Rupiah Berakhir Merana Tertekan USD
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini berakhir merana tertekan makin menguatnya dolar Amerika Serikat (USD).
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada di level Rp13.243/USD, terdepresiasi 55 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp13.188/USD.
Data Bloomberg mencatat mata uang domestik pada level Rp13.223/USD. Posisi rupiah terkoreksi 34 poin dibanding kemarin di level Rp13.189/USD.
Masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp13.191/USD. Adapun posisi rupiah terkuat di level Rp13.183/USD dan terlemah di level Rp13.225/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Yahoofinance berada pada level Rp13.212/USD, dengan kisaran harian Rp13.175-Rp13.227/USD. Posisi ini melemah 22 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp13.190/USD.
Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.205/USD. Posisi ini membaik 14 poin dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp13.229/USD.
Adapun USD menguat ke level tertinggi 12,5 tahun terhadap yen pada Kamis karena investor berspekulasi bahwa suku bunga AS akan naik tahun ini, sementara kebijakan moneter akan tetap longgar di Jepang.
USD terhadap yen melonjak ke 124,30. Naiknya saham Tokyo juga membantu meningkatkan risk appetite dan menyakiti yen, yang telah berada di bawah tekanan akibat program stimulus moneter Bank Sentral Jepang yang dilakukan secara agresif sejak 2013.
Namun, dikutip dari Reuters, USD terhadap euro melemah 0,4% menjadi 1,0948 setelah anggota Bank Sentral Eropa Ewald Nowotny mengatakan, suku bunga negatif bukan merupakan unsur normal ekonomi dan tidak akan bertahan dalam jangka panjang.
Mata uang tunggal mendapat dorongan oleh spekulasi bahwa Yunani dan krditor kemungkinan mendekati kesepakatan untuk memberi pinjaman sebelum pinjaman Dana Moneter Internasional (IMF) jatuh tempo pada 5 Juni 2015.
Terhadap sekeranjang mata uang utama, euro menguat terbesar, sedangkan USD turun tipis 0,2%.
Di sisi lain, pedagang waspada terhadap potensi intervensi oleh pejabat Jepang untuk menstabilkan yen. USD terhadap yen terakhir diperdagangkan di 123,685, terbaik sejak November 2015.
Di antara mata uang komoditas, USD Australia tergelincir lebih dari 0,5% setelah angka investasi bisnis di bawah perkiraan, sehingga memicu harapan program stimulus oleh Bank Sentral Australia. Aussie terhadap USD jatuh ke 0,7671, terendah dalam enam pekan.
(Baca: Rupiah Siang Ini Ditutup Makin Tergerus)
Posisi rupiah berdasarkan data Sindonews bersumber dari Limas berada di level Rp13.243/USD, terdepresiasi 55 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp13.188/USD.
Data Bloomberg mencatat mata uang domestik pada level Rp13.223/USD. Posisi rupiah terkoreksi 34 poin dibanding kemarin di level Rp13.189/USD.
Masih berdasarkan data Bloomberg, rupiah pagi tadi dibuka pada level Rp13.191/USD. Adapun posisi rupiah terkuat di level Rp13.183/USD dan terlemah di level Rp13.225/USD.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Yahoofinance berada pada level Rp13.212/USD, dengan kisaran harian Rp13.175-Rp13.227/USD. Posisi ini melemah 22 poin dibanding penutupan kemarin di level Rp13.190/USD.
Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.205/USD. Posisi ini membaik 14 poin dibanding penutupan hari sebelumnya di level Rp13.229/USD.
Adapun USD menguat ke level tertinggi 12,5 tahun terhadap yen pada Kamis karena investor berspekulasi bahwa suku bunga AS akan naik tahun ini, sementara kebijakan moneter akan tetap longgar di Jepang.
USD terhadap yen melonjak ke 124,30. Naiknya saham Tokyo juga membantu meningkatkan risk appetite dan menyakiti yen, yang telah berada di bawah tekanan akibat program stimulus moneter Bank Sentral Jepang yang dilakukan secara agresif sejak 2013.
Namun, dikutip dari Reuters, USD terhadap euro melemah 0,4% menjadi 1,0948 setelah anggota Bank Sentral Eropa Ewald Nowotny mengatakan, suku bunga negatif bukan merupakan unsur normal ekonomi dan tidak akan bertahan dalam jangka panjang.
Mata uang tunggal mendapat dorongan oleh spekulasi bahwa Yunani dan krditor kemungkinan mendekati kesepakatan untuk memberi pinjaman sebelum pinjaman Dana Moneter Internasional (IMF) jatuh tempo pada 5 Juni 2015.
Terhadap sekeranjang mata uang utama, euro menguat terbesar, sedangkan USD turun tipis 0,2%.
Di sisi lain, pedagang waspada terhadap potensi intervensi oleh pejabat Jepang untuk menstabilkan yen. USD terhadap yen terakhir diperdagangkan di 123,685, terbaik sejak November 2015.
Di antara mata uang komoditas, USD Australia tergelincir lebih dari 0,5% setelah angka investasi bisnis di bawah perkiraan, sehingga memicu harapan program stimulus oleh Bank Sentral Australia. Aussie terhadap USD jatuh ke 0,7671, terendah dalam enam pekan.
(Baca: Rupiah Siang Ini Ditutup Makin Tergerus)
(rna)