Intan Baruprana Cari Pendanaan

Kamis, 04 Juni 2015 - 10:57 WIB
Intan Baruprana Cari Pendanaan
Intan Baruprana Cari Pendanaan
A A A
JAKARTA - PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) sepanjang tahun ini mencari pendanaan eksternal sebesar Rp1 triliun.

Pendanaan tersebut guna memenuhi kebutuhan pembiayaan baru (financing) sebesar Rp1,2 triliun. Presiden Direktur Intan Baruprana Finance, Jap Hartono mengatakan, dalam waktu dekat perseroan tengah menjajaki untuk mengajukan pinjaman oleh dua perbankan masingmasing sebesar Rp100-200 miliar. Sehingga, total pinjaman kedua perbankan tersebut bisa mencapai Rp400 miliar.

”Dalam 1-2 bulan ini kami akan memperoleh pinjaman bank senilai total Rp400 miliar, sedangkan kebutuhan pendanaan eksternal tahun ini sebesar Rp1 triliun,” kata Jap dalam paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Lebih lanjut dia menuturkan, hingga saat ini anak usaha PT Intraco Penta Tbk (INTA) telah memperoleh pendanaan dari 16 bank rekanan.

Pada akhir bulan lalu IBFN telah mendapatkan fasilitas pinjaman dari PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) sebesar Rp50 miliar. ”Selain pinjaman bank, kami juga tengah menjajaki menerbitkan obligasi maupun medium term notes (MTN), tapi kita perbaiki dulu rating-nya untuk mempermudah penerbitan obligasi,” paparnya.

Menurut Hartono, pendanaan eksternal guna mendukung pembiayaan perseroan hingga akhir tahun ini yang ditargetkan sebesar Rp1,2 triliun. Sementara, sisanya sebesar Rp200 miliar akan berasal dari kas internal perusahaan. Sementara, Direktur Keuangan Intan Baruprana Finance Samuel Adi Mulia menambahkan, hingga saat ini komposisi pendanaan existing perseroan sebagian besar yaitu 75% atau Rp1,3 triliun berupa pinjaman perbankan.

Sementara, sisanya sebesar 25% atau Rp300 miliar berupa MTN. ”Hingga akhir tahun ini komposisi pendanaan akan ada perubahan, ini jika ada pendanaan dari MTN tapi kalau tidak bank loan akan tetap lebih besar,” pungkasnya.

Terkait ekspansi ke depan, IBFN berencana melakukan diversifikasi usaha dengan menjajaki pembiayaan anjak piutang (factoring). Menurut Jap, diversifikasi usaha sebagai strategi perseroan menghadapi tantangan terhadap industri pertambangan yang tengah lesu pada saat ini. ”Kita juga akan masuk ke produk baru, masih dalam tahap rencana. Kita jajaki bisnis factoring, bisa tahun ini atau tahun depan, tergantung strateginya,” kata Jap.

Dia menjelaskan, alasan IBFN masuk ke pembiayaan anjak piutang untuk menambah portofolio perusahaan. Seperti diketahui, IBFN telah memiliki sejumlah produk pembiayaan investasi maupun modal kerja secara fleet financing.

Jap mengungkapkan, sektor pembiayaan yang telah dimiliki perseroan di antaranya retail di industri minyak dan gas, infrastruktur, transportasi, pertambangan, perkebunan, kehutanan, logistik, konstruksi, health care, hospitality business, serta industri lainnya dengan skema konvensional maupun syariah untuk mata uang rupiah maupun dolar AS.

”Sesuai peraturan OJK, kegiatan multifinancebisa lebih diperluas, kita lihat factoringlebih bagus dijajaki dan kami punya keahlian di sana,” tandasnya.

Heru febrianto
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0689 seconds (0.1#10.140)