BTN Terbitkan Obligasi Rp3 T
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap satu senilai Rp3 triliun dengan kupon yang ditawarkan berkisar 9,25-9,9%.
Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk pembiayaan perumahan subsidi dan nonsubsidi. ”Untuk rumah subsidi, kebutuhan dananya 90% ditanggung oleh pemerintah dan 10%- nya bank. Sehingga, kami harus memenuhi yang 10%. Salah satu caranya dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp3 triliun,” ujar Direktur Utama BTN Maryono seusai paparan publik Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap I Tahun 2015 di Jakarta kemarin.
Dia mengatakan, target dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap II ini dana senilai Rp6 triliun dalam waktu maksimal dua tahun. Namun, pada tahap I ini Bank BTN menawarkan sebanyak-banyaknya Rp3 triliun. Adapun, dana yang terkumpul dari hasil obligasi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam membiayai kredit rumah subsidi dan nonsubsidi serta menyukseskan program 1 juta rumah.
”Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari rencana strategis perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pendanaan sekaligus memperkuat struktur permodalan. Dengan penerapan rasio likuiditas terhadap pinjaman yang baru, maka loan to funding ratio (LFR) perseroan akan lebih longgar jika perhitungan dilakukan melalui mekanisme loan to deposit ratio (LDR),” ujar Maryono. Penerbitan Obligasi Berkelanjutan Tahap I tahun 2015 jelas akan lebih memperkecil posisi LFR Bank BTN.
”Kami optimistis, walaupun target kredit cukup tinggi karena pasar terbuka lebar dengan program pemerintah tentang gerakan satu juta rumah, di sisi lain likuiditas perseroan akan tetap terjaga baik,” katanya. Sementara, Direktur BTN Iman Nugroho Soeko menambahkan, obligasi ini akan ditawarkan dalam empat seri, yaitu Seri A dengan tenor tiga tahun kupon yang ditawarkan sebesar 9,25-9,4%.
Seri B bertenor lima tahun dengan kupon yang ditawarkan sebesar 9,35-9,6%. Seri C bertenor tujuh tahun dengan kupon 9,5-9,75%. Seri D bertenor sepuluh tahun dengan kupon yang ditawarkan sekitar 9,65-9,9%. ”Pembayaran kupon dilakukan secara triwulan dan pembayaran pertama pada 7 Oktober 2015,” kata Iman. Dalam rangka penerbitan obligasi berkelanjutan Bank BTN ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah memberikan peringkat instrumen idAA (double A).
Bank BTN juga didukung oleh PT BCA Sekuritas, PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Trimegah Securities Tbk sebagai pelaksana penjamin emisi. Direktur CIMB Securities Yuga Nugraha menambahkan, bookbuilding PUB II tahap I ini akan dilakukan pada 9-18 Juni 2015. Kemudian, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 Juni dan penawaran obligasi akan dilaksanakan pada 1-2 Juli. Sedangkan, penjatahan akan dilakukan pada 3 Juli dan pencatatan di BEI pada 8 Juli 2015.
”Kami yakin obligasi ini akan diserap oleh investor seperti obligasi BTN sebelumnya,” ujar Yuga. Lebih lanjut Iman mengungkapkan, perseroan berencana menerbitkan KIK EBA senilai Rp1,5 triliun dan EBA SP senilai Rp1,5 triliun untuk memenuhi pendanaan kredit setelah penerbitan obligasi ini.
Rakhmat baihaqi/ kunthi fahmar sandy
Dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk pembiayaan perumahan subsidi dan nonsubsidi. ”Untuk rumah subsidi, kebutuhan dananya 90% ditanggung oleh pemerintah dan 10%- nya bank. Sehingga, kami harus memenuhi yang 10%. Salah satu caranya dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan senilai Rp3 triliun,” ujar Direktur Utama BTN Maryono seusai paparan publik Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap I Tahun 2015 di Jakarta kemarin.
Dia mengatakan, target dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) tahap II ini dana senilai Rp6 triliun dalam waktu maksimal dua tahun. Namun, pada tahap I ini Bank BTN menawarkan sebanyak-banyaknya Rp3 triliun. Adapun, dana yang terkumpul dari hasil obligasi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam membiayai kredit rumah subsidi dan nonsubsidi serta menyukseskan program 1 juta rumah.
”Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari rencana strategis perusahaan dalam memenuhi kebutuhan pendanaan sekaligus memperkuat struktur permodalan. Dengan penerapan rasio likuiditas terhadap pinjaman yang baru, maka loan to funding ratio (LFR) perseroan akan lebih longgar jika perhitungan dilakukan melalui mekanisme loan to deposit ratio (LDR),” ujar Maryono. Penerbitan Obligasi Berkelanjutan Tahap I tahun 2015 jelas akan lebih memperkecil posisi LFR Bank BTN.
”Kami optimistis, walaupun target kredit cukup tinggi karena pasar terbuka lebar dengan program pemerintah tentang gerakan satu juta rumah, di sisi lain likuiditas perseroan akan tetap terjaga baik,” katanya. Sementara, Direktur BTN Iman Nugroho Soeko menambahkan, obligasi ini akan ditawarkan dalam empat seri, yaitu Seri A dengan tenor tiga tahun kupon yang ditawarkan sebesar 9,25-9,4%.
Seri B bertenor lima tahun dengan kupon yang ditawarkan sebesar 9,35-9,6%. Seri C bertenor tujuh tahun dengan kupon 9,5-9,75%. Seri D bertenor sepuluh tahun dengan kupon yang ditawarkan sekitar 9,65-9,9%. ”Pembayaran kupon dilakukan secara triwulan dan pembayaran pertama pada 7 Oktober 2015,” kata Iman. Dalam rangka penerbitan obligasi berkelanjutan Bank BTN ini, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) telah memberikan peringkat instrumen idAA (double A).
Bank BTN juga didukung oleh PT BCA Sekuritas, PT CIMB Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan PT Trimegah Securities Tbk sebagai pelaksana penjamin emisi. Direktur CIMB Securities Yuga Nugraha menambahkan, bookbuilding PUB II tahap I ini akan dilakukan pada 9-18 Juni 2015. Kemudian, pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 29 Juni dan penawaran obligasi akan dilaksanakan pada 1-2 Juli. Sedangkan, penjatahan akan dilakukan pada 3 Juli dan pencatatan di BEI pada 8 Juli 2015.
”Kami yakin obligasi ini akan diserap oleh investor seperti obligasi BTN sebelumnya,” ujar Yuga. Lebih lanjut Iman mengungkapkan, perseroan berencana menerbitkan KIK EBA senilai Rp1,5 triliun dan EBA SP senilai Rp1,5 triliun untuk memenuhi pendanaan kredit setelah penerbitan obligasi ini.
Rakhmat baihaqi/ kunthi fahmar sandy
(ars)