India Pangkas Suku Bunga Jadi 7,25%
A
A
A
MUMBAI - Bank Sentral India (Reserve Bank of India/RBI) kemarin memangkas suku bunga untuk ketiga kali tahun ini demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Adapun, inflasi di negara itu masih di bawah level yang ditargetkan.
RBI menurunkan tingkat suku bunga hingga 25 basis poin menjadi 7,25% dan berlaku sejak kemarin. Langkah RBI itu sesuai proyeksi para analis dan menjadi pemangkasan suku bunga ketiga oleh RBI dalam lima bulan. Dengan demikian, pemerintah telah memangkas suku bunga sebanyak 75 basis poin pada 2015.
Gubernur RBI Raghuram Rajan menjelaskan, pemangkasan suku bunga diperlukan untuk mendorong investasi. Rajan juga menyeru perbankan menurunkan biaya pinjaman pada para konsumen. ”Dengan pemanfaatan kapasitas domestik yang rendah serta berbagai indikator pemulihan dan lemahnya investasi serta pertumbuhan kredit, ada langkah pemangkasan suku bunga hari ini,” paparnya dalam pernyataan kebijakan RBI, dikutip kantor berita AFP.
RBI mengumumkan kebijakan dana murah pertama kali dalam 20 bulan pada Januari, dengan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Bank sentral kemudian membuat langkah mengejutkan dengan kembali memangkas suku bunga pada Maret, sebelum mempertahankan suku bunga tidak berubah pada April, mengaitkan dengan risiko inflasi dan kegagalan sebagian besar perbankan komersial untuk mengurangi suku bunga pinjaman. ”Perbankan harus meneruskan urutan pemangkasan suku bunga menjadi suku bunga pinjaman,” kata Rajan.
Gubernur RBI menjadikan kontrol inflasi sebagai prioritas dengan menetapkan target untuk tetap berada di bawah 6% hingga Januari tahun dengan dan 4% pada tahun fiskal 2016/2017. Pada April inflasi konsumen turun ke level terendah dalam empat bulan menjadi 4,87%, sesuai kisaran target RBI.
Dengan musim penghujan yang sudah datang, dan proyeksi kekuatannya lebih lemah dibandingkan sebelumnya, RBI mendesak pemerintah menjamin kecukupan suplai makanan untuk mengendalikan harga barang.”Kebijakan pangan dan manajemen yang kuat penting untuk membantu mempertahankan proyeksi inflasi dalam jangka pendek,” papar RBI setelah rapat review kebijakan moneter di Mumbai.
Pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang berkuasa sejak tahun lalu berjanji melakukan reformasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Modi juga meminta RBI menurunkan tingkat suku bunga. Pemerintah mendapat pujian pada pekan lalu saat data menunjukkan ekonomi India membukukan pertumbuhan tahunan 7,3%, dan melebihi China pada kuartal I/2015.
Meski demikian, para analis memperingatkan, pemerintah perlu menerapkan langkahlangkah baru untuk mendorong perekonomian. Tingkat pertumbuhan untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2015 sedikit lebih rendah dibandingkan 7,4% yang diprediksi Kementerian Statistik India pada Februari lalu.
Meski demikian, India tumbuh 7,5% pada kuartal IV, mengalahkan China. China membukukan pertumbuhan 7% pada kuartal I/2015. Data terbaru ini menjadi dorongan kuat bagi Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi setahun setelah dia terpilih.
Menteri Keuangan India Arun Jaitley menjelaskan, data terbaru itu menunjukkan perekonomian sedang pulih.”Manufaktur dan jasa mengindikasikan bahwa kita telah memiliki potensi tumbuh 8-9% dan lebih besar lagi,” ungkap Jaitley, dikutip kantor berita Press Trust of India .
”Sangat jelas bahwa ekonomi dalam kondisi pemulihan.” Data yang dirilis akhir pekan lalu merupakan data produk domestik bruto (PDB) pertama yang dirilis sejak pemerintah menerapkan formula baru untuk menghitung PDB.”Momentum ekonomi riil tidak menguat,” ujar Kepala Ekonom YES Bank Shubhada Rao, pada kantor berita AFP .
Menurut Rao, RBI masih perlu mengurangi suku bunga untuk ketiga kali pada tahun ini.”Sektor-sektor kunci seperti pertanian dan konstruksi melemah. Angka PDB ini sebagian besar didorong oleh pengumpulan pajak yang kuat. Pemerintah sekarang harus bergerak untuk mengatasi penurunan momentum ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Pemangkasan 25 basis poin dari RBI sudah jelas ada dalam opsi,” katanya.
”Dengan inflasi yang tetap lunak, langkah bank sentral menurunkan suku bunga hingga seperempat persen poin sangat dimungkinkan,” kata Dharmakirti Joshi, kepala ekonom lembaga rating Crisil. Joshi menambahkan, aktivitas ekonomi riil tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan.
