Pemda Diminta Bantu Sukseskan Program 35.000 MW
A
A
A
DENPASAR - Pemerintah pusat meminta dukungan penuh pemerintah daerah (pemda) menyukseskan program percepatan pembangkit 35.000 megawatt (mw).
"Masalah utama saat ini bukan terletak pada investasi. Investasi clear tidak ada masalah tapi saat ini yang jadi pokok utama perizinan dan pembebasan lahan di daerah," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirmam Said di sela acara Forum Pemimpin Ketenagalistrikan ke-2 di Kantor PLN, Denpasar, Bali, Selasa (9/6/2015).
Kendati begitu, Sudirman optimistis pemimpin-pemimpin di daerah secara penuh mendukung terwujudnya program pembangkit 35.000 mw.
Dia menuturkan, target lima tahun bukan waktu lama. Karena itu, perlu tindakan luar biasa membangun sinergi antara pusat dengan daerah.
"Tidak sedikit yang meragukan tapi saya yakin bahwa itulah tantangan bersama untuk mewujudkan yang tidak mungkin jadi mungkin," ujarnya.
Sudirman mengatakan, tidak masalah banyak yang meragukan proyek ini, bahkan seakan-akan antara konsep dan realisasi terasa jauh. Namun, menurut dia, sekarang saatnya untuk memangkas jarak itu dengan scientific approach.
"PLN akan fokus pada perizinan dan pengadaan tanah. Apabila tidak di tekel sejak awal maka ini akan menjadi hambatan utama," kata dia.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menambahkan, terwujudnya proyek 35.000 mw merupakan tantangan bersama. Dia bertekad untuk mewujudkan target pemerintah tersebut.
"Saya yakin sekali justru itu tantangan bersama, mari bersama diwujudkan," ungkapnya.
Ketua Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN) Nur Pamudji mengatakan, terdapat 13 isu pengadaan lahan dan 10 isu perizinan. Namun pihaknya yakin akan segera bekerja dan membahas isu tersebut bersama kementerian/lembaga terkait.
Sementara Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan bahwa pembangunan pembangkit listrik tak terlepas dari pembangunan transmisi.
"Bagaimana pembangkit berjalan beriringan dengan pembangunan transmisi," kata dia.
Dia menambahkan, susksesnya pembangunan proyek percepatan 35.000 mw akan meningkatkan rasio elektrifikasi nasional mencapai 97% pada 2020. Tahun ini targetnya 87%, dengan mengatasi kekurangan pasokan di pulau-pulau terluar.
"Masalah utama saat ini bukan terletak pada investasi. Investasi clear tidak ada masalah tapi saat ini yang jadi pokok utama perizinan dan pembebasan lahan di daerah," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirmam Said di sela acara Forum Pemimpin Ketenagalistrikan ke-2 di Kantor PLN, Denpasar, Bali, Selasa (9/6/2015).
Kendati begitu, Sudirman optimistis pemimpin-pemimpin di daerah secara penuh mendukung terwujudnya program pembangkit 35.000 mw.
Dia menuturkan, target lima tahun bukan waktu lama. Karena itu, perlu tindakan luar biasa membangun sinergi antara pusat dengan daerah.
"Tidak sedikit yang meragukan tapi saya yakin bahwa itulah tantangan bersama untuk mewujudkan yang tidak mungkin jadi mungkin," ujarnya.
Sudirman mengatakan, tidak masalah banyak yang meragukan proyek ini, bahkan seakan-akan antara konsep dan realisasi terasa jauh. Namun, menurut dia, sekarang saatnya untuk memangkas jarak itu dengan scientific approach.
"PLN akan fokus pada perizinan dan pengadaan tanah. Apabila tidak di tekel sejak awal maka ini akan menjadi hambatan utama," kata dia.
Direktur Utama PLN Sofyan Basir menambahkan, terwujudnya proyek 35.000 mw merupakan tantangan bersama. Dia bertekad untuk mewujudkan target pemerintah tersebut.
"Saya yakin sekali justru itu tantangan bersama, mari bersama diwujudkan," ungkapnya.
Ketua Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN) Nur Pamudji mengatakan, terdapat 13 isu pengadaan lahan dan 10 isu perizinan. Namun pihaknya yakin akan segera bekerja dan membahas isu tersebut bersama kementerian/lembaga terkait.
Sementara Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan bahwa pembangunan pembangkit listrik tak terlepas dari pembangunan transmisi.
"Bagaimana pembangkit berjalan beriringan dengan pembangunan transmisi," kata dia.
Dia menambahkan, susksesnya pembangunan proyek percepatan 35.000 mw akan meningkatkan rasio elektrifikasi nasional mencapai 97% pada 2020. Tahun ini targetnya 87%, dengan mengatasi kekurangan pasokan di pulau-pulau terluar.
(rna)