Ekspansi IKEA Terkendala Lahan Baru
A
A
A
JAKARTA - IKEA Indonesia belum mempunyai rencana membuka toko baru di Indonesia sejak dibuka pada Oktober 2014 lalu di Alam Sutera, Tangerang. Hal ini lantaran belum tersedianya lahan yang memenuhi standar IKEA.
Country Government Relation Manager IKEA Indonesia Tony Mampuk mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi-lokasi yang akan dijadikan cabang berikutnya. “Selain akses yang baik, juga harus bisa dijangkau oleh truk, kontainer, dan mudah diakses dari jalan tol,” ujarnya dalam kunjungan manajemen IKEA ke kantor redaksi KORAN SINDO kemarin.
Tony melanjutkan, terkait infrastruktur, dengan adanya proses long import bisa memakan waktu hingga tiga bulan. Selain itu, biaya logistik di Indonesia juga masih tinggi. “Ada regulasi barrier yang akhirnya menghambat. Harusnya singkat, bisa menjadi lebih lambat,” imbuhnya. Di sektor makanan Tony mengungkapkan kesulitannya mendapatkan lisensi dari BPOM untuk produk makanan IKEA. Sementara, peraturan SVLK untuk ekspor impor kebutuhan produk kehutanan juga menghambat produk furnitur.
“Kalau itu diterapkan, lebih baik di hulu saja,” katanya. Tony menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan 11 produsen dalam negeri untuk memasok 706 produk ke 366 toko IKEA yang tersebar di 47 negara. Selain itu, pihaknya juga terus mencari pemasok dari dalam negeri yang mampu memproduksi barang yang sesuai standar yang ditetapkan untuk supply global chain.
“Hal ini untuk mendorong produk Indonesia untuk ekspor ke luar negeri,” ungkapnya. Nilai ekspor IKEA Indonesia pada 2014 mencapai USD100 juta. Jumlah tersebut akan terus meningkat dan ditargetkan meningkat 10 kali lipat atau mencapai USD1 miliar pada 2030. Pada 2016 IKEA Indonesia akan memproduksi barang baru untuk kategori matras dan furnitur. Sementara, pada 2017 akan memproduksi tekstil dengan pola batik untuk barang yang berkaitan dengan furnitur.
Saat ini Indonesia menjadi pemasok produk-produk furnitur untuk kategori anak-anak, seperti lemari dan tempat tidur anak, ditambah produk berbahan rotan, tekstil dan perlengkapanmakanberbahankeramik. Indonesia juga menjadi produsen dan pemasok produk kategori soft toys atau mainan seperti boneka bagi IKEA sejak 1990-an.
Oktiani endarwati
Country Government Relation Manager IKEA Indonesia Tony Mampuk mengatakan, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi-lokasi yang akan dijadikan cabang berikutnya. “Selain akses yang baik, juga harus bisa dijangkau oleh truk, kontainer, dan mudah diakses dari jalan tol,” ujarnya dalam kunjungan manajemen IKEA ke kantor redaksi KORAN SINDO kemarin.
Tony melanjutkan, terkait infrastruktur, dengan adanya proses long import bisa memakan waktu hingga tiga bulan. Selain itu, biaya logistik di Indonesia juga masih tinggi. “Ada regulasi barrier yang akhirnya menghambat. Harusnya singkat, bisa menjadi lebih lambat,” imbuhnya. Di sektor makanan Tony mengungkapkan kesulitannya mendapatkan lisensi dari BPOM untuk produk makanan IKEA. Sementara, peraturan SVLK untuk ekspor impor kebutuhan produk kehutanan juga menghambat produk furnitur.
“Kalau itu diterapkan, lebih baik di hulu saja,” katanya. Tony menambahkan, hingga saat ini pihaknya telah bekerja sama dengan 11 produsen dalam negeri untuk memasok 706 produk ke 366 toko IKEA yang tersebar di 47 negara. Selain itu, pihaknya juga terus mencari pemasok dari dalam negeri yang mampu memproduksi barang yang sesuai standar yang ditetapkan untuk supply global chain.
“Hal ini untuk mendorong produk Indonesia untuk ekspor ke luar negeri,” ungkapnya. Nilai ekspor IKEA Indonesia pada 2014 mencapai USD100 juta. Jumlah tersebut akan terus meningkat dan ditargetkan meningkat 10 kali lipat atau mencapai USD1 miliar pada 2030. Pada 2016 IKEA Indonesia akan memproduksi barang baru untuk kategori matras dan furnitur. Sementara, pada 2017 akan memproduksi tekstil dengan pola batik untuk barang yang berkaitan dengan furnitur.
Saat ini Indonesia menjadi pemasok produk-produk furnitur untuk kategori anak-anak, seperti lemari dan tempat tidur anak, ditambah produk berbahan rotan, tekstil dan perlengkapanmakanberbahankeramik. Indonesia juga menjadi produsen dan pemasok produk kategori soft toys atau mainan seperti boneka bagi IKEA sejak 1990-an.
Oktiani endarwati
(bbg)