Jokowi Buka Pasar Rakyat Syariah
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Pasar Rakyat Syariah di Senayan, Jakarta, hari ini.
Dia mengatakan, peluang jasa keuangan dan ekonomi berbasis syariah masih terbuka lebar karena Indonesia memiliki demografi dengan kelas menengah yang terus bertumbuh.
“Kelas menengah ini memiliki kemampuan menabung dan berinvestasi yang tinggi serta membutuhkan layanan jasa keuangan yang kian beragam,” kata Jokowi dikutip dari laman Setkab, Minggu (14/6/2015).
Dia menilai, perluasan pangsa pasar keuangan syariah masih sangat terbuka mengingat data Bank Dunia 2014 mencatat hanya 36,1% dari orang dewasa di Indonesia yang memiliki account di lembaga keuangan formal.
Meski begitu, menurut Jokowi, pertumbuhan sektor jasa keuangan syariah masih belum secara optimal memanfaatkan potensi yang ada. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar keuangan syariah sampai dengan Maret 2015 baru 4,7%, dengan volume usaha Rp268,4 triliun.
Menurut Presiden Jokowi, jasa keuangan dan ekonomi syariah memiliki peran yang sangat stategis dalam pembangunan nasional. Jumlah nasabah keuangan syariah saat ini mencapai lebih 18 juta rekening.
Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah lembaga keuangan mikro terbesar di dunia dan negara penerbit sukuk negara terbesar, serta satu-satunya negara yang menerbitkan sukuk retail.
Jokowi berharap, modal awal itu terus dikembangkan agar menjadi pilar utama pembangunan nasional, khususnya melalui pengembangan UMKM dan pembiayaan infrastruktur.
“Kuncinya adalah membangun pemahaman masyarakat secara berkelanjutan, inovasi layanan, serta perlindungan kepada nasabah,” ujarnya.
Acara Pasar Rakyat Syariah yang diselenggarakan oleh OJK diikuti oleh 150 peserta industri keuangan. Dalam Pasar Rakyat Syariah kali ini digelar sejumlah acara, antara lain Expo Keuangan Syariah, edukasi perlindungan konsumen, 5K OJK Fun Run, peluncuran road map pengembangan perbankan syariah Indonesia dan workshop.
Dia mengatakan, peluang jasa keuangan dan ekonomi berbasis syariah masih terbuka lebar karena Indonesia memiliki demografi dengan kelas menengah yang terus bertumbuh.
“Kelas menengah ini memiliki kemampuan menabung dan berinvestasi yang tinggi serta membutuhkan layanan jasa keuangan yang kian beragam,” kata Jokowi dikutip dari laman Setkab, Minggu (14/6/2015).
Dia menilai, perluasan pangsa pasar keuangan syariah masih sangat terbuka mengingat data Bank Dunia 2014 mencatat hanya 36,1% dari orang dewasa di Indonesia yang memiliki account di lembaga keuangan formal.
Meski begitu, menurut Jokowi, pertumbuhan sektor jasa keuangan syariah masih belum secara optimal memanfaatkan potensi yang ada. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pangsa pasar keuangan syariah sampai dengan Maret 2015 baru 4,7%, dengan volume usaha Rp268,4 triliun.
Menurut Presiden Jokowi, jasa keuangan dan ekonomi syariah memiliki peran yang sangat stategis dalam pembangunan nasional. Jumlah nasabah keuangan syariah saat ini mencapai lebih 18 juta rekening.
Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah lembaga keuangan mikro terbesar di dunia dan negara penerbit sukuk negara terbesar, serta satu-satunya negara yang menerbitkan sukuk retail.
Jokowi berharap, modal awal itu terus dikembangkan agar menjadi pilar utama pembangunan nasional, khususnya melalui pengembangan UMKM dan pembiayaan infrastruktur.
“Kuncinya adalah membangun pemahaman masyarakat secara berkelanjutan, inovasi layanan, serta perlindungan kepada nasabah,” ujarnya.
Acara Pasar Rakyat Syariah yang diselenggarakan oleh OJK diikuti oleh 150 peserta industri keuangan. Dalam Pasar Rakyat Syariah kali ini digelar sejumlah acara, antara lain Expo Keuangan Syariah, edukasi perlindungan konsumen, 5K OJK Fun Run, peluncuran road map pengembangan perbankan syariah Indonesia dan workshop.
(rna)