Australia Selidiki Pembelian Rumah Ilegal
A
A
A
SYDNEY - Menteri Keuangan Australia Joe Hockey memperluas penyelidikan pembelian properti perumahan secara ilegal oleh para warga asing.
Sebanyak 200 penjualan properti diselidiki karena dianggap melanggar peraturan investasi. Harga properti perumahan di beberapa kota besar seperti Sydney dan Melbourne meningkat beberapa tahun terakhir. Muncul kekhawatiran bahwa pembelian properti oleh warga asing, terutama dari China, telah membuat harga properti naik.
”Kantor Pajak Australia menggunakan seluruh sumber daya pemerintah untuk sepenuhnya menyelidiki semua dugaan bahwa warga asing secara ilegal membeli real estat di Australia,” ungkap Hockey, dikutip kantor berita AFP . Menurut Hockey, saat ini ada 60 kasus yang sudah resmi diusut. ”Ini puncak gunung es. Kekuatan pencocokan data Kantor Pajak Australia sangat hebat. Dan, mereka akan memberi kita kekuatan untuk melihat langsung dalam sistem,” tuturnya.
Pemerintah Australia mengumumkan pemberantasan pembelian properti secara ilegal pada awal tahun ini. Mereka akan menegakkan aturan yang ketat bahwa warga asing hanya diizinkan membeli hunian baru, bukan properti pemukiman yang sudah ada. Hockey pada Maret mengeluarkan perintah divestasi pada rumah mewah di Sydney senilai USD30 juta yang dibeli secara ilegal sesuai aturan investasi asing oleh Evergrande Real Estate Group. Properti itu pun saat ini telah terjual.
Dia mengungkapkan bulan lalu bahwa ada 100 kasus pembelian properti ilegal yang sedang diselidiki, yang sekarang bertambah menjadi 200 kasus. Kementerian Keuangan Australia menyatakan, meluasnya penyelidikan itu mulai dari properti bernilai 300.000 dolar Australia hingga lebih dari 40 juta dolar Australia. Dalam satu kasus, pembeli asal luar negeri diselidiki memiliki 10 rumah di dua negara bagian di Australia.
”Kantor Pajak Australia menemukan peningkatan itu terkait penipuan pajak, serta pembelian real estat secara ilegal oleh entitas asing,” papar Hockey. Para investor asing yang telah membeli secara ilegal memiliki moratorium hingga 1 Desember untuk melapor. Hockey menambahkan, ada 24 kasus yang diselidiki itu melibatkan pelaporan sukarela oleh para pembeli. Hockey juga melaporkan pembelian properti oleh tetangganya karena khawatir itu diperoleh melalui ”alasan palsu”.
”Saya merujuk salah satu tetangga saya sendiri untuk investigasi dan ditemukan bahwa ya, mereka mendapat persetujuan tapi dengan alasan yang palsu. Saya menunggu perkembangan kasus itu,” tuturnya.
Harga properti perumahan di Sydney naik 15% pada tahun ini hingga 31 Mei, dengan nilai rata-rata 752.000 dolar Australia, menurut CoreLogic-RP Data. Harga rumah di Melbourne naik 9% selama periode yang sama dengan harga rata-rata 569.500 dolar Australia.
Syarifudin
Sebanyak 200 penjualan properti diselidiki karena dianggap melanggar peraturan investasi. Harga properti perumahan di beberapa kota besar seperti Sydney dan Melbourne meningkat beberapa tahun terakhir. Muncul kekhawatiran bahwa pembelian properti oleh warga asing, terutama dari China, telah membuat harga properti naik.
”Kantor Pajak Australia menggunakan seluruh sumber daya pemerintah untuk sepenuhnya menyelidiki semua dugaan bahwa warga asing secara ilegal membeli real estat di Australia,” ungkap Hockey, dikutip kantor berita AFP . Menurut Hockey, saat ini ada 60 kasus yang sudah resmi diusut. ”Ini puncak gunung es. Kekuatan pencocokan data Kantor Pajak Australia sangat hebat. Dan, mereka akan memberi kita kekuatan untuk melihat langsung dalam sistem,” tuturnya.
Pemerintah Australia mengumumkan pemberantasan pembelian properti secara ilegal pada awal tahun ini. Mereka akan menegakkan aturan yang ketat bahwa warga asing hanya diizinkan membeli hunian baru, bukan properti pemukiman yang sudah ada. Hockey pada Maret mengeluarkan perintah divestasi pada rumah mewah di Sydney senilai USD30 juta yang dibeli secara ilegal sesuai aturan investasi asing oleh Evergrande Real Estate Group. Properti itu pun saat ini telah terjual.
Dia mengungkapkan bulan lalu bahwa ada 100 kasus pembelian properti ilegal yang sedang diselidiki, yang sekarang bertambah menjadi 200 kasus. Kementerian Keuangan Australia menyatakan, meluasnya penyelidikan itu mulai dari properti bernilai 300.000 dolar Australia hingga lebih dari 40 juta dolar Australia. Dalam satu kasus, pembeli asal luar negeri diselidiki memiliki 10 rumah di dua negara bagian di Australia.
”Kantor Pajak Australia menemukan peningkatan itu terkait penipuan pajak, serta pembelian real estat secara ilegal oleh entitas asing,” papar Hockey. Para investor asing yang telah membeli secara ilegal memiliki moratorium hingga 1 Desember untuk melapor. Hockey menambahkan, ada 24 kasus yang diselidiki itu melibatkan pelaporan sukarela oleh para pembeli. Hockey juga melaporkan pembelian properti oleh tetangganya karena khawatir itu diperoleh melalui ”alasan palsu”.
”Saya merujuk salah satu tetangga saya sendiri untuk investigasi dan ditemukan bahwa ya, mereka mendapat persetujuan tapi dengan alasan yang palsu. Saya menunggu perkembangan kasus itu,” tuturnya.
Harga properti perumahan di Sydney naik 15% pada tahun ini hingga 31 Mei, dengan nilai rata-rata 752.000 dolar Australia, menurut CoreLogic-RP Data. Harga rumah di Melbourne naik 9% selama periode yang sama dengan harga rata-rata 569.500 dolar Australia.
Syarifudin
(ars)