Pelindo III Cari Pinjaman Rp15 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo III) dalam tiga tahun ke depan membutuhkan pinjaman sebesar Rp15 triliun untuk mengembangkan infrastruktur di 43 pelabuhan yang dikelolanya.
Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan, dana tersebut sebagian besar akan digunakan perseroan untuk pengembangan Terminal Teluk Lamong di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Hingga 2020, terminal ini membutuhkan dana Rp23,4 triliun.
"Untuk tahap awal pembangunan Teluk Lamong dan menyelesaikan revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), kami menghabiskan dana Rp4,65 triliun," kata Djarwo usai menghadiri peresmian Teluk Lamong di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/5/2015).
Sebagai catatan, Pelindo III pada Oktober 2014 telah menerbitkan obligasi global (global bond) senilai USD500 juta atau setara Rp6,5 triliun (Rp13.000/USD). Dana tersebut digunakan untuk pembangunan dua proyek infrastruktur kepelabuhan di Jatim.
Meskipun memiliki utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD), namun perseroan tidak khawatir dengan fluktuasi mata uang saat ini. Pasalnya, menurut Djarwo, pendapatan Pelindo III sebagian besar diperoleh dalam USD.
"Untuk pendanaan eksternal, ada beberapa kemungkinan seperti obligasi, sukuk atau pinjaman bank. Nanti kita lihat karena pasar keuangan berubah-ubah tidak bisa kita putuskan sekarang," lanjut Djarwo.
Dari kebutuhan dana eksternal Rp11 triliun, kata Djarwo akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur kepelabuhan guna memacu integrasi logistik nasional.
Pelindo III saat ini mengoperasikan 43 pelabuhan yang tersebar di tujuh provinsi di seluruh Indonesia. Perseroan juga memiliki 10 anak usaha dan afiliasi.
"Semua dana tersebut untuk revitalisasi pelabuhan di bawah Pelindo III, jadi tidak hanya Teluk Lamong, banyak yang belum saya sebut, misalnya Pelabuhan Maumere," pungkasnya.
Direktur Utama Pelindo III Djarwo Surjanto mengatakan, dana tersebut sebagian besar akan digunakan perseroan untuk pengembangan Terminal Teluk Lamong di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Hingga 2020, terminal ini membutuhkan dana Rp23,4 triliun.
"Untuk tahap awal pembangunan Teluk Lamong dan menyelesaikan revitalisasi Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS), kami menghabiskan dana Rp4,65 triliun," kata Djarwo usai menghadiri peresmian Teluk Lamong di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (22/5/2015).
Sebagai catatan, Pelindo III pada Oktober 2014 telah menerbitkan obligasi global (global bond) senilai USD500 juta atau setara Rp6,5 triliun (Rp13.000/USD). Dana tersebut digunakan untuk pembangunan dua proyek infrastruktur kepelabuhan di Jatim.
Meskipun memiliki utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD), namun perseroan tidak khawatir dengan fluktuasi mata uang saat ini. Pasalnya, menurut Djarwo, pendapatan Pelindo III sebagian besar diperoleh dalam USD.
"Untuk pendanaan eksternal, ada beberapa kemungkinan seperti obligasi, sukuk atau pinjaman bank. Nanti kita lihat karena pasar keuangan berubah-ubah tidak bisa kita putuskan sekarang," lanjut Djarwo.
Dari kebutuhan dana eksternal Rp11 triliun, kata Djarwo akan digunakan untuk mengembangkan infrastruktur kepelabuhan guna memacu integrasi logistik nasional.
Pelindo III saat ini mengoperasikan 43 pelabuhan yang tersebar di tujuh provinsi di seluruh Indonesia. Perseroan juga memiliki 10 anak usaha dan afiliasi.
"Semua dana tersebut untuk revitalisasi pelabuhan di bawah Pelindo III, jadi tidak hanya Teluk Lamong, banyak yang belum saya sebut, misalnya Pelabuhan Maumere," pungkasnya.
(rna)