Delta Dunia Makmur Sasar Kontrak Baru
A
A
A
JAKARTA - PT Delta Dunia Makmur Tbk tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar USD56 juta atau setara Rp728 miliar.
Dana sebesar itu dialokasikan untuk meningkatkan volume produksi batu bara perseroan. Emiten berkode DOID ini berambisi meningkatkan produksi dari tahun lalu sebesar 31 juta ton batu bara. ”Tahun ini kami menyiapkan belanja modal sebesar USD56 juta, kami juga akan menggenjot sejumlah kontrak baru pada tahun ini,” kata Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto di Jakarta kemarin.
Terkait sumber pendanaan capex, kata dia, seluruhnya akan berasal dari cash flow dan kas internal perusahaan. Saldo kas konsolidasi perseroan hingga kuartal I/2015 mencapai USD137 juta. Eddy mengungkapkan, salah satu anak usaha DOID yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) akan memperpanjang kontrak kerja sama dengan PT Adaro Indonesia hingga 2018 sebagai langkah memperkuat bisnis.
Tahun ini, kata Eddy, perusahaan yang bergerak di bidang distributor batu bara itu juga akan melakukan pembiayaan ulang (refinancing) sebesar USD50 juta atau setara Rp650 miliar (Rp13.000/USD). Aksi korporasi tersebut dilakukan perseroan sebagai upaya untuk menjaga liabilitas. ”Tahun ini kami akan melakukan pengurangan utang sekitar USD50 juta, dan akan dibayarkan kepada leasing maupun pihak perbankan,” kata Eddy.
DOIDjugaakanmenekan net debt to EBITDA dari posisi saat ini sebesar 2,5 kali. Dengan refinancing, diharapkan net debt to EBITDA bisa lebih rendah. ”Kami akan mulai membayar utang pada pertengahan tahun ini, terkait sumber pendanaan akan menggunakan kas internal pribadi perusahaan,” jelasnya.
Presiden Direktur Bukit Makmur Mandiri Utama Ronald Sutardja mengatakan, perseroan telah menjalin kerja sama dengan Adaro sejak 2002 silam, kemudian diperpanjang dalam kontrak selanjutnya pada 2009-2015. Sepanjang tahun lalu volume produksi batu bara Adaro mencapai 56,2 juta ton. Sementara, porsi BUMA dalam produksi tersebut sebesar 11%. ”Saat ini kami tengah siap untuk melakukan kontrak extension dengan Adaro hingga 2018,” kata Ronald. Menurutnya, kontrak kerja sama BUMA dengan Adaro seharusnya habis pada kuartal II/ 2015.
Meski demikian, perseroan tengah menjajaki untuk memperpanjang kontrak selama empat tahun ke depan. Perseroan pada tahun ini memang berambisi menambah jumlah kontrak baru. Hal tersebut sebagai upaya DOID untuk memperluas pelanggan dari produksi batu bara yang dihasilkan.
Sejumlah rekanan yang hingga saat ini masih menjalin kerja sama dengan DOID di antaranya PT Kideco, PT Berau Coal, PT Darma Henwa, dan PT Multi Tambangjaya Utama, anak usaha Indika Group.
Heru febrianto
Dana sebesar itu dialokasikan untuk meningkatkan volume produksi batu bara perseroan. Emiten berkode DOID ini berambisi meningkatkan produksi dari tahun lalu sebesar 31 juta ton batu bara. ”Tahun ini kami menyiapkan belanja modal sebesar USD56 juta, kami juga akan menggenjot sejumlah kontrak baru pada tahun ini,” kata Direktur Keuangan Delta Dunia Makmur Eddy Porwanto di Jakarta kemarin.
Terkait sumber pendanaan capex, kata dia, seluruhnya akan berasal dari cash flow dan kas internal perusahaan. Saldo kas konsolidasi perseroan hingga kuartal I/2015 mencapai USD137 juta. Eddy mengungkapkan, salah satu anak usaha DOID yakni PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) akan memperpanjang kontrak kerja sama dengan PT Adaro Indonesia hingga 2018 sebagai langkah memperkuat bisnis.
Tahun ini, kata Eddy, perusahaan yang bergerak di bidang distributor batu bara itu juga akan melakukan pembiayaan ulang (refinancing) sebesar USD50 juta atau setara Rp650 miliar (Rp13.000/USD). Aksi korporasi tersebut dilakukan perseroan sebagai upaya untuk menjaga liabilitas. ”Tahun ini kami akan melakukan pengurangan utang sekitar USD50 juta, dan akan dibayarkan kepada leasing maupun pihak perbankan,” kata Eddy.
DOIDjugaakanmenekan net debt to EBITDA dari posisi saat ini sebesar 2,5 kali. Dengan refinancing, diharapkan net debt to EBITDA bisa lebih rendah. ”Kami akan mulai membayar utang pada pertengahan tahun ini, terkait sumber pendanaan akan menggunakan kas internal pribadi perusahaan,” jelasnya.
Presiden Direktur Bukit Makmur Mandiri Utama Ronald Sutardja mengatakan, perseroan telah menjalin kerja sama dengan Adaro sejak 2002 silam, kemudian diperpanjang dalam kontrak selanjutnya pada 2009-2015. Sepanjang tahun lalu volume produksi batu bara Adaro mencapai 56,2 juta ton. Sementara, porsi BUMA dalam produksi tersebut sebesar 11%. ”Saat ini kami tengah siap untuk melakukan kontrak extension dengan Adaro hingga 2018,” kata Ronald. Menurutnya, kontrak kerja sama BUMA dengan Adaro seharusnya habis pada kuartal II/ 2015.
Meski demikian, perseroan tengah menjajaki untuk memperpanjang kontrak selama empat tahun ke depan. Perseroan pada tahun ini memang berambisi menambah jumlah kontrak baru. Hal tersebut sebagai upaya DOID untuk memperluas pelanggan dari produksi batu bara yang dihasilkan.
Sejumlah rekanan yang hingga saat ini masih menjalin kerja sama dengan DOID di antaranya PT Kideco, PT Berau Coal, PT Darma Henwa, dan PT Multi Tambangjaya Utama, anak usaha Indika Group.
Heru febrianto
(ars)