Lapenkop Cetak 4.398 Pemandu Koperasi
A
A
A
BANDUNG - Lembaga Pendidikan Perkoperasian (Lapenkop) berhasil membangun jaringan di 31 provinsi dan mencetak 4.398 pemandu. Para pemandu inilah yang aktif melakukan pendidikan bagi anggota, pengurus, pengawas, dan pengelola koperasi.
"Seluruh pemandu telah dilatih secara khusus, agar menguasai seluruh modul dan teknik mengajar standar Lapenkop. Kompetensi mereka telah disertifikasi, yang ditandai dengan dimilikinya Surat Izin Pemandu dan Pelatih (SIP)," kata Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko pada pembukaan up-grading 1.000 pemandu Lapenkop di Secapa Angkatan Darat, Bandung, Selasa (19/5/2015).
Menurutnya, Lapenkop menjadi ujung tombak dalam pengembangan koperasi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Karenanya, secara periodik, kompetensi pemandu juga ditingkatkan melalui kegiatan up-grading.
"Modul dan metode pendidikan Lapenkop, sudah teruji dalam meningkatkan partisipasi anggota koperasi, bahkan digunakan di Filipina dan Timor Leste. Lapenkop juga sudah dipercaya oleh sejumlah instansi bahkan perusahaan swasta, untuk melaksanakan pendidikan koperasi seperti PT Smart dan PT Astra Internasional," terangnya.
Dalam waktu dekat, Dekopin akan kerja sama dengan Kementerian Sosial, yang diikat dalam MoU yang ditandatangani saat pembukaan kegiatan up-grading pemandu Lapenkop di Bandung.
"Dekopin akan menggerakkan Lapenkop untuk melakukan pendampingan Kelompok Usaha Bersama (KUBe) yang sedang dikembangkan Kemensos," ungka dia.
Melalui pendampingan oleh Lapenkop, diharapkan kelak masyarakat yang tergabung dalam KUBe mempunyai kesadaran dan kebutuhan untuk berkoperasi, sehingga berinisiatif membentuk koperasi.
"Dengan wadah koperasi yang berbadan hukum, masyarakat yang kegiatan usahanya sudah dimatangkan melalui KUBe, akan lebih leluasa untuk mengembangkan usahanya, termasuk menjalin kerja sama dengan pihak lain seperti perbankan," tutur Agung.
Lebih lanjut dia mengatakan, di Rapimnas Maret lalu, Dekopin mengundang beberapa kementerian seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Sosial, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
"Tujuannya, menyamakan persepsi dan mensinergikan program untuk pemberdayaan masyarakat melalui koperasi," sebutnya.
Pada akhir Mei Dekopin bekerja sama dengan Kemendikbud, Kemenpora, dan Kemenkop-UKM akan mengadakan SMK Expo di Yogyakarta yang akan memamerkan produk unggulan dari 41 SMK se-Indonesia. Para peserta SMK ini akan didorong untuk berwirakoperasi dalam wadah koperasi.
"Setelah tamat, para siswa SMK ini akan terus membawa koperasi yang mereka miliki oleh karena mereka memiliki produk dan selama berkoperasi di sekolah mereka sudah mulai dilatih memproduksi, mengemas produk, dan menjual produk mereka," tandasnya.
"Seluruh pemandu telah dilatih secara khusus, agar menguasai seluruh modul dan teknik mengajar standar Lapenkop. Kompetensi mereka telah disertifikasi, yang ditandai dengan dimilikinya Surat Izin Pemandu dan Pelatih (SIP)," kata Ketua Harian Dekopin Agung Sudjatmoko pada pembukaan up-grading 1.000 pemandu Lapenkop di Secapa Angkatan Darat, Bandung, Selasa (19/5/2015).
Menurutnya, Lapenkop menjadi ujung tombak dalam pengembangan koperasi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. Karenanya, secara periodik, kompetensi pemandu juga ditingkatkan melalui kegiatan up-grading.
"Modul dan metode pendidikan Lapenkop, sudah teruji dalam meningkatkan partisipasi anggota koperasi, bahkan digunakan di Filipina dan Timor Leste. Lapenkop juga sudah dipercaya oleh sejumlah instansi bahkan perusahaan swasta, untuk melaksanakan pendidikan koperasi seperti PT Smart dan PT Astra Internasional," terangnya.
Dalam waktu dekat, Dekopin akan kerja sama dengan Kementerian Sosial, yang diikat dalam MoU yang ditandatangani saat pembukaan kegiatan up-grading pemandu Lapenkop di Bandung.
"Dekopin akan menggerakkan Lapenkop untuk melakukan pendampingan Kelompok Usaha Bersama (KUBe) yang sedang dikembangkan Kemensos," ungka dia.
Melalui pendampingan oleh Lapenkop, diharapkan kelak masyarakat yang tergabung dalam KUBe mempunyai kesadaran dan kebutuhan untuk berkoperasi, sehingga berinisiatif membentuk koperasi.
"Dengan wadah koperasi yang berbadan hukum, masyarakat yang kegiatan usahanya sudah dimatangkan melalui KUBe, akan lebih leluasa untuk mengembangkan usahanya, termasuk menjalin kerja sama dengan pihak lain seperti perbankan," tutur Agung.
Lebih lanjut dia mengatakan, di Rapimnas Maret lalu, Dekopin mengundang beberapa kementerian seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Sosial, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
"Tujuannya, menyamakan persepsi dan mensinergikan program untuk pemberdayaan masyarakat melalui koperasi," sebutnya.
Pada akhir Mei Dekopin bekerja sama dengan Kemendikbud, Kemenpora, dan Kemenkop-UKM akan mengadakan SMK Expo di Yogyakarta yang akan memamerkan produk unggulan dari 41 SMK se-Indonesia. Para peserta SMK ini akan didorong untuk berwirakoperasi dalam wadah koperasi.
"Setelah tamat, para siswa SMK ini akan terus membawa koperasi yang mereka miliki oleh karena mereka memiliki produk dan selama berkoperasi di sekolah mereka sudah mulai dilatih memproduksi, mengemas produk, dan menjual produk mereka," tandasnya.
(izz)