Kawasan Sub-urban Paling Diminati

Rabu, 17 Juni 2015 - 10:23 WIB
Kawasan Sub-urban Paling...
Kawasan Sub-urban Paling Diminati
A A A
Kawasan penyangga Ibu Kota semakin digandrungi masyarakat. Tingginya harga rumah di pusat kota membuat daerah penyangga kerap dijadikan alternatif tempat tinggal. Lalu, daerah mana saja yang menjadi favorit dan tren?

Lahan yang makin terbatas di Jakarta serta harga hunian yang kian melambung tinggi menjadi alasan kaum urban beralih ke wilayah sub-urban. Kawasan ini pun nyatanya menjadi incaran para pengembang properti. Beberapa kawasan penyangga yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi ialah Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Depok.Pada 2014 Colliers International Indonesia pernah merilis kisaran harga apartemen di keempat kota tersebut.

Bogor sekitar Rp10,7 juta per meter, Depok Rp12,6 juta per meter, Tangerang Rp13,5 juta per meter, dan Bekasi Rp11,5 juta per meter. Keempat kota ini seakan terus ”berdandan” untuk menjadi kota baru yang memiliki potensi bisnis menjanjikan. Akses jalan menuju pusat kota yang semakin baik dan masih banyak lahan kosong yang dapat dibangun hunian menjadikan daerah tersebut sasaran empuk bagi para pengembang properti.

Berdasarkan survei rumah123.com, Bogor unggul dengan persentase 37%, disusul Tangerang 30%, Bekasi 17%, dan Depok 16%. Tangerang yang selama ini menjadi kota paling diminati ternyata kalah pamor dengan Bogor. Sebab, berdasarkan survei sebelumnya, Tangerang merupakan kota kedua yang diminati setelah Jakarta Selatan. ”Hal ini disebabkan oleh kenaikan harga tanah di Tangerang yang semakin tinggi,” ujar Raetedy Refanatha selaku Head of Marketing Development Rumah123.

Selain itu, Raetedy menambahkan, harga properti di Bogor masih kompetitif dan tersedia dengan budget terbatas. ”Di bawah Rp500 juta ada, antara Rp500 juta sampai Rp1 miliar juga banyak,” ujarnya. Bogor pun seakan menjadi arena pertarungan pengembang besar, seperti Ciputra, PP Properti, Gapura Prima Group, Suryamas Group.

Udara di Bogor kerap dianggap sejuk sehingga dapat dijadikan alternatif kaum urban untuk melepas penat di Ibu Kota. Daerah seperti Cibinong, Cilebut, Jonggol, dan Cileungsi menjadi kawasan pemasok cluster rumah baru mencapai ribuan unit, dengan harga menengah ke bawah, yaitu sekitar Rp400 juta–500 juta.

Sementara itu, Citayam dan Parung Panjang hanya memasok ratusan unit rumah. Menurut Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto, peminat properti di Depok datang dari kalangan mahasiswa karena banyak perguruan tinggi yang berlokasi di kawasan yang dijuluki sebagai Kota Belimbing itu.

Saat ini Depok mulai dibanjiri apartemen baru, dari Jalan Margonda Raya hingga ke Sawangan. Bahkan di Jalan Margonda, beberapa apartemen dibangun dengan jarak yang berdekatan. Harga apartemen di Depok berkisar antara Rp400 juta sampai Rp800 juta. Selain itu, di kawasan Cinere, Beji, dan Cimanggis banyak dipasarkan cluster menengah ke bawah.

Harga yang ditawarkan berkisar antara Rp300 juta sampai Rp400 juta per unit untuk rumah tipe 36/72 dan 45/78. Kawasan Bekasi juga seakan menjadi arena pertarungan pengembang kelas kakap, seperti Agung Sedayu, Sinarmas Land, Lippo Group, Summarecon Agung. Mereka tidak hanya menjadikan Bekasi sebagai lahan bisnis hunian, melainkan juga membangun area komersial lengkap, seperti pendidikan, hiburan, restoran.

Wajar apabila harga rumah di Bekasi tiap tahun makin beranjak naik, bahkan menyentuh harga Rp2 miliaran. Kawasan di Bekasi saat ini yang paling diminati adalah Harapan Indah, Summarecon, Bekasi Barat, dan Cikarang. Harga tanah di Bekasi untuk pembangunan rumah tapak sekitar Rp5 juta per meter. Peningkatan harga yang fantastis ini juga disebabkan pembangunan proyek monorel yang akan membentang dari Cawang, Jakarta Timur, sampai Bekasi Timur.

Aprilia s andyna
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0465 seconds (0.1#10.140)