Para analis masih tidak yakin tentang cara baru kalkulasi angka PDB. Pemerintah India mengubah caranya mengalkulasi PDB pada Januari. Para pejabat menyatakan, metode baru ini lebih mendekati standar internasional.
Syarifudin
RBI menurunkan tingkat suku bunga hingga 25 basis poin menjadi 7,25% dan berlaku sejak kemarin. Langkah RBI itu sesuai proyeksi para analis dan menjadi pemangkasan suku bunga ketiga oleh RBI dalam lima bulan. Dengan demikian, pemerintah telah memangkas suku bunga sebanyak 75 basis poin pada 2015.
Gubernur RBI Raghuram Rajan menjelaskan, pemangkasan suku bunga diperlukan untuk mendorong investasi. Rajan juga menyeru perbankan menurunkan biaya pinjaman pada para konsumen. ”Dengan pemanfaatan kapasitas domestik yang rendah serta berbagai indikator pemulihan dan lemahnya investasi serta pertumbuhan kredit, ada langkah pemangkasan suku bunga hari ini,” paparnya dalam pernyataan kebijakan RBI, dikutip kantor berita AFP.
RBI mengumumkan kebijakan dana murah pertama kali dalam 20 bulan pada Januari, dengan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Bank sentral kemudian membuat langkah mengejutkan dengan kembali memangkas suku bunga pada Maret, sebelum mempertahankan suku bunga tidak berubah pada April, mengaitkan dengan risiko inflasi dan kegagalan sebagian besar perbankan komersial untuk mengurangi suku bunga pinjaman. ”Perbankan harus meneruskan urutan pemangkasan suku bunga menjadi suku bunga pinjaman,” kata Rajan.
Gubernur RBI menjadikan kontrol inflasi sebagai prioritas dengan menetapkan target untuk tetap berada di bawah 6% hingga Januari tahun dengan dan 4% pada tahun fiskal 2016/2017. Pada April inflasi konsumen turun ke level terendah dalam empat bulan menjadi 4,87%, sesuai kisaran target RBI.
Dengan musim penghujan yang sudah datang, dan proyeksi kekuatannya lebih lemah dibandingkan sebelumnya, RBI mendesak pemerintah menjamin kecukupan suplai makanan untuk mengendalikan harga barang.”Kebijakan pangan dan manajemen yang kuat penting untuk membantu mempertahankan proyeksi inflasi dalam jangka pendek,” papar RBI setelah rapat review kebijakan moneter di Mumbai.
Pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi yang berkuasa sejak tahun lalu berjanji melakukan reformasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Modi juga meminta RBI menurunkan tingkat suku bunga. Pemerintah mendapat pujian pada pekan lalu saat data menunjukkan ekonomi India membukukan pertumbuhan tahunan 7,3%, dan melebihi China pada kuartal I/2015.
Meski demikian, para analis memperingatkan, pemerintah perlu menerapkan langkahlangkah baru untuk mendorong perekonomian. Tingkat pertumbuhan untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2015 sedikit lebih rendah dibandingkan 7,4% yang diprediksi Kementerian Statistik India pada Februari lalu.
Meski demikian, India tumbuh 7,5% pada kuartal IV, mengalahkan China. China membukukan pertumbuhan 7% pada kuartal I/2015. Data terbaru ini menjadi dorongan kuat bagi Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi setahun setelah dia terpilih.
Menteri Keuangan India Arun Jaitley menjelaskan, data terbaru itu menunjukkan perekonomian sedang pulih.”Manufaktur dan jasa mengindikasikan bahwa kita telah memiliki potensi tumbuh 8-9% dan lebih besar lagi,” ungkap Jaitley, dikutip kantor berita Press Trust of India .
”Sangat jelas bahwa ekonomi dalam kondisi pemulihan.” Data yang dirilis akhir pekan lalu merupakan data produk domestik bruto (PDB) pertama yang dirilis sejak pemerintah menerapkan formula baru untuk menghitung PDB.”Momentum ekonomi riil tidak menguat,” ujar Kepala Ekonom YES Bank Shubhada Rao, pada kantor berita AFP .
Menurut Rao, RBI masih perlu mengurangi suku bunga untuk ketiga kali pada tahun ini.”Sektor-sektor kunci seperti pertanian dan konstruksi melemah. Angka PDB ini sebagian besar didorong oleh pengumpulan pajak yang kuat. Pemerintah sekarang harus bergerak untuk mengatasi penurunan momentum ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Pemangkasan 25 basis poin dari RBI sudah jelas ada dalam opsi,” katanya.
”Dengan inflasi yang tetap lunak, langkah bank sentral menurunkan suku bunga hingga seperempat persen poin sangat dimungkinkan,” kata Dharmakirti Joshi, kepala ekonom lembaga rating Crisil. Joshi menambahkan, aktivitas ekonomi riil tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan.
Para analis masih tidak yakin tentang cara baru kalkulasi angka PDB. Pemerintah India mengubah caranya mengalkulasi PDB pada Januari. Para pejabat menyatakan, metode baru ini lebih mendekati standar internasional.
Syarifudin
(ftr)