Iptek Solusi Infrastruktur Hijau

Rabu, 10 Juni 2015 - 08:10 WIB
Iptek Solusi Infrastruktur Hijau
Iptek Solusi Infrastruktur Hijau
A A A
JAKARTA - Penerapan ilmu dan teknologi menjadi solusi untuk pembangunan infrastruktur ramah lingkungan di sektor kehutanan.

Karena itu, pembangunan infrastruktur selayaknya tetap mengedepankan prinsip kelestarian hutan dan ramah lingkungan. ”Tidak ada cara selain penggunaan teknologi untuk tujuan tersebut,” kata Dirjen Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Putera Parthama pada acara ”Indonesia Green Infrastructure Summit 2015” di Jakarta kemarin.

Pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan demi mendukung pembangunan Indonesia. ”Kalaupun pembangunan infrastruktur dengan terpaksa membuka hutan, maka pembukaan hutan harus seminimal mungkin,” katanya. Investasi kehutanan sendiri pada umumnya sudah memenuhi asas kelestarian dalam membangun infrastrukturnya. Industri bubur kayu dan kertas, misalnya, memanfaatkan hutan tanaman dan ikut menjaga keanekaragaman hayati yang ada di konsesinya.

”Untuk kebutuhan energinya, mereka memanfaatkan produk samping berupa black liquor sebagai bahan bakar yang berulangkali bisa dimanfaatkan, seperti yang dilakukan RAPP,” katanya. Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Tony Wenas mengungkapkan, pihaknya membangun pembangkit listrik berkekuatan 550 MW dengan memanfaatkan black liquor dan bahan sisa lainnya.

”Energi listrik yang dihasilkan selain dimanfaatkan untuk kebutuhan operasional, juga disalurkan untuk kebutuhan masyarakat di sekitar pabrik,” katanya. Tony menuturkan keberlanjutan adalah prinsip yang dilakukan perusahaan dalam pembangunan pabrik berkapasitas 2,8 juta bubur kayu dan 850.000 kertas. ”Kami juga fokus di hilirasi dengan investasi senilai Rp4 triliun untuk pembangunan paper mill 3 yang menggunakan teknologi baru untuk kertas premium,” tambah Tony.

Untuk pengelolaan hutan, lanjut Tony, pihaknya sejak 2005 mulai memberlakukan kajian hutan bernilai konservasi tinggi (high conservation value) untuk melindungi keanekaragaman hayati yang ada dalam konsesi perusahaan.

”Hingga kini sekitar 250.000 hektare (ha) hutan alam bernilai konservasi kami pertahankan. Kami juga menjalankan program eko-restorasi seluas 70.000 ha untuk merehabilitasi hutan yang rusak,” katanya.

Oktiani endarwati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7196 seconds (0.1#10.140)