2015, Tahun Pertaruhan Jokowi-JK Hadapi Gejolak Harga
A
A
A
DEPOK - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Firmanzah menilai 2015 sebagai tahun pertaruhan bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla (Jokowi-JK) menghadapi gejolak kenaikan harga menjelang Ramadan dan Lebaran. Pasalnya ini tahun pertama kabinet kerja menghadapi Ramadan dan Lebaran.
"Ini tahun pertaruhan Jokowi-JK hadapi puasa, Lebaran sebab puasa dan Lebaran pertama di era Jokowi-JK," tegasnya kepada wartawan di Depok, Minggu (31/5/2015).
Mantan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menambahkan, menjelang Ramadan dan Lebaran pemerintah diuji dalam hal pengendalian harga, menjamin pasokan lancar, monitoring pendeteksian dini jika ada lonjakan harga di luar kewajaran.
Namun, dia menilai kenaikan harga wajar terjadi karena peningkatan kebutuhan. "Harga naik wajar enggak apa-apa kan demand tinggi. Tapi misalnya kalau cabai sampai naik 50%. Bawang saat ini belum masuk puasa saja sudah merangkak naik, bagaimana pemerintah merespond ini. Biar market tetap tenang," katanya.
Firmanzah menjelaskan, saat ini belum diketahui indikasi apa yang menyebabkan harga di pasar mulai merangkak naik. Namun Ramadan, akan meningkatkan kebutuhan masyarakat dalam hal kebutuhan pokok.
"Kita belum tahu kenapa, tetapi memang setiap menjelang puasa, konsumen akan meningkatkan pembelian kebutuhan pokok. Karena puasa maka keluarga akan menyempatkan makan dan berbuka di rumah makan bareng-bareng dengan keluarga. Kebutuhan minyak goreng, gula, beras, tepung tentu akan meningkat," kata Mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI ini.
Tak hanya menghadapi kenaikan harga, Firmanzah menilai pemerintahan Jokowi-JK juga akan dihadapkan pada masalah pengamanan mudik serta kenaikan tarif tiket angkutan mudik.
"Pengamanan mudik juga dari sisi harga transportasi, Menhub segera duduk bersama dengan penyedia jasa transportasi bahas kenaikan yang wajar. Belum lagi tiket kereta habis, keamanan juga ketertiban arus mudik, tak hanya ekonomi tetapi faktor keamanan dan kepolisian jadi perhatian," ungkapnya.
Pemerintah harus memastikan semua berjalan baik tak ada goncangan. Begitupun masalah isu kebutuhan daging sapi an persoalan harga.
"Harus dipastikan diantisipasi itu. Harus diamankan jangan jadi gejolak dan keresahan. Peak-nya harga sampai H+7 konsumsi meningkat, setelah itu kehidupan normal kembali. Pemerintahan Jokowi-JK harus bersiap puasa dan Lebaran ini, ini kesan pertama," tandasnya.
"Ini tahun pertaruhan Jokowi-JK hadapi puasa, Lebaran sebab puasa dan Lebaran pertama di era Jokowi-JK," tegasnya kepada wartawan di Depok, Minggu (31/5/2015).
Mantan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menambahkan, menjelang Ramadan dan Lebaran pemerintah diuji dalam hal pengendalian harga, menjamin pasokan lancar, monitoring pendeteksian dini jika ada lonjakan harga di luar kewajaran.
Namun, dia menilai kenaikan harga wajar terjadi karena peningkatan kebutuhan. "Harga naik wajar enggak apa-apa kan demand tinggi. Tapi misalnya kalau cabai sampai naik 50%. Bawang saat ini belum masuk puasa saja sudah merangkak naik, bagaimana pemerintah merespond ini. Biar market tetap tenang," katanya.
Firmanzah menjelaskan, saat ini belum diketahui indikasi apa yang menyebabkan harga di pasar mulai merangkak naik. Namun Ramadan, akan meningkatkan kebutuhan masyarakat dalam hal kebutuhan pokok.
"Kita belum tahu kenapa, tetapi memang setiap menjelang puasa, konsumen akan meningkatkan pembelian kebutuhan pokok. Karena puasa maka keluarga akan menyempatkan makan dan berbuka di rumah makan bareng-bareng dengan keluarga. Kebutuhan minyak goreng, gula, beras, tepung tentu akan meningkat," kata Mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI ini.
Tak hanya menghadapi kenaikan harga, Firmanzah menilai pemerintahan Jokowi-JK juga akan dihadapkan pada masalah pengamanan mudik serta kenaikan tarif tiket angkutan mudik.
"Pengamanan mudik juga dari sisi harga transportasi, Menhub segera duduk bersama dengan penyedia jasa transportasi bahas kenaikan yang wajar. Belum lagi tiket kereta habis, keamanan juga ketertiban arus mudik, tak hanya ekonomi tetapi faktor keamanan dan kepolisian jadi perhatian," ungkapnya.
Pemerintah harus memastikan semua berjalan baik tak ada goncangan. Begitupun masalah isu kebutuhan daging sapi an persoalan harga.
"Harus dipastikan diantisipasi itu. Harus diamankan jangan jadi gejolak dan keresahan. Peak-nya harga sampai H+7 konsumsi meningkat, setelah itu kehidupan normal kembali. Pemerintahan Jokowi-JK harus bersiap puasa dan Lebaran ini, ini kesan pertama," tandasnya.
(izz)