Jokowi Kaget Total Aset BUMN Rp4.500 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kaget setelah mengetahui total aset dari seluruh perusahaan milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mencapai Rp4.500 triliun.
"Dua minggu lalu saya mengumpulkan direksi BUMN yang kita miliki, ada 143 BUMN. Malam-malam saya jumlahkan berapa aset BUMN kita, saya kaget ternyata total asetnya mencapai Rp4.500 triliun," kata dia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Selain itu, total aset bank pembangunan daerah (BPD) mencapai Rp430 triliun. Menurutnya, hal tersebut menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
Dia mengatakan, perusahaan BUMN perlu kerja sama untuk membangun super holding, seperti yang dilakukan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan mampu membangun pabrik di beberapa tempat, bahkan ekspansi ke beberapa negara.
Atas dasar itu, Jokowi juga berkeinginan membentuk holding BPD. Bahkan, keinginannya tesebut telah disampaikan kepada Ketua Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad. "Kita ingin BPD kita besar, ini cita-cita, kita ingin BPD kita juga lincah menangkap peluang. Jangan sampai peluang berseliweran di depan mata tidak bisa diambil BPD karena permodalannya kurang," ujarnya.
Menurutnya, saat ini sebesar 26% persen kredit di BPD untuk sektor produktif, sisanya 74% untuk sektor konsumtif. Jokowi Berkinginan untuk dibalik, yakni sektor produktif mencapai 74% dan konsumtif 26%.
"Harus mulai berani membalik itu kalau negara kita ini mau menjadi lebih baik. Ini yang mau kita ubah mulai atas sampai ke daerah," imbuh dia.
"Dua minggu lalu saya mengumpulkan direksi BUMN yang kita miliki, ada 143 BUMN. Malam-malam saya jumlahkan berapa aset BUMN kita, saya kaget ternyata total asetnya mencapai Rp4.500 triliun," kata dia di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/5/2015).
Selain itu, total aset bank pembangunan daerah (BPD) mencapai Rp430 triliun. Menurutnya, hal tersebut menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
Dia mengatakan, perusahaan BUMN perlu kerja sama untuk membangun super holding, seperti yang dilakukan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan mampu membangun pabrik di beberapa tempat, bahkan ekspansi ke beberapa negara.
Atas dasar itu, Jokowi juga berkeinginan membentuk holding BPD. Bahkan, keinginannya tesebut telah disampaikan kepada Ketua Dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad. "Kita ingin BPD kita besar, ini cita-cita, kita ingin BPD kita juga lincah menangkap peluang. Jangan sampai peluang berseliweran di depan mata tidak bisa diambil BPD karena permodalannya kurang," ujarnya.
Menurutnya, saat ini sebesar 26% persen kredit di BPD untuk sektor produktif, sisanya 74% untuk sektor konsumtif. Jokowi Berkinginan untuk dibalik, yakni sektor produktif mencapai 74% dan konsumtif 26%.
"Harus mulai berani membalik itu kalau negara kita ini mau menjadi lebih baik. Ini yang mau kita ubah mulai atas sampai ke daerah," imbuh dia.
(izz)