Jokowi Sebut Pembangunan MRT Terlalu Ribet
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, proyek pembangunan alat transportasi massal berbasis mass rapid transit (MRT) terlalu memakan waktu alias ribet. Bahkan, proses pengerjaan dan persiapannya juga dinilai memakan waktu.
Hal tersebut dikatakannya saat memimpin rapat terbatas (ratas) percepatan penyediaan infrastruktur prioritas, terutama yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur jalan, transportasi, pelabuhan, dan listrik (powerplant) di Istana Negara, Jakarta, hari ini.
"Saya berikan contoh, MRT Jakarta, perencanaan sampai 26 tahun yang lalu. Lalu ada proses-proses lagi, feasibility studies kemudian masuk dalam bluebook, amdal, lalu ada pencarian funding, cari lagi untuk fund channel, kemudian terus set up organisasi," tuturnya, Selasa (26/5/2015).
Menurut dia, jika strategi pembangunan infrastruktur seperti MRT terus dilanjutkan, maka bukan tidak mungkin berbagai proyek infrastruktur prioritas akan mangkrak. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan pulih.
"Menurut saya kalau ini diteruskan begini akan terlalu lama mengerjakan infrastruktur kita. Sebab itu, proses percepatan penyediaan infrastruktur harus disederhanakan dan dipercepat, sehingga harapan yang ada di masyarakat serta realitas juga betul-betul ada," pungkasnya.
Sekadar informasi, ratas hari ini dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono, Menteri ESDM Sudirman Said dan beberapa menteri lainnya.
Hal tersebut dikatakannya saat memimpin rapat terbatas (ratas) percepatan penyediaan infrastruktur prioritas, terutama yang berkaitan dengan pembangunan infrastruktur jalan, transportasi, pelabuhan, dan listrik (powerplant) di Istana Negara, Jakarta, hari ini.
"Saya berikan contoh, MRT Jakarta, perencanaan sampai 26 tahun yang lalu. Lalu ada proses-proses lagi, feasibility studies kemudian masuk dalam bluebook, amdal, lalu ada pencarian funding, cari lagi untuk fund channel, kemudian terus set up organisasi," tuturnya, Selasa (26/5/2015).
Menurut dia, jika strategi pembangunan infrastruktur seperti MRT terus dilanjutkan, maka bukan tidak mungkin berbagai proyek infrastruktur prioritas akan mangkrak. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan pulih.
"Menurut saya kalau ini diteruskan begini akan terlalu lama mengerjakan infrastruktur kita. Sebab itu, proses percepatan penyediaan infrastruktur harus disederhanakan dan dipercepat, sehingga harapan yang ada di masyarakat serta realitas juga betul-betul ada," pungkasnya.
Sekadar informasi, ratas hari ini dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono, Menteri ESDM Sudirman Said dan beberapa menteri lainnya.
(izz)