Masyarakat Protes Harga BBM Premium Naik Usai Lebaran

JAKARTA - Rencana PT Pertamina (Persero) untuk mengusulkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium setelah Lebaran banyak mendapat protes dari masyarakat.

Ditemui Sindonews, Pandu (26) yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini mengaku keberatan dengan rencana kenaikan harga premium. Sebab, kenaikannya sudah pasti akan membuat harga barang kebutuhan pokok ikut naik.

"Kalau bensin naik pasti harga kebutuhan ikutan naik. Enggak setuju lah (kenaikan harga premium). Beban makin bertambah," ucapnya kepada Sindonews di Jakarta, Sabtu (13/6/2015).

Terlebih, sambung pria berkacamata ini, kenaikan direncanakan pasca Hari Raya Idul Fitri yang notabenenya masyarakat masih disibukkan dengan euforia Lebaran. "Apalagi suasana Lebaran yang menyenangkan akan jadi beban sendiri kalau akhirnya premium benar dinaikkan," tegas dia.

Sementara itu, Annisa Hapsari (23) yang bekerja di wilayah Kebon Sirih meminta Pertamina dan pemerintah untuk mempertimbangkan rencana kenaikan tersebut. Setidaknya, kenaikan harga premium tidak dilakukan setelah Lebaran. (Baca: Harga Premium Naik Lagi Setelah Lebaran)

"Gaji dan THR (tunjangan hari raya) sudah habis untuk Lebaran. Ya mungkin bisa diatur lagi lah tiga bulan setelahnya," pungkas Annisa.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pertamina telah memberikan isyarat akan kembali menaikkan harga BBM jenis premium setelah Lebaran tahun ini.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang menjamin perseroan tidak akan menaikkan premium dan solar hingga Juli, namun kenaikan akan terjadi pada Agustus.

"Tapi pada Agustus sepertinya ada penyesuaian, tapi kita buat range-nya tidak akan selalu berubah. Kira-kira 3-6 bulan. Jadi supaya harga stabil. Nanti ada konsep ‎floor price sama ceilling price," kata dia.

Baca:

BBM Selama Ramadan-Lebaran Diharapkan Tak Naik

Sudirman Masih Kaji Pola Penetapan Harga BBM

DPR Minta Pertamina Tak Galau Tentukan Harga BBM