China dan Brasil Perkuat Perdagangan
A
A
A
BRASIL - Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang membuat kesepakatan perdagangan dan investasi dengan Brasil senilai miliaran dolar.
Langkah ini menjadi bagian upaya Beijing menginvestasikan USD53 miliar di negara ekonomi terbesar di Amerika Selatan tersebut. Investasi ini sangat penting bagi Brasil yang sedang menghadapi pertumbuhan ekonomi yang lemah selama lima tahun berturut-turut, setelah pertumbuhan cepat didorong oleh permintaan komoditas dari Asia.
Presiden Brasil Dilma Rousseff berharap, negaranya dapat memanfaatkan dana tunai dari China untuk memperbaiki infrastruktur saat Rio de Janeiro bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade pertama di Amerika Selatan pada tahun depan. Sebanyak 35 kesepakatan dibuat dalam kunjungan pertama Li ke Amerika Latin, termasuk kesepakatan kerja sama dan keuangan senilai USD7 miliar untuk perusahaan minyak milik pemerintah Brasil, Petrobras. Rousseff yang akan berkunjung ke China tahun depan menyatakan intensitas baru dalam hubungan kedua negara.
”China dan Brasil memainkan peran utama dalam konstruksi tata dunia baru,” ujarnya, dikutip kantor berita AFP . Rousseff yang terpilih kembali pada Oktober harus bekerja keras mengatasi penurunan ekonomi serta skandal korupsi di Petrobras. Li pun menjelaskan pengalaman China yang banyak dalam membangun infrastruktur. ”Beijing senang bekerja sama dengan Brasil dalam mengurangi biaya,” tutur Li.
Meski menghadapi skandal korupsi miliaran dolar yang merusak reputasinya, Petrobras awal tahun ini mendapatkan dukungan China dengan penandatanganan kesepakatan keuangan USD3,5 miliar dengan China Investment Bank. Kendati menjadi mitra perdagangan nomor satu bagi Brasil pada 2009, China saat ini hanya berada di rangking ke-12 dalam hal investasi riil di Brasil, mendorong negara itu meningkatkan kerja sama ekonomi lebih erat dengan Negeri Panda. China merupakan pemasok kereta metro dan kapal baru untuk Rio.
Li juga mengunjungi kota tuan rumah Olimpiade itu untuk melihat berbagai investasi China di sana, sebelum meninggalkan negara itu hari ini menuju Colombia, kemudian ke Peru dan Cile. Lawatan Li itu bertujuan memperkuat pengaruh China di Amerika Latin. Kunjungan ini hanya beberapa hari setelah Beijing menandatangani kesepakatan bernilai USD25 miliar dan USD22 miliar dengan negara- negara berkembang BRICS. Meski demikian, paket kerja sama dengan Brasil bernilai lebih besar dibandingkan kesepakatan dengan BRICS.
Rousseff dan Li juga menandatangani kesepakatan kerja sama bilateral dalam perdagangan, investasi, pertanian, energi dan transportasi. Brasil dan Beijing juga menyelesaikan kesepakatan USD1,3 miliar untuk menjual 22 jet komersial Embraer asal Brasil ke Tianjin Airlines asal China. Produsen bijih besi terbesar di dunia asal Brasil, Vale, juga membuat beberapa kerja sama dengan China untuk transportasi laut bagi komoditas bijih besi.
Salah satu kerja sama itu adalah perpanjangan kesepakatan sebelumnya dengan menjual empat kapal pengangkut bijih besi pada China Merchants Energy Shipping Co. Ltd dan penandatanganan memorandum of understanding dengan Industrial and Commercial Bank of China untuk pinjaman USD4 miliar dan kesepakatan keuangan lainnya.
China juga berjanji mencabut larangan impor untuk daging asal Brasil dan menandatangani proyek ambisius membangun jaringan kereta dari pelabuhan Santos di bagian tenggara menuju pelabuhan Ilo, Peruvian Pacific, dengan jarak lebih 3.500 kilometer. Perdagangan bilateral antara negara-negara berkembang BRICS semakin meningkat selama dekade lalu dengan China menjadi mitra dagang utama Brasil pada 2009. Perdagangan antara China dan Amerika Latin secara keseluruhan naik dari USD10 miliar pada 2000 menjadi USD255,5 miliar pada 2012.
Perdagangan China dan Brasil meningkat pesat dari USD6,5 miliar apda 2003 menjadi USD83,3 miliar pada 2012. Menjelang kedatangan Li kemarin, Kepala Urusan Asia di Kementerian Luar Negeri Brasil Jose Graca Lima menjelaskan, generasi kedua investasi China sedang berlangsung, berubah dari perdagangan bahan baku menuju industri berat dan infrastruktur.
