Harga Bawang Merah Turun Pascaoperasi Pasar

Minggu, 14 Juni 2015 - 18:38 WIB
Harga Bawang Merah Turun Pascaoperasi Pasar
Harga Bawang Merah Turun Pascaoperasi Pasar
A A A
JAKARTA - Harga bawang merah di pasar Induk Kramat Jati turun setelah Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bersama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan operasi pasar di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.

Sementara hari ini, keduanya mengecek efek dari operasi pasar yang dilakukan kemarin. Hasilnya, bila kemarin harga bawang merah di pasar Induk Keramat Jati Rp25.000/kilogram (kg), hari ini harga terpantau turun menjadi Rp20.000/kg setelah digelar operasi pasar komoditas bawang merah dengan harga Rp17.000/kg.

"Harga pagi tadi bawang merah super turun Rp20.000. Kemarin harga Rp25.000. Berarti operasi pasar ini efektif," kata dia di Pasar Induk Kramat Jati, Minggu (14/6/2015).

Memasuki Ramadan dan menjelang hari raya Lebaran, banyak harga kebutuhan pokok mulai naik, salah satunya bawang merah. Menurutnya hal ini bukan karena faktor permintaan saja, melainkan faktor psikologis. (Harga Jengkol Makin Harum, Beras Stabil)

Setelah menetapkan harga bawang merah di pasar, dia tidak menginginkan adanya pedagang eceran nakal. Karena itu, operasi pasar bawang merah ditujukan dijual langsung ke konsumen, bukan kepada bandar/grosir bawang merah.

"Kita menjamin kestabilan harga hingga Lebaran. Karenanya ini dijual langsung ke konsumen, bukan secara grosir, sehingga harga di pasar akan mengikuti, kalaupun lebih mahal, tapi tidak terlalu," jelas Mentan.

Karena itu, Kementan menerapkan strategi pemangkasan rantai tata niaga yang mencapai tujuh rantai menjadi empat rantai. Menurut Mentan, panjangnya rantai tata niaga tersebutlah yang memicu melonjaknya harga bawang merah.

"Kita pangkas rantai tata niaga dengan bersinergi bersama Bulog. Kita pasok pasar bawang merah dengan mengambil langsung dari petani bawang yang saat ini didatangkan dari sentra bawang merah di Brebes," ujar Mentan.

Dia mengimbau kepada pedagang bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati untuk menetapkan harga bawah merah tidak terlalu mahal.

"Saya imbau kepada para pedagang janganlah mengambil keuntungan terlalu besar. Karena bila harga mahal, sudah tentu akan ada upaya stabilisasi harga dari pemerintah dan langkah paling mudah pastinya ya impor. Dengan impor, petani negara lain yang makmur, sementara petani kita tetap menjerit," tuturnya.

Sementara dia menekankan bahwa target produksi bawang merah bulan depan sebanyak 120.000 ton/bulan, turun dibanding bulan ini sebanyak 140.000 ton.

(Baca: Harga Ayam & Daging Merangkak Naik Jelang Puasa)
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7298 seconds (0.1#10.140)