, mampu bergerak menjadi terbaik,” paparnya.
Jelia amelida
(ars)