Sudah Amankah Hasil Inovasi Anda?
A
A
A
Inovasi menjadi daya tarik yang kuat bagi pembeli dan pemakai. Selain itu, sebagai senjata pamungkas bagi penjual, menjadi sumur yang tak pernah kering bagi pemilik usaha dalam menimba profit, dan tentu saja menjadi tangga bagi pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.
Begitu banyak dan besar manfaat yang diperoleh perusahaan dari sebuah inovasi yang diterima pasar. Namun untuk melahirkan sebuah inovasi tidaklah mudah, terutama di perusahaan besar yang sudah sangat mapan dengan produk dan jasa layanan yang ada. Dari sisi lain, kesulitan itu timbul karena sekarang ini dengan dukungan teknologi dan IT semakin cepat lahir sebuah inovasi.
Sebaliknya, semakin pendek juga ketahanan dalam kurun waktu karena dengan mudah hasil inovasi kita akan ditiru perusahaanperusahaan lain yang malas mengerjakan dan mengembangkan inovasi sendiri. Mereka lebih senang mencontek, meniru dengan cara mengubah, memodifikasi sedikit di sana-sini, dan kemudian meluncurkannya ke pasar sebagai produk inovatif baru dengan harga yang jauh lebih murah, dan tidak jarang memenangkan pangsa pasar.
Melalui survei terhadap 2.500 eksekutif dari 300 perusahaan, perusahaan konsultan McKinsey menemukan delapan faktor penting untuk mengamankan inovasi yang kita kembangkan dan menjadi penghalang bagi yang ingin meniru. Delapan faktor penting ini dibagi dalam dua kelompok; empat faktor pertama bersifat strategis dan kreatif, sedangkan empat lainnya berkenaan dengan cara bagaimana mengelola inovasi dan menelurkan inovasi secara terus menerus, berulang kali dengan nilai tambah dan memberikan kontribusi yang berarti terhadap performa keseluruhan.
Pertama, aspire (cita-cita, keinginan). Mungkin sebagian dari kita masih mengingat ketika Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy pada 1962 menyatakan kepada penduduk AS dan dunia bahwa astronot Amerika akan menginjakkan kaki di bulan. Pernyataan dan sema-ngat PresidenKennedydisambutbaik dan seluruh penduduk Amerika seakan ikut terlibat karena menyangkut kebanggaan dan harga diri bangsa Amerika.
Dan, astronot Neil Armstrong menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di bulan pada 20 Juli 1969, hanya 7 tahun setelah Presiden Kennedy mengumandangkan cita-cita bangsa Amerika untuk menjadi negara terkemukadari semuanegara didunia. Demikian pula dengan per-usahaan, pimpinan puncak harus mendorong seluruh karyawan untuk bercita-cita besar melalui inovasi yang dikembangkan.
Cita-cita yang ingin dicapai harus sesuatu yang bahkan belum terpikirkan bagaimana mewujudkannya. Kedua, choose (memilih). Anda harus memilih sebelum proses inovasi dimulai. Memilih sasaran dari inovasi yang akan dikembangkan. Apakah untuk mengungguli produk best-seller di pasar? Apakah menyasar produk dengan harga yang sangat rendah namun dengan fitur dan mutu sama atau bahkan lebih baik?
Ataukah sama sekali baru yang belum pernah ada di pasar? Ketiga, discover (menemukan). Proses inovasi adalah seperti yang dilakukan oleh Thomas A. Edison di laboratoriumnya, tidak peduli berapa kali harusdilakukanpercobaan, selama belum ditemukan yang menjadi sasaran, terus dikerjakan dan tidak menyerah. Targetnya bukan berapa kali percobaan yang harus dilalui, akan tetapi target inovasi harus dicapai tidak peduli berapa kali dilakukan percobaan.
Sasaran itu mencakup solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pemakai; masalah yang betul-betul penting dan berdampak, kemudian penerapan teknologi yang menjadi bagian dari solusi, dan model bisnis yang mendatangkan uang dari penyelesaian masalah. Keempat, evolve (pengembangan).
