Bukopin Siapkan Obligasi Rp2 T
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada kuartal II tahun ini. Aksi korporasi tersebut diharapkan bisa menopang ekspansi bisnis perseroan.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, obligasi ini diharapkan dapat menopang ekspansi bisnis sekitar 15-17% serta dapat meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR). ”Mudah-mudahan dengan obligasi bisa naik CAR kita sekitar 15%, karena kan pada kuartal pertama saja CAR kita sekitar 14,65%. Dengan obligasi, kita bisa lebih tenang,” kata dia seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Bukopin di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, dengan penerbitan obligasi tersebut, kredit Bank Bukopin pada akhir 2015 diperkirakan tumbuh di kisaran 15%. Hingga akhir Maret 2015 kredit perseroan sebesar Rp55,3 triliun atau tumbuh 13,50% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Glen, dari total kredit yang disalurkan, sebagian besar diserap oleh sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yaitu mencapai Rp21,64 triliun dan kredit konsumer sebesar Rp7,59 triliun.
Pertumbuhan terbesar terjadi pada kredit mikro yang melonjak 53,39% menjadi Rp6,28 triliun, kemudian disusul kredit UKM yang tumbuh 16,46%. ”Sedangkan pada periode yang sama, kredit komersial yang disalurkan Bank Bukopin telah mencapai Rp19,83 triliun,” kata dia. Hingga kuartal I/2015 Bank Bukopin berhasil membukukan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp68,1 triliun, atau naik sekitar 15,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian dana pihak ketiga tersebut disumbangkan oleh tabungan yang meningkat 12,55% secara year-on-year menjadi Rp14,3 triliun dan deposito berjangka sebesar Rp44,7 triliun, tumbuh 22,52% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu. Namun karena tekanan akibat tingginya beban biaya dana dan kondisi makroekonomi sampai awal 2015 yang masih belum kondusif, posisi laba Bank Bukopin pada kuartal I turun 17,96% secara year-onyear menjadi Rp258 miliar (sebelum pajak).
Laba bersih perseroan pada periode yang sama tercatat sebesar Rp199 miliar. Di sisi lain, sepanjang kuartal I/2015 pendapatan bunga tumbuh 17,35% dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,9 triliun dan fee based income, meningkat secara signifikan sebesar 29,10% dari Rp207 miliar menjadi Rp268 miliar secara year-on-year. Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi Bukopin Adhi Brahmantya menambahkan, perseroan sudah mendaftar program branchless banking ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saat ini konsep branchless banking Bukopin sudah siap. Dia menyebut, pihaknya akan memanfaatkan unitunit PaymentPointOnlineBukopin (PPOB) sebagai bagian dari agen. Adapun, pada RUPSLB kemarin pemegang saham Bank Bukopin mengangkat tiga direktur baru, yang masih harus mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di Otoritas Jasa Keuangan. Ketiga calon direksi tersebut antara lain Eko Rachmansyah Gindo yang sebelumnya menjabat direktur utama PT Bank Victoria International Tbk.
Kemudian, Setiawan Sudarmaji sebelumnya menjabat sebagai general manager bisnis mikro Bank Bukopin dan Heri Purwanto yang sebelumnya mengisi posisi general manager regional IV PT Bank Bukopin Tbk. Sementara, dari jajaran komisaris, RUPSLB menunjuk Karya Budiana sebagai anggota baru dalam dewan komisaris.
Kunthi fahmar sandy
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengatakan, obligasi ini diharapkan dapat menopang ekspansi bisnis sekitar 15-17% serta dapat meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR). ”Mudah-mudahan dengan obligasi bisa naik CAR kita sekitar 15%, karena kan pada kuartal pertama saja CAR kita sekitar 14,65%. Dengan obligasi, kita bisa lebih tenang,” kata dia seusai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Bukopin di Jakarta kemarin.
Dia menambahkan, dengan penerbitan obligasi tersebut, kredit Bank Bukopin pada akhir 2015 diperkirakan tumbuh di kisaran 15%. Hingga akhir Maret 2015 kredit perseroan sebesar Rp55,3 triliun atau tumbuh 13,50% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Menurut Glen, dari total kredit yang disalurkan, sebagian besar diserap oleh sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yaitu mencapai Rp21,64 triliun dan kredit konsumer sebesar Rp7,59 triliun.
Pertumbuhan terbesar terjadi pada kredit mikro yang melonjak 53,39% menjadi Rp6,28 triliun, kemudian disusul kredit UKM yang tumbuh 16,46%. ”Sedangkan pada periode yang sama, kredit komersial yang disalurkan Bank Bukopin telah mencapai Rp19,83 triliun,” kata dia. Hingga kuartal I/2015 Bank Bukopin berhasil membukukan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp68,1 triliun, atau naik sekitar 15,33% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian dana pihak ketiga tersebut disumbangkan oleh tabungan yang meningkat 12,55% secara year-on-year menjadi Rp14,3 triliun dan deposito berjangka sebesar Rp44,7 triliun, tumbuh 22,52% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu. Namun karena tekanan akibat tingginya beban biaya dana dan kondisi makroekonomi sampai awal 2015 yang masih belum kondusif, posisi laba Bank Bukopin pada kuartal I turun 17,96% secara year-onyear menjadi Rp258 miliar (sebelum pajak).
Laba bersih perseroan pada periode yang sama tercatat sebesar Rp199 miliar. Di sisi lain, sepanjang kuartal I/2015 pendapatan bunga tumbuh 17,35% dari Rp1,6 triliun menjadi Rp1,9 triliun dan fee based income, meningkat secara signifikan sebesar 29,10% dari Rp207 miliar menjadi Rp268 miliar secara year-on-year. Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi Bukopin Adhi Brahmantya menambahkan, perseroan sudah mendaftar program branchless banking ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Saat ini konsep branchless banking Bukopin sudah siap. Dia menyebut, pihaknya akan memanfaatkan unitunit PaymentPointOnlineBukopin (PPOB) sebagai bagian dari agen. Adapun, pada RUPSLB kemarin pemegang saham Bank Bukopin mengangkat tiga direktur baru, yang masih harus mengikuti uji kepatutan dan kelayakan di Otoritas Jasa Keuangan. Ketiga calon direksi tersebut antara lain Eko Rachmansyah Gindo yang sebelumnya menjabat direktur utama PT Bank Victoria International Tbk.
Kemudian, Setiawan Sudarmaji sebelumnya menjabat sebagai general manager bisnis mikro Bank Bukopin dan Heri Purwanto yang sebelumnya mengisi posisi general manager regional IV PT Bank Bukopin Tbk. Sementara, dari jajaran komisaris, RUPSLB menunjuk Karya Budiana sebagai anggota baru dalam dewan komisaris.
Kunthi fahmar sandy
(bbg)