Inflasi 0,5%, Deflasi Membayangi Korsel

Rabu, 03 Juni 2015 - 10:54 WIB
Inflasi 0,5%, Deflasi...
Inflasi 0,5%, Deflasi Membayangi Korsel
A A A
SEOUL - Tingkat inflasi Korea Selatan (Korsel) tetap di bawah target bank sentral pada Mei, saat rendahnya hargaminyakmentah menekan kenaikan harga konsumen.

” Inflasi bertahan sebesar 0,5% dari tahun sebelumnya,” ungkap Badan Statistik Korea, dikutip kantor berita AFP . Data inflasi itu menambah kekhawatiran terjadinya deflasi di negara ekonomi terbesar keempat Asia tersebut. Tingkat inflasi itu lebih tinggi dibandingkan 0,4% pada April, yang merupakan level terendah sejak 1999.

Kementerian Keuangan Korsel menyatakan, harga konsumen akan naik pada semester II/2015 karena peningkatan bertahap harga minyak internasional. Inflasi tetap jauh di bawah target bank sentral 2,5- 3,5% untuk hampir tiga tahun, rata-rata 1,3% pada 2014.

Meski tingkat suku bunga di level terendah, Bank Sentral Korsel memprediksi inflasi tahunan akan turun di bawah 1% pada 2015, meningkatkan kekhawatiran bahwa deflasi dapat mengganggu pasar properti. Ekspor yang mendorong perekonomian Korsel telah turun setiap bulan pada tahun ini, termasuk Mei.

Inflasi Korsel menyentuh level terendah dalam lebih dari 15 tahun pada Februari akibat turunnya harga minyak. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran tentang ancaman deflasi di negara itu. ”Harga konsumen naik 0,5% pada Februari dari tahun lalu, penurunan selanjutnya dari Januari yang sebesar 0,8%,” ungkap data Badan Statistik Korsel, dikutip kantor berita AFP .

Data Februari itu merupakan yang terendah sejak Juli 1999 saat harga konsumen naik 0,3%. Inflasi inti tidak termasuk harga minyak dan makanan, berada sebesar 2,3%, juga melemah dari Januari sebesar 2,4%. Inflasi tetap bertahan di bawah 1% selama tiga bulan berturut- turut karena penurunan harga minyak global yang melemah sekitar 50% dari nilainya sejak Juni.

Negara ekonomi terbesar keempat di Asia itu mengimpor hampir semua kebutuhan energinya dari luar negeri. Harga produk petrokimia turun 24% year on year (yoy). Adapun biaya jasa keperluan turun 2,5%. Inflasi tetap berada di bawah target Bank Sentral Korsel sebesar 2,5-3,5% selama hampir tiga tahun.

Kini Bank Sentral Korsel mendapat tekanan untuk memangkas suku bunga yang telah berada di level terendah dalam lebih dari empat tahun sebesar 2,0% untuk mengurangi ancaman deflasi. Bank Sentral Korsel pada Januari memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini menjadi 3,4% dari sebelumnya 3,9%.

Bank Sentral Korsel juga mengurangi outlook inflasi menjadi 1,9% dari 2,4%. Adapun, output industri Korsel turun 3,7% pada Januari, penurunan bulanan terbesar dalam enam tahun. Penurunan terjadi akibat melemahnya produksi mesin dan automotif.”Penurunan output industri terjadi dalam produksi pertambangan, manufaktur, gas, dan listrik, setelah peningkatan 3% pada Desember,” ungkap data Pemerintah Korsel, dikutip kantor berita AFP .

Tingkat pertumbuhan bulanan Korsel pada Desember merupakan yang tertinggi dalam lima tahun. Penurunan pada Januari merupakan yang paling tajam sejak Desember 2008, saat output turun 10,5%.

Syarifudin
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7597 seconds (0.1#10.140)