Inovasi terhadap model bisnis dapat mengubah nilai ekonomis dari rangkaian mata rantai, diversifikasi alur keuntungan dan modifikasi model kiriman barang. Kehadiran teknologi seperti tablet dan telepon pintar mengubah model bisnis menjadi jauh lebih efisien karena kecepatan arus informasi yang dimungkinkan. Kelima, accelerate (akselerasi, percepatan).
Inovasi yang berlambat- lambat mengandung dua risiko, pertama ketika sudah terlaksana pasar sudah berubah dan kita kembali tertinggal, kedua timbul resistensi dari orang-orang dan departemen tertentu karena hilangnya kepercayaan dan keyakinan. Oleh karena itu selagi api semangat berkobar membara inovasi dituntaskan. Dalam proses inovasi hierarki panjang organisasi harus dipangkas.
Keenam, scale (skala). Apakah produk inovasi langsung masuk di pasar luas atau dilokalisir di daerah tertentu sebagai tes pasar? Apakah lebih cocok masuk di niche-market (pasar ceruk)? Perlu strategi yang tepat dengan hasil inovasi atas produk kita sebab salah masuk pasar dapat mengakibatkan produk inovasi gagal total. Ketujuh, extend (perpanjang), apakah produk inovasi merupakan produk tunggal ataukah merupakan bagian dari rentetan produk yang diluncurkan bertahap ke pasar, seperti halnya seri ”I” dari Apple, perlu dihitung dengan cermat.
Kedelapan, mobilize (mobilisasi). Budaya inovasi harus didorong dan dikembangkan bukan saja untuk memperoleh minat dan dukungan atas inovasi yang dikembangkan akan tetapi mendorong agar semua karyawan melihat semua aspek dan tanggung jawab masing-masing dan menyorotinya dengan kehendak dan inisiatif sendiri sehingga inovasi bukan saja terhadap produk dan layanan namun juga dalam keseluruhan kegiatan perusahaan.
DR ELIEZER H HARDJO PHD, CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) &
Ketua Institute Certified Professional Managers (ICPM)
Begitu banyak dan besar manfaat yang diperoleh perusahaan dari sebuah inovasi yang diterima pasar. Namun untuk melahirkan sebuah inovasi tidaklah mudah, terutama di perusahaan besar yang sudah sangat mapan dengan produk dan jasa layanan yang ada. Dari sisi lain, kesulitan itu timbul karena sekarang ini dengan dukungan teknologi dan IT semakin cepat lahir sebuah inovasi.
Sebaliknya, semakin pendek juga ketahanan dalam kurun waktu karena dengan mudah hasil inovasi kita akan ditiru perusahaanperusahaan lain yang malas mengerjakan dan mengembangkan inovasi sendiri. Mereka lebih senang mencontek, meniru dengan cara mengubah, memodifikasi sedikit di sana-sini, dan kemudian meluncurkannya ke pasar sebagai produk inovatif baru dengan harga yang jauh lebih murah, dan tidak jarang memenangkan pangsa pasar.
Melalui survei terhadap 2.500 eksekutif dari 300 perusahaan, perusahaan konsultan McKinsey menemukan delapan faktor penting untuk mengamankan inovasi yang kita kembangkan dan menjadi penghalang bagi yang ingin meniru. Delapan faktor penting ini dibagi dalam dua kelompok; empat faktor pertama bersifat strategis dan kreatif, sedangkan empat lainnya berkenaan dengan cara bagaimana mengelola inovasi dan menelurkan inovasi secara terus menerus, berulang kali dengan nilai tambah dan memberikan kontribusi yang berarti terhadap performa keseluruhan.
Pertama, aspire (cita-cita, keinginan). Mungkin sebagian dari kita masih mengingat ketika Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy pada 1962 menyatakan kepada penduduk AS dan dunia bahwa astronot Amerika akan menginjakkan kaki di bulan. Pernyataan dan sema-ngat PresidenKennedydisambutbaik dan seluruh penduduk Amerika seakan ikut terlibat karena menyangkut kebanggaan dan harga diri bangsa Amerika.
