Bangun Dua Pabrik, PALM Siapkan Rp200 Miliar
A
A
A
JAKARTA - PT Provident Agro Tbk (PALM) mengalokasikan dana sebesar Rp200 miliar untuk membangun dua pabrik kelapa sawit (PKS) di Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kalimantan Barat (Kalbar).
Direktur Keuangan Provident Agro Davin Antonio Ridwan menjelaskan, saat ini perseroan telah memiliki tiga pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi mencapai 105 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Dua pabrik tersebut masingmasing bisa memproduksi 45 ton TBS per jam, sehingga total produksi kelapa sawit menjadi 195 ton TBS per jam.
”Anggaran pembangunan dua pabrik kelapa sawit tersebut mencapai Rp200 miliar. Kami harapkan bisa beroperasi akhir tahun ini atau paling lambat tahun depan,” kata Davin dalam paparan publik perseroan di Jakarta, akhir pekan lalu. Lebih lanjut dia menjelaskan, sepanjang tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp480 miliar.
Sebagian besar capex akan digunakan untuk pembangunan dua pabrik tersebut. ”Selain pembangunan PKS, sisa capex akan digunakan untuk modal pembangunan dan infrastruktur pengangkutan tandan buah segar dari kebun ke pabrik,” paparnya. Terkait sumber pendanaan capex, emiten perkebunan ini memperolehnya dari pinjaman perbankan.
Sementara, sisanya berasal dari dana operasional perusahaan. Total pinjaman bank untuk capex mencapai Rp200 miliar. ”Hingga semester I/2015 kami berharap serapan capex sudah mencapai 50% atau Rp240 miliar. Karena, kami menargetkan di kuartal III PKS di Kalbar sudah mulai beroperasi,” imbuhnya.
Sementara, Provident Agro hingga akhir tahun ini menargetkan peningkatan produksi TBS sebesar 25–26%. Tahun lalu perseroan telah memproduksi TBS inti sebesar 359.692 ton. Tahun ini TBS inti ditargetkan bisa mencapai 450.000 ton.
Presiden Direktur Provident Agro Tri Boewono menyatakan, hingga kuartal I/2015 luas penanaman baru perseroan mencapai 18 hektare (ha). Target tanam baru perseroan tahun ini memang tidak banyak karena lahan yang tersedia sudah mulai menipis.
”Sisa lahan kosong termasuk yang di wilayah Gorontalo mencapai hampir 30.000 ha, target tanam baru tahun ini memang tidak banyak,” pungkasnya.
Heru febrianto
Direktur Keuangan Provident Agro Davin Antonio Ridwan menjelaskan, saat ini perseroan telah memiliki tiga pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi mencapai 105 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Dua pabrik tersebut masingmasing bisa memproduksi 45 ton TBS per jam, sehingga total produksi kelapa sawit menjadi 195 ton TBS per jam.
”Anggaran pembangunan dua pabrik kelapa sawit tersebut mencapai Rp200 miliar. Kami harapkan bisa beroperasi akhir tahun ini atau paling lambat tahun depan,” kata Davin dalam paparan publik perseroan di Jakarta, akhir pekan lalu. Lebih lanjut dia menjelaskan, sepanjang tahun ini perseroan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp480 miliar.
Sebagian besar capex akan digunakan untuk pembangunan dua pabrik tersebut. ”Selain pembangunan PKS, sisa capex akan digunakan untuk modal pembangunan dan infrastruktur pengangkutan tandan buah segar dari kebun ke pabrik,” paparnya. Terkait sumber pendanaan capex, emiten perkebunan ini memperolehnya dari pinjaman perbankan.
Sementara, sisanya berasal dari dana operasional perusahaan. Total pinjaman bank untuk capex mencapai Rp200 miliar. ”Hingga semester I/2015 kami berharap serapan capex sudah mencapai 50% atau Rp240 miliar. Karena, kami menargetkan di kuartal III PKS di Kalbar sudah mulai beroperasi,” imbuhnya.
Sementara, Provident Agro hingga akhir tahun ini menargetkan peningkatan produksi TBS sebesar 25–26%. Tahun lalu perseroan telah memproduksi TBS inti sebesar 359.692 ton. Tahun ini TBS inti ditargetkan bisa mencapai 450.000 ton.
Presiden Direktur Provident Agro Tri Boewono menyatakan, hingga kuartal I/2015 luas penanaman baru perseroan mencapai 18 hektare (ha). Target tanam baru perseroan tahun ini memang tidak banyak karena lahan yang tersedia sudah mulai menipis.
”Sisa lahan kosong termasuk yang di wilayah Gorontalo mencapai hampir 30.000 ha, target tanam baru tahun ini memang tidak banyak,” pungkasnya.
Heru febrianto
(ftr)