Kebiasaan Buruk Bikin Pemimpin Kurang Efektif

Minggu, 14 Juni 2015 - 19:16 WIB
Kebiasaan Buruk Bikin...
Kebiasaan Buruk Bikin Pemimpin Kurang Efektif
A A A
KETIKA Anda membuat kesalahan di tempat kerja, selalu ada godaan untuk menghindarinya dengan menyalahkan orang lain atau menjelaskan ada faktor di luar kendali, yang memberi kontribusi terhadap kegagalan Anda.

Namun para peneliti mengatakan bahwa pemimpin yang bertindak dengan cara tersebut dianggap kurang efektif daripada mereka yang mengakui kekurangan dan mencari solusi untuk memperbaikinya.

Dikutip dari Business Insider, para peneliti di Teachers College, Columbia University dan Center for Creative Leadership menyatakan, membela diri dapat mengurangi keinginan memperbaiki diri (belajar dari kesalahan) atau mengatasi masalah yang dihadapi organisasi mereka.

Keinginan belajar tersebut termasuk praktek-praktek, seperti mengevaluasi pengalaman dan berusaha berbuat lebih baik, mempertanyakan status quo, mengadopsi keterampilan baru dengan cepat hingga mengambil proyek-proyek tanpa jaminan keberhasilan.

Studi menemukan bahwa pemimpin yang belajar tekun lebih sukses, baik kontribusinya kepada pendapatan perusahaan maupun peringkat kepemimpinan.

Sementara sifat defensif menghambat kemampuan pemimpin untuk belajar dan keberhasilan mereka. Para peneliti melihat para pemimpin yang cenderung bertahan, umumnya dinilai kurang efektif dalam menyadari diri, komunikasi, kemampuan beradaptasi dan mencapai tujuan bisnis.

Data juga menunjukkan bahwa untuk mereka yang mencari umpan balik dan mencoba untuk belajar dari pengalaman, umumnya dinilai lebih efektif, termasuk dalam melaksanakan perubahan dan mengelola tim.

Jadi bagaimana Anda bisa meminimalkan sikap defensif dan menumbuhkan refleksi dalam gaya manajemen Anda?

Dalam hal meminimalkan sikap defensif, para peneliti merekomendasikan Anda sebaiknya menahan godaan untuk menanggapi umpan balik dengan segera dan berterima kasih kepada orang lain karena kemampuannya. Dengan cara itu, Anda tetap terbuka untuk memperbaiki diri, meski memberi ketidaknyamanan.

Terkait menumbuhkan refleksi, para peneliti menyarankan, untuk meninjau proyek terbaru dengan menanyakan apa yang terjadi, mengapa hal itu terjadi dan apa yang dapat Anda lakukan untuk memastikan keberhasilan di masa depan.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1093 seconds (0.1#10.140)