Rupiah Berakhir Ambruk ke Rp16.325 per Dolar AS usai BI Rate Dipangkas

Rabu, 15 Januari 2025 - 18:28 WIB
loading...
Rupiah Berakhir Ambruk...
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terpantau ambruk ke zona merah, usai Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan alias BI rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) terpantau ambruk ke zona merah, usai Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan alias BI rate sebesar 25 bps menjadi 5,75%. Hari ini kurs rupiah terpantau melemah 55,5 poin atau 0,34% menjadi Rp16.325 per dolar AS.

Keterpurukan kurs rupiah juga terpantau dalam data JISDOR BI hari ini. Nilai rupiah tercatat jatuh ke Rp16.311/USD dibandingkan sesi sebelumnya pada posisi Rp16.265 per dolar AS.



Hal ini juga sejalan dengan sentimen global dan domestik. Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah ini juga disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu para pelaku pasar dengan hati-hati menunggu laporan indeks harga konsumen AS dan juga mencermati data ekonomi dengan saksama untuk melihat apakah data tersebut mendukung sikap hati-hati Fed terhadap suku bunga.

"Pasar sekarang mengantisipasi hanya satu penurunan suku bunga tahun ini, penyesuaian tajam dari ekspektasi sebelumnya yaitu empat kali penurunan sebelum pertemuan Fed pada bulan Desember, menurut Fedwatch," tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (15/1/2025).

Presiden terpilih Donald Trump yang akan memulai masa jabatan kedua minggu depan, fokus telah tertuju pada kebijakannya yang menurut para analis akan meningkatkan pertumbuhan dan tekanan harga. Ancaman tarif bersama dengan lebih sedikit penurunan suku bunga Fed yang diperkirakan telah mengangkat imbal hasil Treasury dan mendukung dolar AS.

Di sisi lain, Presiden Korea Selatan, Yoon ditangkap karena darurat militer Presiden Korea Selatan yang dimakzulkan Yoon Suk Yeol ditangkap pada hari Rabu atas upayanya yang gagal untuk menegakkan hukum militer pada akhir tahun 2024, menurut laporan media lokal.

Fokus minggu ini akan tertuju pada beberapa indikator ekonomi utama yang akan memberikan wawasan tentang kinerja ekonomi Tiongkok pada penutupan tahun 2024. Angka Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut untuk tahun 2024 akan dirilis pada hari Jumat. Selain itu, data produksi industri Desember, dan angka penjualan ritel juga akan dirilis pada hari Jumat.

Dari sentimen domestik, ada risiko global yang meningkat terutama dari kemungkinan terjadinya trade war 2.0 dan high-for-longer rate suku bunga The Fed, akan menyebabkan naiknya risk-off sentiment. Melebarkan current account deficit atau defisit transaksi berjalan, dan memicu capital outflow, yang berujung pada pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini akan memicu terjadinya imported inflation.

Oleh karena itu, dalam pertemuan hari ini, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,75%, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,00% dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,50%.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1169 seconds (0.1#10.24)