Dan, astronot Neil Armstrong menjadi orang pertama yang menginjakkan kaki di bulan pada 20 Juli 1969, hanya 7 tahun setelah Presiden Kennedy mengumandangkan cita-cita bangsa Amerika untuk menjadi negara terkemukadari semuanegara didunia. Demikian pula dengan per-usahaan, pimpinan puncak harus mendorong seluruh karyawan untuk bercita-cita besar melalui inovasi yang dikembangkan.
Cita-cita yang ingin dicapai harus sesuatu yang bahkan belum terpikirkan bagaimana mewujudkannya. Kedua, choose (memilih). Anda harus memilih sebelum proses inovasi dimulai. Memilih sasaran dari inovasi yang akan dikembangkan. Apakah untuk mengungguli produk best-seller di pasar? Apakah menyasar produk dengan harga yang sangat rendah namun dengan fitur dan mutu sama atau bahkan lebih baik?
Ataukah sama sekali baru yang belum pernah ada di pasar? Ketiga, discover (menemukan). Proses inovasi adalah seperti yang dilakukan oleh Thomas A. Edison di laboratoriumnya, tidak peduli berapa kali harusdilakukanpercobaan, selama belum ditemukan yang menjadi sasaran, terus dikerjakan dan tidak menyerah. Targetnya bukan berapa kali percobaan yang harus dilalui, akan tetapi target inovasi harus dicapai tidak peduli berapa kali dilakukan percobaan.
Sasaran itu mencakup solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh pemakai; masalah yang betul-betul penting dan berdampak, kemudian penerapan teknologi yang menjadi bagian dari solusi, dan model bisnis yang mendatangkan uang dari penyelesaian masalah. Keempat, evolve (pengembangan).
Inovasi terhadap model bisnis dapat mengubah nilai ekonomis dari rangkaian mata rantai, diversifikasi alur keuntungan dan modifikasi model kiriman barang. Kehadiran teknologi seperti tablet dan telepon pintar mengubah model bisnis menjadi jauh lebih efisien karena kecepatan arus informasi yang dimungkinkan. Kelima, accelerate (akselerasi, percepatan).
Inovasi yang berlambat- lambat mengandung dua risiko, pertama ketika sudah terlaksana pasar sudah berubah dan kita kembali tertinggal, kedua timbul resistensi dari orang-orang dan departemen tertentu karena hilangnya kepercayaan dan keyakinan. Oleh karena itu selagi api semangat berkobar membara inovasi dituntaskan. Dalam proses inovasi hierarki panjang organisasi harus dipangkas.
Keenam, scale (skala). Apakah produk inovasi langsung masuk di pasar luas atau dilokalisir di daerah tertentu sebagai tes pasar? Apakah lebih cocok masuk di niche-market (pasar ceruk)? Perlu strategi yang tepat dengan hasil inovasi atas produk kita sebab salah masuk pasar dapat mengakibatkan produk inovasi gagal total. Ketujuh, extend (perpanjang), apakah produk inovasi merupakan produk tunggal ataukah merupakan bagian dari rentetan produk yang diluncurkan bertahap ke pasar, seperti halnya seri ”I” dari Apple, perlu dihitung dengan cermat.
Kedelapan, mobilize (mobilisasi). Budaya inovasi harus didorong dan dikembangkan bukan saja untuk memperoleh minat dan dukungan atas inovasi yang dikembangkan akan tetapi mendorong agar semua karyawan melihat semua aspek dan tanggung jawab masing-masing dan menyorotinya dengan kehendak dan inisiatif sendiri sehingga inovasi bukan saja terhadap produk dan layanan namun juga dalam keseluruhan kegiatan perusahaan.
DR ELIEZER H HARDJO PHD, CM
Ketua Dewan Juri Rekor Bisnis (ReBi) &
Ketua Institute Certified Professional Managers (ICPM)
(bbg)