Gaya Klasik yang Tak Lekang Dimakan Zaman

Rabu, 03 Juni 2015 - 11:23 WIB
Gaya Klasik yang Tak Lekang Dimakan Zaman
Gaya Klasik yang Tak Lekang Dimakan Zaman
A A A
ZAMAN boleh berlalu dan berganti setiap waktu, namun kekokohan tradisi bisa jadi akan tetap terus terjaga dan berjaya.

Rumah sebagai salah satu bentuk bukti bangunan yang menjadi saksi bisu pergantian zaman akan bercerita banyak hal tentang kehidupan. Rumah dengan dekorasi eksterior yang rumit dan detail, ditambah kemegahan bangunan dan halaman menandakan citra diri rumah bergaya klasik. Rumah bergaya klasik sendiri memilik jenisnya masing-masing.

Menurut desainer interior Ary Juwono, rumah klasik terdiri dari tiga jenis yaitu rumah European, klasik Amerika, dan klasik tropikal. Untuk rumah yang bergaya klasik European, cirinya memiliki detail yang lebih banyak dari segi ukiran, furnitur, dan wallpaper- nya. Serta ukuran furniturnya lebih kecil dan ramping dikarenakan asal negara Eropa yang cenderung memiliki ruang yang tidak terlalu luas. Karena itu penataan interior dan furnitur lebih padat.

Kalau klasik Amerika cenderung memiliki ukuran furnitur yang lebih besar mewah, pilihan wallpaper-nya tidak sedetail dan seramai Eropa, baik bangunan maupun furniturnya. Dan memiliki ukuran furnitur yang lebih besar dan penataannya yang tidak terlalu padat seperi gaya Eropa. Dan yang ketiga adalah klasik tropikal, memiliki ciri dengan detailnya tidak terlalu banyak, tapi karena berada di negara tropis, jadi bukaan jendelanya lebih luas dan banyak.

Selain itu memiliki ukuran tinggi dari atas ke bawah karena tidak ada musim dingin dan selalu ada kanopi. Gaya ini terbagi dua, yang pertama klasik tropis yang terinsipirasi dari bangunan-bangunan Belanda, colonial style, dan yang kedua Mediteranian yang biasanya banyak curvenya. Adapun warnanya lebih cenderung kuning, cream, atau oranye.

Sebenarnya bangunan aslinya berwarna putih atau old white tapi ketika matahari terbenam, efek cahayanya membuat rumah-rumah ini terkesan oranye, seperti middle orange yang kuning kemerah-merahan. Gaya klasik Amerika lebih banyak berada di Jakarta, namun secara keseluruhan di Indonesia lebih banyak menggunakan tropis klasik bergaya kolonial. Menurut Ary, gaya rumah klasik saat ini mulai menjadi tren kembali karena adanya hotel di Jakarta yang mulai menggunakan gaya tropikal klasik.

Untuk bangunan gaya ini lebih banyak ditemukan di Semarang yang masih terjaga dengan baik. Di daerah Kebayoran Baru Jakarta selatan juga dapat ditemukan rumah tinggal yang indah dan nyaman bergaya kolonial yang memiliki halaman luas. Keistimewaannya dari rumah klasik adalah memberikan kesan lebih warm, hangat, dibanding rumah minimalis yang terkesan cool.

Hal yang perlu diperhatikan dari rumah bergaya klasik bahwa rumah tersebut memiliki detail ukiran dan materialnya juga banyak, maka membutuhkan perawatan yang banyak. Maka inilah yang menyebabkan rumah klasik menjadi mahal dan mewah.

Rumah bergaya klasik berawal dari selera sang penghuninya, dan biasanya sang penghuni rumah klasik menggambarkan identitas dirinya dari tampilan rumah bergaya klasik yang memiliki kesan simbol status tersendiri bagi sang penghuni.

Muhammad marwan
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2766 seconds (0.1#10.140)