Syarifudin
Langkah ini menjadi bagian upaya Beijing menginvestasikan USD53 miliar di negara ekonomi terbesar di Amerika Selatan tersebut. Investasi ini sangat penting bagi Brasil yang sedang menghadapi pertumbuhan ekonomi yang lemah selama lima tahun berturut-turut, setelah pertumbuhan cepat didorong oleh permintaan komoditas dari Asia.
Presiden Brasil Dilma Rousseff berharap, negaranya dapat memanfaatkan dana tunai dari China untuk memperbaiki infrastruktur saat Rio de Janeiro bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade pertama di Amerika Selatan pada tahun depan. Sebanyak 35 kesepakatan dibuat dalam kunjungan pertama Li ke Amerika Latin, termasuk kesepakatan kerja sama dan keuangan senilai USD7 miliar untuk perusahaan minyak milik pemerintah Brasil, Petrobras. Rousseff yang akan berkunjung ke China tahun depan menyatakan intensitas baru dalam hubungan kedua negara.
”China dan Brasil memainkan peran utama dalam konstruksi tata dunia baru,” ujarnya, dikutip kantor berita AFP . Rousseff yang terpilih kembali pada Oktober harus bekerja keras mengatasi penurunan ekonomi serta skandal korupsi di Petrobras. Li pun menjelaskan pengalaman China yang banyak dalam membangun infrastruktur. ”Beijing senang bekerja sama dengan Brasil dalam mengurangi biaya,” tutur Li.
Meski menghadapi skandal korupsi miliaran dolar yang merusak reputasinya, Petrobras awal tahun ini mendapatkan dukungan China dengan penandatanganan kesepakatan keuangan USD3,5 miliar dengan China Investment Bank. Kendati menjadi mitra perdagangan nomor satu bagi Brasil pada 2009, China saat ini hanya berada di rangking ke-12 dalam hal investasi riil di Brasil, mendorong negara itu meningkatkan kerja sama ekonomi lebih erat dengan Negeri Panda. China merupakan pemasok kereta metro dan kapal baru untuk Rio.
Li juga mengunjungi kota tuan rumah Olimpiade itu untuk melihat berbagai investasi China di sana, sebelum meninggalkan negara itu hari ini menuju Colombia, kemudian ke Peru dan Cile. Lawatan Li itu bertujuan memperkuat pengaruh China di Amerika Latin. Kunjungan ini hanya beberapa hari setelah Beijing menandatangani kesepakatan bernilai USD25 miliar dan USD22 miliar dengan negara- negara berkembang BRICS. Meski demikian, paket kerja sama dengan Brasil bernilai lebih besar dibandingkan kesepakatan dengan BRICS.
Rousseff dan Li juga menandatangani kesepakatan kerja sama bilateral dalam perdagangan, investasi, pertanian, energi dan transportasi. Brasil dan Beijing juga menyelesaikan kesepakatan USD1,3 miliar untuk menjual 22 jet komersial Embraer asal Brasil ke Tianjin Airlines asal China. Produsen bijih besi terbesar di dunia asal Brasil, Vale, juga membuat beberapa kerja sama dengan China untuk transportasi laut bagi komoditas bijih besi.
Salah satu kerja sama itu adalah perpanjangan kesepakatan sebelumnya dengan menjual empat kapal pengangkut bijih besi pada China Merchants Energy Shipping Co. Ltd dan penandatanganan memorandum of understanding dengan Industrial and Commercial Bank of China untuk pinjaman USD4 miliar dan kesepakatan keuangan lainnya.
China juga berjanji mencabut larangan impor untuk daging asal Brasil dan menandatangani proyek ambisius membangun jaringan kereta dari pelabuhan Santos di bagian tenggara menuju pelabuhan Ilo, Peruvian Pacific, dengan jarak lebih 3.500 kilometer. Perdagangan bilateral antara negara-negara berkembang BRICS semakin meningkat selama dekade lalu dengan China menjadi mitra dagang utama Brasil pada 2009. Perdagangan antara China dan Amerika Latin secara keseluruhan naik dari USD10 miliar pada 2000 menjadi USD255,5 miliar pada 2012.
Perdagangan China dan Brasil meningkat pesat dari USD6,5 miliar apda 2003 menjadi USD83,3 miliar pada 2012. Menjelang kedatangan Li kemarin, Kepala Urusan Asia di Kementerian Luar Negeri Brasil Jose Graca Lima menjelaskan, generasi kedua investasi China sedang berlangsung, berubah dari perdagangan bahan baku menuju industri berat dan infrastruktur.
Syarifudin
(ars)