Kelebihan Pasokan Berlanjut, Harga Minyak Merosot
Kamis, 21 Mei 2015 - 09:46 WIB
Kelebihan Pasokan Berlanjut, Harga Minyak Merosot
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah Brent merosot di perdagangan Asia pagi ini karena berlanjutnya kelebihan pasokan, sehingga membebani pasar.
Harga minyak Brent bulan depan tidak menentu naik dan turun karena sentimen harian lebih mendominasi, meskipun harga telah fluktuatif sekitar USD4 ke USD64-USD68/barel sejak 23 April 2015.
Pada awal perdagangan Kamis, kekhawatiran pasokan mendominasi, dengan minyak Brent turun 5 sen menjadi USD64,98/barel pada pukul 21.09 EDT, dan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 15 sen menjadi USD58,82.
"Meningkatnya fokus pada penawaran cenderung menjaga harga dalam jangka pendek," tulis ANZ Bank seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/5/2015).
Koreksi itu terjadi setelah kenaikan harga pada hari sebelumnya karena menguatnya saham di AS dan pengetatan di pasar Asia, sementara harga menurun tajam pada Selasa setelah analis menurunkan perkiraan harga akibat berlanjutnya kelebihan pasokan.
Konsensus melihat bahwa pasar global telah kelebihan pasokan antara 1,5 juta dan 2,5 juta barel per hari (bph) sejak awal tahun ini.
Harga minyak Brent bulan depan tidak menentu naik dan turun karena sentimen harian lebih mendominasi, meskipun harga telah fluktuatif sekitar USD4 ke USD64-USD68/barel sejak 23 April 2015.
Pada awal perdagangan Kamis, kekhawatiran pasokan mendominasi, dengan minyak Brent turun 5 sen menjadi USD64,98/barel pada pukul 21.09 EDT, dan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 15 sen menjadi USD58,82.
"Meningkatnya fokus pada penawaran cenderung menjaga harga dalam jangka pendek," tulis ANZ Bank seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/5/2015).
Koreksi itu terjadi setelah kenaikan harga pada hari sebelumnya karena menguatnya saham di AS dan pengetatan di pasar Asia, sementara harga menurun tajam pada Selasa setelah analis menurunkan perkiraan harga akibat berlanjutnya kelebihan pasokan.
Konsensus melihat bahwa pasar global telah kelebihan pasokan antara 1,5 juta dan 2,5 juta barel per hari (bph) sejak awal tahun ini.
(rna)
